PASUKAN PANJI HITAM THE BLACK BANNER

Monday, March 9, 2020

DUA PANGERAN KERAJAAN ARAB SAUDI DITAHAN

saya khawatir raja salman memang akan meninggal dalam waktu yang tidak lama lagi, mengenai kapan tepatnya hanya Allah SWT yang tahu. tetapi jika saat itu terjadi, maka kita tinggal menghitung mundur waktu kemunculan imam mahdi.
kemarin, saudi membuat keputusan berani dengan membatalkan perjanjian pembatasan produksi minyak dengan OPEC+ dan memberlakukan diskon harga minyak besar2an yang memicu gejolak pasar di seluruh dunia, belum lagi faktor Covid 19 yang semakin meluas.

saya lebih tertarik untuk fokus ke bidang di mana memang saya memiliki kompetensi yaitu ekonomi.
jujur, dua minggu ini saya sangat khawatir keadaan damai yang masih kita bisa nikmati sekarang akan segera berakhir. kejatuhan pasar saham dan surat utang mulai berakselerasi selama dua minggu ini, dan saya khawatir dalam beberapa minggu ke depan akan banyak perusahaan yang telah terbiasa berenang di danau hutang, menerbitkan global bond untuk membayar hutang lamanya kali ini tidak akan bisa berbuat banyak. pasar surat utang akan membeku dan gelombang gagal bayar akan lebih cepat terjadi. dana pensiun dan asuransi yang banyak dispekulasikan di pasar saham juga akan lenyap seketika. sudah lebih dari 3 trilyun dolar lenyap hanya dari pasar saham seluruh dunia selama minggu lalu, ini belum dihitung dengan banyaknya negara yang melakukan karantina di seluruh dunia dan menyebabkan produksi, konsumsi dan rantai pasokan global kacau.


Otoritas Arab Saudi menahan dua tokoh kerajaan yang paling menonjol atas dugaan upaya kudeta, sebagai upaya konsolidasi pemantaban kedudukan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), dan untuk menyingkirkan saingan yang dulunya pernah berposisi kuat sebagai pewaris tahta, kata orang yang tahu masalah itu. .
Penahanan itu terjadi Jumat 6/3/20 pagi dini hari (beberapa jam lalu), dimana beberapa pengawal  istana yang mengenakan topeng dan berpakaian hitam mendatangi rumah kedua pangeran itu, menggeledah dan kemudian menahan mereka, kata sumber itu.
Saudi Arabia's new crown prince, Prince Nayef bin Abdul Aziz al Saud
Ahmed Bin abdul Aziz                                        Muhammad Bin Nayef Bin abdul Aziz
Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al Saud adalah adik kandung Raja Salman, dan Pangeran Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz al Saud adalah keponakan raja Salman yang juga dikenal sebagai MBN, keduanya ditahan atas tuduhan makar .
Para pengawal Kerajaan itu disebut  juga menangkap salah satu saudara MBN.
Pengadilan kerajaan Saudi menuduh kedua anggota Kerajaan itu telah merencanakan kudeta untuk menggulingkan Raja dan Putra mahkota, kata sumber-sumber  yang mengetahui situasi tersebut.
Dua pria yang pernah berpeluang berada dalam antrian sebagai pewaris tahta itu sekarang berada di bawah ancaman hukuman penjara seumur hidup atau eksekusi mati, kata orang-orang yang akrab dengan situasi tersebut.
Detail dari tuduhan percobaan kudeta itu sendiri belum dapat dikonfirmasi.
Pangeran Ahmed dan MBN pernah menjabat  sebagai menteri dalam negeri (sampai 2012), sebuah posisi jabatab yang kuat dengan pengawalan pasukan dan layanan intelijen Arab Saudi. MBN memiliki hubungan dekat dengan intelijen AS dan dihormati karena pengetahuannya tentang keamanan dan ancaman teror di Timur Tengah.
Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, kedudukan mereka dalam keluarga kerajaan telah merosot  ketika Raja Salman mulai mengkonsolidasikan kekuasaannya  dan mengangkat putranya Mohammed bin Salman(MBS) sebagai putra mahkota dan penguasa sehari-hari di kerajaan.
Penangkapan tersebut berarti akan menutup kesempatan dua orang Pangeran yang bisa menjadi saingan MBS sebagai pewaris tahta, jika Raja Salman yang kini berusia 84 tahun itu meninggal atau memutuskan untuk turun tahta.
MBN tadinya adalah orang pertama dalam urutan pewaris  tahta Raja Salman hingga 2017, tapi kemudian diturunkan setelah  MBS diangkat sebagai Putra Mahkota.
Di awal-awal mulai menanjaknya posisi MBS, reformasi sosial dan ekonominya menyenangkan banyak petinggi Barat yang telah lama menyerukan agar Kerajaan  mencabut pembatasan terhadap perempuan dan mendorong ekonomi yang lebih beragam, daripada terus bergantung pada minyak.
Tetapi taktik sang pangeran untuk menindak korupsi, membungkam perbedaan pendapat dan meminggirkan rival sejak itu telah membuat  banyak (anggota Kerajan) mengasingkan diri ke  AS dan Eropa, terutama pada saat MBS mulai menjadi Putra mahkota.
Untuk mengerem korupsi, pada 2017 MBS meluncurkan jaring pengaman yang membuat banyak pengusaha dan bangsawan paling kuat di kerajaan itu dikurung di Hotel Ritz Ritz-Carlton dan dituduh merusak pemerintahan. Banyak yang baru dibebaskan setelah mau  membayar puluhan juta dolar ke pengadilan kerajaan.
Dalam menindak lanjuti perbedaan pendapat, Pangeran Mohammed (MBS) telah menangkap orang-orang yang mengkritik lewat medsos  atau lewat akun Twitter  yang mempertanyakan soal pemerintahannya.
Tahun lalu, orang-orang yang  bekerja untuk MBS juga pernah dituduh oleh Departemen Kehakiman AS telah membayar dua karyawan Twitter atas informasi pribadi tentang para pembangkang (pengkritik) itu.
Sementara itu, MBN selama bertahun-tahun pernah menjadi kontak tepercaya bagi pejabat keamanan dan intelijen AS. Sebagai kepala Badan Anti terorisme Arab Saudi, dia selalu berbagi informasi dengan para intelijen AS tentang sebuah serangan yang direncanakan, dan guna mendapat relasi di seluruh Departemen Luar Negeri (AS) dan Badan Intelijen Pusat CIA.
Banyak pejabat AS kecewa dengan pemecatan MBN pada tahun 2017, kata beberapa mantan pejabat intelijen dan Departemen Luar Negeri AS, karena mereka merasa dia adalah sekutu yang paling dapat diandalkan AS didalam keluarga Kerajaan.
MBN telah menjadi tahanan rumah untuk waktu yang lama sejak MBS menjadi Putra Mahkota, meskipun dia pernah muncul di acara-acara pribadi selama pertemuan investasi pada musim gugur yang lalu, kata orang yang akrab dengan masalah ini.
Peran Pangeran Ahmed lebih rumit. Sejak kematian pendiri Arab Saudi (ibnu Saud), posisi Putra mahkota telah berpindah dari satu putra ke putra berikutnya, selalu berpindah dari satu saudara ke saudara lelaki lainnya. Beberapa anggota keluarga kerajaan ingin melihat mahkota diberikan kepada Ahmed, saudara raja Salman daripada ke MBS, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini.
Sejak MBS menjadi Putra mahkota, pangeran Ahmed pada  sebagian besar waktunya menghindari politik ,  tetapi pada 2018 dia pernah membuat pernyataan yang mengkritik masalah didalam Kerajaan Arab Saudi kepada Raja Salman dan MBS ketika pengunjuk rasa mendatangi kediamannya  di London. Tidak lama kemudian,  Pengadilan Kerajaan mengirim utusan ke London untuk membujuk Pangeran Ahmed untuk kembali ke kerajaan. kata seseorang yang akrab dengan masalah ini,
“Kembali ke Saudi sekarang adalah kesalahan besar,” kenang seorang teman pangeran yang mengatakan kepadanya saat itu. Ahmed, kata orang ini, menjelaskan bahwa dia tidak khawatir karena, meski dia mempunyau hubungan yang buruk dengan MBS, tapi dia memiliki hubungan yang baik dengan saudaranya Raja Salman. tak lama kemudian Ahem kembalai ke kerajaan Saudi.
Sementara,  setelah itu Pangeran Ahmed lebih banyak menghindari tampil di depan umum,  dalam beberapa bulan terakhir para anggota keluarga kerajaan sering berbicara  bahwa dia telah membuang foto-foto Raja Salman dan MBS dari dinding ruang pertemuannya, yang merupakan tempat bagi mereka yang mengunjungi pangeran , kata seseorang yang berpartisipasi dalam diskusi tersebut.
MBN tidak pernah terlihat oleh publik sejak ia digeser dari sebagai Putra mahkota dalam sebuah “gerakan larut malam” oleh MBS. Kemudian dia tidak diizinkan meninggalkan Arab Saudi. Penampilannya di depan umum akhir tahun lalu memberi kesan bahwa ia mungkin akan diberi lebih banyak kebebasan. Tetapi beberapa bulan yang lalu,  MBS telah membuang para staf kunci disekitar MBN, termasuk seorang penjaga keamanan lamanya, dan menggantikan mereka dengan orang yang loyal kepada Kerajaan.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts