PASUKAN PANJI HITAM THE BLACK BANNER

Friday, May 13, 2011

Tanda Akhir Zaman: Syahidnya Usamah Bin Ladin, Zionisme Kristen, Dan Apokaliptisisme Amerika

Kami membunuh Osama, bukan untuk memerangi Islam. Tapi kami memerangi Osama demi perdamaian dunia Islam
Kata-kata itu betul-betul menyentak saya ketika diucapkan Obama pasca syahidnya Usamah Bin Ladin. Orang Islam mana yang mau dibohongi Obama atas kekejamannya selama ini dengan dalih perang melawan Al Qaidah adalah sebuah itikad menuju sebuah tata kemanusiaan. Tata kemanusiaan versi siapa? Tata kemanusiaan versi Amerika.
Kita tidak bisa memisahkan antara ucapan Obama dan semangat teokrasi Dajjalis ala bangsa sombong itu. Karena teologi dan kepentingan adalah dua sisi mata uang yang selalu dikorbankan Amerika lewat semangat Perang Salibnya.
Tentu kita masih ingat pada tanggal 16 September tahun 2001, ketika George Bush terang-terangan menyatakan bahwa perang melawan Usamah Bin Ladin adalah bentuk perang salib jilid II, “This crusade, this war on terrorism, is going to take a long time.“ Ini adalah perang salib. Ini adalah perang melawan terorisme yang akan memakan waktu lama.” Ucap Bush kala itu.
Robert Fisk, selaku Jurnalis senior The Independent London dan ahli masalah Timur Tengah langsung mengomentari pernyataan Bush dengan mengatakan, “Nampaknya Presiden Bush benar-benar yakin bahwa dia tengah memimpin Perang Salib. Beberapa hari yang lalu dia menggunakan istilah ini meskipun dia telah diingatkan.”
Syekh Usamah bin Ladin pun turut berujar, beliau menyatakan, “Bukankah Bush telah mengatakan sesungguhnya perang ini adalah perang salib. Dan bukankah ia juga mengatakan sesungguhnya perang ini akan memakan waktu yang sangat lama dan menargetkan 60 negara. Bukankah negara-negara Islam itu kurang lebih 60 negara?”.
Dan semangat Bush itu kini tengah diulangi Obama. Usamah hanyalah martir, batu loncatan, dan jembatan untuk menunggu nubuah Yeremia: Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Zion!
Zionisme Kristen dan Apokaliptisisme Amerika
Kevin Philips, dalam American Theocracy: The Peril and Politics of Radical Religion, Oil, and Borrowed Money in the 21st Century, seperti dikutip Profesor Abdul Hadi, menilai ada pengaruh fundamentalis Kristen yang radikal dalam pemerintahan Bush. Motif serbuan AS terhadap Negara-negara Timur Tengah tidak hanya disebabkan keinginan menguasai minyak dunia. Motif lain yang tersembunyi bersifat keagamaan, yaitu keinginan untuk mewujudkan “impian apokaliptik” yang melekat dalam dogma Kristen fundamentalis.
Apokaliptik sendiri adalah penyingkapan terhadap teks wahyu mengenai tanda-tanda akhir zaman berupa kejadian-kejadian dahsyat dan kerusakan besar disebabkan ulah Sang Perusak yang disebut Antichrist (orang Islam menyebutnya Dajjal). Untuk menyelamatkan umatnya yang beriman Isa Almasih akan turun dan memulihkan kembali kerajaan Tuhan di muka bumi dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.
Obama adalah seorang Kristen Zionis yang begitu taat sekaligus cerdas. Semangat misi zionis dalam jiwanya banyak tertuang dalam caranya membangkitkan militansi perang salib di tubuh pasukannya.
Kita masih ingat, Obama pernah mengatakan kepada Veteran Perang di tahun 2009 bahwa Amerika Serikat tidak memilih untuk bertempur di Afghanistan, tetapi terpaksa untuk menyerang negara itu untuk menghentikan serangan seperti 11 Spetember di masa depan.
Dengan semangat menggebu-gebu ia meyakinkan bahwa pemberontakan di Afghanistan tidak terjadi dalam semalam dan tidak akan dikalahkan dalam semalam. Seain itu, Obama juga memperingatkan warga Amerika bahwa pertempuran tidak akan berlangsung cepat atau mudah.
Arie De Kuper, dalam bukunya, “Mulai Dari Musa Dan Segala Nabi”, menilai Apokaliptisisme Fundamentalis Kristen dengan mentalitas pengusungan Negara Modern Israel adalah model Zionisme Kristen. Dan menariknya menurut De Kuper, semangat masuknya Zionisme Kristen di Amerika bersamaan dengan teologi Armagedon atau perang di akhir zaman dalam doktrin bible.

Sedangkan Pdt. Ioanes Rakhmat menilai bahwa berdirinya Negara Israel Modern pada 1948 dipandang kalangan Kristen Zionis sebagai sebetik berita profetis terbesar dalam abad ke-20, suatu kabar tentang pemenuhan terpenting dari nubuat Kitab Suci, antara lain Yeremia 3:14, 18:
“kembalilah, hai anak-anak murtad! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Zion … pada masa itu kaum Yehuda akan pergi kepada kaum Israel, dan mereka akan datang bersama-sama dari negeri utara ke negeri yang telah Kubagikan kepada nenek moyangmu menjadi milik pusaka.”
Oleh karenanya, ketika Israel memenangan Perang Enam Hari melawan Mesir, Yordania, dan Suriah, Nelson Bell, yang pada waktu itu menjadi editor majalah Christianity Today, menyuarakan perasaan-perasaan banyak orang Kristen evangelikal Amerika pada waktu itu.
Di dalam editorial majalah itu, Bell menulis, “untuk pertama kalinya di dalam kurun waktu lebih dari 2000 tahun Yerusalem kini sepenuhnya berada kembali dalam kekuasaan orang-orang Yahudi; dan fakta ini memberikan suatu kepercayaan yang dibarui dan tergairahkan kepada setiap orang yang mempelajari Alkitab bahwa Alkitab itu benar dan sah.”
Bayangkan, Perang Enam Hari itu dilegitimasi dengan penjelasan teologis oleh Zionis Kristen, ketika mereka menyatakan bahwa Allah ingin memberikan kepada umat-Nya bagian dari tanah yang tidak mereka terima pada tahun 1948. Hasil dari Perang Enam Hari adalah bahwa Yudea dan Samaria, dan Kota Lama Yerusalem, ibu kota kerajaan Daud, dikembalikan kepada pemilik semula.
Syahidnya Usamah Bin Ladin adalah satu tahap awal untuk membunuh para Ulama lainnya atas militansi perang Salib antara Zionisme Kristen yang didukung Israel melawan Islam. Ingat kita sudah berada di akhir zaman. Bukan saja dunia Islam yang merasakannya, termasuk Kristen dan Yahudi. Dan Obama betul-betul menemukan momentum pasnya untuk melebarkan sayap Zionisme seperti terlihat dalam antusiasme masyarakat pasca syahidnya Usamah.
Bayangkan kita sudah tidak bisa membedakan mana masyarakat sipil mana pemerintah AS, mereka semua turun ke jalan membunyikan mobil, menyalakan motor, menyetel Televisi siang malam dan menyebarkannya seluruh dunia, seakan akan mereka akan menyambut Sang Mata Satu turn ke bumi.
Dan mereka tampaknya serius menyambut momentum itu lewat Film 2012, Core, The Day After Tomorrow, Armageddon, The End of Evangelion, The Road Warrior. Di lagu mereka menulis Last Day on Earth (Duran Duran), Progenies of the Great Apocalypse (Dimnu Borgir) dan King of the World (Steely Dan).

Dan di Novel atau fiksi mereka mengangkat serial Left Behind (Tim LaHaye dan Jerry B. Jenkins), Its Only Temporary (Eric Shapiro) dan Survivors (Zion Ben-Jonah). Selamat Datang Di Akhir Zaman!

Syahidnya Usamah Bin Ladin semakin memanaskan situasi di Timur Tengah. Anggota forum Jihadis hari tanggal dua mei lalu mengatakan bahwa mereka akan melakukan pembalasan jika berita tersebut memang benar. Sebuah poster pada Forum Anshar berbahasa Arab bahkan dengan tegas berkata, "Allah akan membalas dendam pada Anda, Anda anjing Romawi, Allah akan membalas Anda tentara salib ... ini adalah tragedi."
Forum Online untuk Jihadis telah menjadi alat kunci bagi menyebarnya pesan dari Usamah bin Ladin dan orang keduanya Ayman al-Zawahiri, serta cabang-cabang regional Al Qaidah, seperti al Qaidah di Jazirah Arab di Yaman.
Sedangkan di forum Kebangkitan Islam, beberapa peserta forum menyarankan kematian Usamah bin Ladin harus diterima dan pemimpin baru akan ditemukan. Seorang warga negara Amerika yang memimpin pasukan militer untuk kelompok pejuang Islam Al-Shabaab yang terkait Al-Qaeda di Somalia bersumpah untuk membalas kematian Sheikh Usamah Bin Ladin dan mengatakan kekhalifahan global akan segera terbentuk. Bahkan HAMAS pun yang selama ini bersebrangan dengan Al Qaida jika ikut mengecam pembunuhan Usamah. Dan ini sangat menakutkan bagi Israel.
Melihat Fakta Bersatunya Umat Muslim
Kenapa saya katakan bahwa Israel sangat takut dengan persatuan Islam, sebab itu berarti tidak saja memang jumlah mereka kalah secara kuantitas, tapi akan terbangunnya milisi ideologis pada faksi-faksi Islam. Dan ini sangat mengerikan bagi Israel.
Saya pernah mendapat bocoran dari Wisnu Dzikrullah (Sahabat Al Aqsha), ketika ia ditahan oleh tentara zionis di Pelabuhan Ashdod. Saat itu Wisnu mencoba menatap tepat kedua mata tentara itu, dan anda tahu betapa kalapnya tentara Israel ketika dipelototi Wisnu. Dan anda bayangkan, jika di tiap tangan umat muslim ada sebuah senjata yang siap menyerang Israel dan Amerika, dan itu serempak dilakukan oleh 1,6 Milyar rakyat muslim dunia. Apa jadinya?
Menurut sebuah studi yang pernah dirilis bahwa jumlah kaum Muslimin diperkirakan akan
mencapai 2,2 miliar jiwa pada tahun 2030, dibandingkan dengan 1,6 miliar pada tahun 2010 yaitu mewakili 26,4 persen dari penduduk dunia, dibandingkan dengan 23,4 persen saat ini, sementara dalam tahun 1990,nisbat mereka belum melebihi 20 persen.

Bahkan Menurut BPS Palestina, jumlah rakyat Palestina saat ini meningkat delapan kali lipat sejak peristiwa pengusiran besar-besaran rakyat Palestina oleh Israel pada tahun 1948. Tepatnya pada tanggal 15 Mei 1948, Yahudi Zionis mengusir sekitar 700.000 rakyat Palestina dari rumah-rumah mereka, menyusul pengumuman pendirian negara Yahudi Israel sehari sebelumnya.
Ini tentu berbanding terbalik dengan orang Yahudi. Di Israel, memiliki anak adalah sebuah hal yang merepotkan. Banyak kelompok Yahudi memilih untuk tidak memiliki keturunan semata-mata persoalan dunia. Kecintaan mereka terhadap dunia membuat mereka berprinsip “banyak anak, banyak pengeluaran.”
Ustadz Abdurrahman Al Baghdadi, salah seorang Tokoh Ulama di Indonesia, dalam presentasinya tentang Revolusi Timur Tengah di Ponpes Husnayain bulan lalu, pernah mengatakan bahwa Revolusi Timur Tengah bisa kita lihat dalam segi positif yakni tentang kesadaran umat muslim bahwa mereka telah diperalat oleh Imperialisme dan raja-raja sekuler selama ini. Hal ini akan menjadikan umat muslim sadar pada posisinya dan bukti kedatangan Imam Mahdi akan semakin dekat.
American Messianic
Namun uniknya kaum Judeo Christ pun juga sama-sama menunggu sang Mesiah. Mereka sangat yakin messiah akan melindungi mereka melawan orang-orang Islam. Menurut Smithals Dictionary of the Hitory of Ideas (2004), seperti dikutip oleh Professor Abdul Hadi, berkembangnya apokaliptisisme di Amerika bermula dengan munculnya kelompok Adventis dan gerakan kesaksian Yehova atau Yahwe.
Di antara pokok ajaran kelompok ini ialah bahwa seorang yang beriman harus meyakini kehadiran Roh Kudus dalam diri manusia dan kedatangan Isa Almasih untuk kedua kalinya di dunia ini, Kecuali itu ia harus meyakini bahwa isi Bibel itu sepenuhnya benar, karena ia merupakan satu-satunya kitab yang diwahyukan.

Berdasarkan kepercayaan itu William Miller, pendeta yang merintis lahirnya kelompok Adventis pada abad ke-19, meramalkan bahwa Isa Almasih akan turun kembali ke dunia antara tahun 1843-4. Teolog lain Charles T. Russel mengemukakan bahwa Isa Almasih muncul secara rahasia pada tahun 1874 dan akan mulai mewujudkan misinya pada tahun 1914. Berdasarkan pengakuan Russel inilah Gerakan Kesaksian Yehova lahir.
Tetapi kebangkitan akan kepercayaan ini dalam arti sebenarnya bermula pada awal abad ke-20. Yaitu ketika Dwight L. Moody, seorang evangelis atau penginjil terkemuka, menerbitkan serial buku kecil yang diberi judul The Fundamentals pada tahun 1910. Tulisan-tulisannya merupakan tanggapan dan kritik keras terhadap berkembangnya teologi liberal dan sekularisme di AS. Berdasarkan judul serial buku Moody ini sebutan fundamentalisme terhadap gerakan keagamaan radikal diambil.

bersambung....

No comments:

Post a Comment

Popular Posts