PASUKAN PANJI HITAM THE BLACK BANNER

Monday, February 27, 2012

Berdalih Membantu, Ujungnya Minta Imbalan Minyak Somalia

 “There no ain’t such thing as a free lunch” (Tidak ada makan siang gratis), kalimat ini cocok untuk melihat ulah Negara-negara Barat, khususnya Inggris memperlakukan Somalia.  Kabar terbaru menunjukkan, pemerintah Inggris berharap mendapat tempat di sektor industri energi Somalia dengan menjanjikan bantuan kemanusiaan, keamanan, dan rekonstruksi.

Koran Inggris, The Guardian (27/02/2012) menyinggung upaya pemerintah Inggris menguasai sektor minyak Somalia dan bahwa London sangat berharap mendapat bagian di sektor industri energi sebagai imbalan dari bantuan keamanusiaan dan keamanan.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, pekan lalu menggelar konferensi internasional soal Somalia dan mengharapkan bantuan dan upaya lebih besar dalam memberantas terorisme di Somalia.

Konferensi itu digelar setelah kunjungan mendadak Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, ke Mogadishu, ibukota Somalia. Dalam kunjungannya, Hague mengungkapkan terbukanya peluang baru rekonstruksi Somalia.

The Guardian juga menyinggung dialog yang sedang berlangsung antara para pejabat Inggris dan mitra mereka di Somalia soal sumber minyak di tenggara Somalia.
Menurut The Guardian, di saat Inggris saat ini sedang menerapkan politik penghematan menyusul krisis ekonomi, partisipasi London dalam industri minyak Somalia akan sangat bermanfaat bagi perekonomian Inggris. 

Menyinggung konferensi soal Somalia di London, The Guardian menilai pemerintah Inggris tengah menjalin "hubungan rahasia penuh resiko" dengan Somalia, karena sumber minyak negara itu.

Pengamat mengatakan, jauh dari fokus publik dari pertemuan puncak pekan lalu, pembicaraan yang terjadi di antara pejabat Inggris dan pihak Somalia membicarakan eksploitasi cadangan minyak yang telah dieksplorasi di wilayah timur laut Negara itu. Abdulkadir Abdi Hashi, Menteri Kerjasama Internasional Somalia di Puntland, mengatakan, Somalia utara-timur, di mana minyak pertama diharapkan akan bisa diambil bulan depan.
"Kami telah berunding dengan sejumlah pejabat tinggi Inggris menyangkut bantuan mereka di sektor manajemen sumber minyak. Mereka bersedia membantu memaksimalkan kapasitas pendapatan kami di sektor minyak," tambah Abdulkadir Abdi Hashi.

Perdana Menteri Somalia Abdiweli Mohamad Ali mengatakan, pemerintah memiliki sedikit pilihan selain untuk menarik perusahaan-perusahaan Barat ke Somalia dengan menawarkan sumber daya alam negara itu, yang meliputi minyak, gas dan cadangan besar uranium.
"Satu-satunya cara kita dapat membayar [perusahaan Barat] dalam bentuk, kita membayar dengan sumber daya alam sebesar nilai pasar yang wajar."

Inggris bukan satu-satunya negara yang ingin “menguasai” sumber daya alam yang luas di Somalia. Bulan terakhir ini, sebuah eksplorasi minyak mulai beraktivitas di Puntland oleh perusahaan Kanada, pengeboran pertama di Somalia selama 21 tahun. Hashi, yang menyegel transaksi minyak Afrika, mengatakan, minyak pertama diharapkan digali dalam 20 sampai 30 hari mendatang.

Somalia adalah negeri konflik, di mana kemiskinan paling buruk sedang melanda. Komite Unit Bencana Inggris DEC pernah mengatakan, distribusi bantuan ke Somalia merupakan paling sulit di dunia. Sebab, keamanan di negara yang tidak memiliki pemerintah nasional selama 20 tahun.

Barat, termasuk Inggris salah satu di antara negeri yang paling nyaring "memerangi" terorisme. Menteri Andrew Mitchell, pernah mengatakan, Somalia sarang terorisme dan "ancaman yang sangat langsung bagi keamanan Inggris."

Namun di sisi lain, Inggris memamerkan wajah iba,  dengan mengumumkan tawaran paket bantuan,  di negeri yang dilanda kekeringan di daerah Tanduk Afrika ini. Hanya saja, sayangnya, tawaran ini ada pamrih minyak.

Seperti diketahui, Somalia dikenal memiliki minyak dan cadangan gas dan beberapa sumber daya alam melimpah, termasuk uranium, besi dan seng.*

No comments:

Post a Comment

Popular Posts