Monday, June 18, 2012
Sejumlah foto bukti kekerasan di Arakan, para korban dan pengungsi Muslim Rohingya
BURMA Kekerasan di desa-desa Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine (Arakan) di Burma (Myanmar), meliputi pembunuhan, penjarahan, pembakaran, penangkapan masih berlangung. Badan-badan internasional, seperti PBB, masih tak berdaya menghadapi sekelompok etnis Buddha yang didukung pasukan gabungan 'keamanan' Rakhine.
Ribuan Muslim Rohingya telah gugur (semoga Allah menerima mereka) akibat dibantai oleh etnis Rakhine secara brutal. Puluhan ribu lainnya menjadi tunawisma dan sedang menderita kelaparan dan pengobatan di Arakan. Ini adalah foto-foto bukti dari kebiadaban yang dilakukan etnis Rakhine terhadap Muslim Rohingya.
Media-media Burma yang pro-Rakhine telah menyebarkan propaganda terkait Muslim Rohingya. Mereka menggambarkan bahwa Muslim Rohingya adalah teroris dan yang membunuh serta membakar rumah-rumah etnis Buddha Arakan. Salah satu bukti bahwa orang-orang etnis Rakhine-lah yang melakukan kekerasan adalah bisa dilihat dari pakaian mereka yang memakai pakaian khas Buddhis atau celana pendek. Perlu diketahui bahwa kebanyakan Muslim Rohingnya, mereka biasa memakai sarung selutut, mungkin sangat jarang yang terlihat memakai celana pendek. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa etnis Buddha menyamar berpakaian seperti Muslim Rohingya, buktinya saja, polisi Burma yang menangkapi para pemuda Rohingya yang kemudian disiksa, mereka diperlengkapi senjata untuk diambil gambar mereka dan disebarkan. Foto-foto ini diambil dari berbagai sumber di media Arakan dan sebagian dari video yang dipublikasikan di Youtube.
Cemas Mursi Menang, Israel Kerahkan Tank
Tank Israel
Langkah itu diambil Tel Aviv hanya beberapa jam setelah seorang pria Israel tewas dalam serangan lintas-perbatasan. Insiden itu terjadi tidak lama setelah Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza yang menewaskan dua warga Palestina.
Sementara itu, Moshe Yaalon, Deputi Perdana Menteri Rezim Zionis menuntut Tel Aviv untuk meninjau kembali hubungannya dengan Kairo, khususnya hubungan militer dan keamanan jika Mursi memenangkan pemilu.
Perkembangan pilpres di Mesir menjadi perhatian utama media dan politisi Israel. Para analis politik Israel sangat mengkhawatirkan naiknya kandidat presiden dari kubu Islam sebagai pemenang.
Saturday, June 16, 2012
Pangeran Nayef bin Abdul Aziz al-Saud Meninggal di Swiss
Pangeran Nayef menjadi menteri dalam negeri sejak tahun 1975, diangkat sebagai pewaris tahta, dan akan menggantikan Raja Saudi Abdullah, dan baru dinobatkan sebagai putera mahkota pada bulan Oktober, setelah kematian kakaknya, putera mahkota Pangeran Sultan.
Pemakaman putera mahkota Pangeran Nayef bin Abdulaziz al-Saud akan diselenggarakan Ahad, sore menjelang matahari terbenarm, ungkap seorang pejabat Saudi. Televisi Al Arabiya melaporkan bahwa Pangeran Nayef akan disholatkan Masjidil Haram, Mekkah. Pangeran Najef meninggal dunia di usia 78 tahun.
Amerika ingin melibatkan negara-negara lain hanya untuk melarikan diri
Hal yang mengherankan adalah Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mr. Leon Panetta yang juga telah bekerja sebagai kepala CIA, memberikan pernyataan kontradiksi dan tindakan-tindakannya itu tidak jelas. Pada 28 Mei, dia mengatakan kepada Tv IBC dalam sebuah wawancara bahwa "kami akan memiliki keberadaan permanen di Afghanistan dan kami tidak akan pergi kemanapun dari Afghanistan". Tetapi sehari sebelumnya di bulan yang sama, dia mengatakan kepada koran Washington Post bahwa "kami tidak memiliki keberadaan permanen di Afghanistan setelah 2012".
Wednesday, June 13, 2012
Muslim Xinjiang, Bertahan di Tengah Keterbatasan
Bicara Islam di Cina, maka harus menyertakan Xinjiang
di dalamnya. Mengapa? Ya, karena Xinjiang adalah rumah bagi setidaknya
sepertiga Muslim di Cina.
Dari total 25 juta Muslim di Negeri Tirai Bambu, sebanyak 8,5 juta di antaranya hidup di Xinjiang. Sementara, dari 300 ribu masjid di Cina, 23 ribu di antaranya ada di Xinjiang.
Xinjiang adalah sebuah daerah otonomi— bukan provinsi—di Cina. Nama lengkapnya adalah Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Wilayah ini berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara.
Dari total 25 juta Muslim di Negeri Tirai Bambu, sebanyak 8,5 juta di antaranya hidup di Xinjiang. Sementara, dari 300 ribu masjid di Cina, 23 ribu di antaranya ada di Xinjiang.
Xinjiang adalah sebuah daerah otonomi— bukan provinsi—di Cina. Nama lengkapnya adalah Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Wilayah ini berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara.
UPDATE/Pembunuhan, pembakaran dan penjarahan masih terus berlanjut di Sittwe dan Maungdaw Myanmar
Hanin Mazaya
Pembunuhan, pembakaran rumah dan penjarahan harta milik
Muslim Rohingya masih terus berlanjut di Sittwe dan Maungdaw oleh
polisi, Hluntin dan kelompok rasis Rakhine, ujar seorang pedagang dari
Sittwe."Hari ini (12/6/2012) sekitar pukul 11.30, desa Moliek, Hoshai Para, Amla Para dan Kun Dan Ward di Sittwe dibakar oleh sekelompok rasis Rakhine dengan kerjasama polisi dan Hluntin (polisi anti-huru-hara). Polisi dan Hluntin melepaskan tembakan ke arah desa-desa sementara Rakhine membakar desa-desa Rohingya."
Beberapa rumah telah menjadi abu dan beberapa orang tewas dan terluka akibat penembakan polisi musyrik dan Hluntin.
Menurut berbagai sumber, Nur Jahan (70), putrinya Kader, Thura Shwe (8), putra U Tin Shwe dan dua saudaranya Ma Ni Ni, Daw Lun Lun (29), adik Nuru Uddin dan saudaranya Sajida (23), Daw Hla Thein (53), putrinya U Maung Pru, Maung Tu Shay, telah tewas, mereka semua berasal dari desa Padi Like.
Tuesday, June 12, 2012
Rohingya, Potret Buram Muslim Myanmar/Rohingya dilupa Palestina dibela
"Kami meninggalkan Myanmar karena kami
diperlakukan dengan kejam oleh militer. Umat Muslim di sana kalau tidak
dibunuh, mereka disiksa," ujar seorang pengungsi, Nur Alam, seperti
dikutip BBC, beberapa waktu lalu.
Nur bersama 129 Muslim Rohingya begitu umat Islam yang tinggal di utara Arakan, Myanmar, biasa disebut terpaksa harus meninggalkan tanah kelahirannya.
Ia bersama kawan-kawannya nekat melarikan diri dari Myanmar dengan menumpang perahu tradisional sepanjang 14 meter. Mereka berjejalan di atas perahu kayu dengan bekal seadanya. Akibat mesin perahu yang mereka tumpangi rusak, Muslim Rohingya pun harus rela terkatung-katung di lautan yang ganas.
Hingga akhirnya, mereka ditemukan nelayan Aceh dalam kondisi yang mengenaskan. Menurut Nur, mereka terombang-ambing ombak di lautan ganas selama 20 hari. Kami ingin pergi ke Indonesia, Malaysia, atau negara lain yang mau menerima kami, tutur Nur. Demi menyelamatkan diri dan akidah, mereka rela kelaparan dan kehausan di tengah lautan.
Begitulah potret buram kuam Muslim Rohingya yang tinggal di bagian utara Arakan atau negara bagian Rakhine. Kawasan yang dihuni umat Islam itu tercatat sebagai yang termiskin dan terisolasi dari negara Myanmar atau Burma. Daerah itu berbatasan dengan Bangladesh.
Sejak 1982, Undang-Undang Kewarganegaraan Burma tak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar. Pemerintah di negara itu hanya menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau keturunannya. Terjebak dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti itu, kaum Rohingya pun memilih untuk meninggalkan Myanmar.
Tak mudah bagi mereka untuk melepaskan diri dari negara yang dikuasai Junta Militer itu. Tak jarang mereka harus mengalami kekerasan dan penyiksaan oleh pihak keamanan. Setelah mereka keluar dari negara tersebut, mereka tidak diperkenankan untuk kembali.
Selain itu, umat muslim Rohingya seperti terpenjara di tempat kelahirannya sendiri. Mereka tidak bisa bebas bepergian ke mana pun. Meskipun hanya ingin ke kota tetangga saja, pihak militer selalu meminta surat resmi. Saat ini, sekitar 200 ribu Muslim Rohingnya terpaksa tinggal di kamp pengungsi seadanya di Bangladesh.
Sebagian besar dari mereka yang tidak tinggal di tempat pengungsian resmi memilih untuk pergi ke negara lain melalui jalur laut, terutama melalui Laut Andaman. Kemudian, pihak Pemerintah Thailand juga mengabarkan bahwa mereka telah menahan sebanyak 100 orang Rohingya beberapa waktu yang lalu.
Pemerintah negeri Gajah Putih itu menolak menerima mereka sebagai pengungsi. Untuk mengatasi masalah ini, PBB sudah bergerak melalui salah satu organisasinya yang mengurusi pengungsi, UNHCR.
***
Populasi Muslim Rohingya di Myanmar tercatat sekitar 4,0 persen atau hanya sekitar 1,7 juta jiwa dari total jumlah penduduk negara tersebut yang mencapai 42,7 juta jiwa. Jumlah ini menurun drastis dari catatan pada dokumen Images Asia: Report On The Situation For Muslims In Burma pada Mei tahun 1997. Dalam laporan tersebut, jumlah umat Muslim di Burma mendekati angka 7 juta jiwa.
Mereka kebanyakan datang dari India pada masa kolonial Inggris di Myanmar. Sepeninggal Inggris, gerakan antikolonialisasi di Burma berusaha menyingkirkan orang-orang dari etnis India itu, termasuk mereka yang memeluk agama Islam. Bahkan, umat Muslim di Burma sering sekali menjadi korban diskriminasi.
Pada tahun 1978 dan 1991, pihak militer Burma meluncurkan operasi khusus untuk melenyapkan pimpinan umat Islam di Arakan. Operasi tersebut memicu terjadinya eksodus besar-besaran dari kaum Rohingya ke Bangladesh. Dalam operasi khusus itu, militer tak segan-segan menggunakan kekerasan yang cenderung melanggar hak asasi manusia.
Selain itu, State Law and Order Restoration Council (SLORC) yang merupakan rezim baru di Myanmar selalu berusaha untuk memicu adanya konflik rasial dan agama. Tujuannya untuk memecah belah populasi sehingga rezim tersebut tetap bisa menguasai ranah politik dan ekonomi.
Pada 1988, SLORC memprovokasi terjadinya pergolakan anti-Muslim di Taunggyi dan Prome. Lalu, pada Mei 1996, karya tulis bernada anti-Muslim yang diyakini ditulis oleh SLORC tersebar di empat kota di negara bagian Shan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kekerasan terhadap kaum Muslim.
Kemudian, pada September 1996, SLORC menghancurkan masjid berusia 600 tahun di negara bagian Arakan dan menggunakan reruntuhannnya untuk mengaspal jalan yang menghubungkan markas militer baru daerah tersebut. Sepanjang Februari hingga Maret 1997, SLORC juga memprovokasi terjadinya gerakan anti-Muslim di negara bagian Karen.
Sejumlah masjid dihancurkan, Alquran dirobek dan dibakar. Umat Islam di negara bagian itu terpaksa harus mengungsi. Burma Digest juga mencatat, pada tahun 2005, telah muncul perintah bahwa anak-anak Muslim yang lahir di Sittwe, negara bagian Rakhine (Arakan) tidak boleh mendapatkan akta kelahiran.
Hasilnya, hingga saat ini banyak anak-anak yang tidak mempunyai akta lahir. Selain itu, National Registration Cards (NRC) atau kartu penduduk di negara Myanmar sudah tidak diberikan lagi kepada mereka yang memeluk agama Islam.
***
Mereka yang sangat membutuhkan NRC harus rela mencantumkan agama Buddha pada kolom agama mereka.
Bahkan, Pemerintah Myanmar sengaja membuat kartu penduduk khusus untuk umat Muslim yang tujuannya untuk membedakan dengan kelas masyarakat yang lain. Umat Muslim dijadikan warga negara kelas tiga. Umat Islam di negera itu juga merasakan diskriminasi di bidang pekerjaan dan pendidikan.
Umat Islam yang tidak mengganti agamanya tak akan bisa mendapatkan akses untuk menjadi tentara ataupun pegawai negeri. Tak hanya itu, istri mereka pun harus berpindah agama jika ingin mendapat pekerjaan.
Pada Juni 2005, pemerintah memaksa seorang guru Muslim menutup sekolah swastanya meskipun sekolah itu hanya mengajarkan kurikulum standar, seperti halnya sekolah negeri, pemerintah tetap menutup sekolah itu.
Sekolah swasta itu dituding mengajak murid-muridnya untuk masuk Islam hanya karena sekolah itu menyediakan pendidikan gratis. Selain itu, pemerintah juga pernah menangkap ulama Muslim di Kota Dagon Selatan hanya karena membuka kursus Alquran bagi anak-anak Muslim di rumahnya. Begitulah nasib Muslim Rohingya.
Nasib buruk yang dialami Muslim Rohingya mulai mendapat perhatian dari Organisasi Konferensi Islam (OKI). Kantor berita Islam, IINA, pada 1 Juni 2011, melaporkan, Sekretariat Jenderal OKI yang bermarkas di Jeddah telah menggelar sebuah pertemuan dengan para pemimpin senior Rohingya. Tujuannya, agar Muslim Rohingya bisa hidup damai, sejahtera, dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Dalam pertemuan itu, para pemimpin senior Rohingya bersepakat untuk bekerja sama dan bersatu di bawah sebuah badan koordinasi. Lewat badan koordiansi itulah, OKI mendukung perjuangan Muslim Rohingya untuk merebut dan mendapatkan hak-haknya.
Pertemuan itu telah melahirkan Arakan Rohingya Union (ARU) atau Persatuan Rohingya Arakan. Lewat organisasi itu, Muslim Rohingya akan menempuh jalur politik untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami Muslim Rohingya. Semoga.
Muslim Myanmar dari suku Rohingya sudah hidup beratus-ratus tahun di bawah kekejaman junta militer Myanmar dan pemerintah Thailand. Akhir-akhir ini, pemerintah Bangladesh juga bersikap permissif terhadap para pengungsi yang telah berpuluh-puluh tahun tinggal diperbatasan.
Bandingkan dengan Gaza yang baru dikepung Israel 4 tahun lalu. Gitu aja langsung repot-repot kirim dokter, kapal, bantuan, bla-bla-bla lebay banget. Sekalian kampanye neh ya, siapa tahu dapet dana dari luar…..hwwwuuuaakk
Dalam hal ini, saya sangat salut kepada aparat TNI, khususnya TNI-AL dan masyarakat pesisir ACEH. Dalam menangani pengungsi perahu yang dibantai oleh Militer Thailand.
Militer Thailand memang sangat kejam, bahkan melebihi Israel. Jika mereka menemukan perahu-perahu milik pelarian Muslim Rohingya, mereka akan menyeret ke daratan.
Merampas barang berharga dan makanan, kemudian mempreteli mesin di perahu. Setelah cukup puas menyiksa. Manusia-manusia perahu Rohingya itu akan dinaikan ke perahu, lalu diseret ke lautan lepas.
Dan setelahnya … ya mereka akan terapung-apung di lautan lepas, mati satu persatu. Jika beruntung akan ada kapal asing yang akan menolong mereka, dan yang paling buntung, karena keberadaan mereka sudah dianggap sampah lautan. Kapal mereka akan ditabrak begitu saja oleh kapal yang lebih besar.
Jika biasanya aparat TNI bersikap tegas terhadap manusia perahu asal Afganistan atau Iran, tidak demikian dengan Muslim Rohingya.
TNI biasanya menemukan kapal mereka tanpa bendera, tanpa atap dan terombang-ambing oleh ombak. Para penumpangnya sudah sekarat karena berhari-hari tidak makan dan minum.
TNI kemudian akan menyeret kapal ini ke daratan, lalu menyemprot para penumpang dengan air tawar yang segar.
masyarakat pesisir yang kedatangan pun juga dengan sukarela membantu mereka. Bahkan membiarkan mereka tinggal di sekitar tempatnya dengan menjadi nelayan. Aparat TNI pun sepertinya enggan untuk menyerahkan ke pihak Imigrasi.
Bukalah matamu wahai aktivis muda Islam, mereka lebih dekat untuk ditolong daripada Palestina.
Nur bersama 129 Muslim Rohingya begitu umat Islam yang tinggal di utara Arakan, Myanmar, biasa disebut terpaksa harus meninggalkan tanah kelahirannya.
Ia bersama kawan-kawannya nekat melarikan diri dari Myanmar dengan menumpang perahu tradisional sepanjang 14 meter. Mereka berjejalan di atas perahu kayu dengan bekal seadanya. Akibat mesin perahu yang mereka tumpangi rusak, Muslim Rohingya pun harus rela terkatung-katung di lautan yang ganas.
Hingga akhirnya, mereka ditemukan nelayan Aceh dalam kondisi yang mengenaskan. Menurut Nur, mereka terombang-ambing ombak di lautan ganas selama 20 hari. Kami ingin pergi ke Indonesia, Malaysia, atau negara lain yang mau menerima kami, tutur Nur. Demi menyelamatkan diri dan akidah, mereka rela kelaparan dan kehausan di tengah lautan.
Begitulah potret buram kuam Muslim Rohingya yang tinggal di bagian utara Arakan atau negara bagian Rakhine. Kawasan yang dihuni umat Islam itu tercatat sebagai yang termiskin dan terisolasi dari negara Myanmar atau Burma. Daerah itu berbatasan dengan Bangladesh.
Sejak 1982, Undang-Undang Kewarganegaraan Burma tak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar. Pemerintah di negara itu hanya menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau keturunannya. Terjebak dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti itu, kaum Rohingya pun memilih untuk meninggalkan Myanmar.
Tak mudah bagi mereka untuk melepaskan diri dari negara yang dikuasai Junta Militer itu. Tak jarang mereka harus mengalami kekerasan dan penyiksaan oleh pihak keamanan. Setelah mereka keluar dari negara tersebut, mereka tidak diperkenankan untuk kembali.
Selain itu, umat muslim Rohingya seperti terpenjara di tempat kelahirannya sendiri. Mereka tidak bisa bebas bepergian ke mana pun. Meskipun hanya ingin ke kota tetangga saja, pihak militer selalu meminta surat resmi. Saat ini, sekitar 200 ribu Muslim Rohingnya terpaksa tinggal di kamp pengungsi seadanya di Bangladesh.
Sebagian besar dari mereka yang tidak tinggal di tempat pengungsian resmi memilih untuk pergi ke negara lain melalui jalur laut, terutama melalui Laut Andaman. Kemudian, pihak Pemerintah Thailand juga mengabarkan bahwa mereka telah menahan sebanyak 100 orang Rohingya beberapa waktu yang lalu.
Pemerintah negeri Gajah Putih itu menolak menerima mereka sebagai pengungsi. Untuk mengatasi masalah ini, PBB sudah bergerak melalui salah satu organisasinya yang mengurusi pengungsi, UNHCR.
***
Populasi Muslim Rohingya di Myanmar tercatat sekitar 4,0 persen atau hanya sekitar 1,7 juta jiwa dari total jumlah penduduk negara tersebut yang mencapai 42,7 juta jiwa. Jumlah ini menurun drastis dari catatan pada dokumen Images Asia: Report On The Situation For Muslims In Burma pada Mei tahun 1997. Dalam laporan tersebut, jumlah umat Muslim di Burma mendekati angka 7 juta jiwa.
Mereka kebanyakan datang dari India pada masa kolonial Inggris di Myanmar. Sepeninggal Inggris, gerakan antikolonialisasi di Burma berusaha menyingkirkan orang-orang dari etnis India itu, termasuk mereka yang memeluk agama Islam. Bahkan, umat Muslim di Burma sering sekali menjadi korban diskriminasi.
Pada tahun 1978 dan 1991, pihak militer Burma meluncurkan operasi khusus untuk melenyapkan pimpinan umat Islam di Arakan. Operasi tersebut memicu terjadinya eksodus besar-besaran dari kaum Rohingya ke Bangladesh. Dalam operasi khusus itu, militer tak segan-segan menggunakan kekerasan yang cenderung melanggar hak asasi manusia.
Selain itu, State Law and Order Restoration Council (SLORC) yang merupakan rezim baru di Myanmar selalu berusaha untuk memicu adanya konflik rasial dan agama. Tujuannya untuk memecah belah populasi sehingga rezim tersebut tetap bisa menguasai ranah politik dan ekonomi.
Pada 1988, SLORC memprovokasi terjadinya pergolakan anti-Muslim di Taunggyi dan Prome. Lalu, pada Mei 1996, karya tulis bernada anti-Muslim yang diyakini ditulis oleh SLORC tersebar di empat kota di negara bagian Shan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kekerasan terhadap kaum Muslim.
Kemudian, pada September 1996, SLORC menghancurkan masjid berusia 600 tahun di negara bagian Arakan dan menggunakan reruntuhannnya untuk mengaspal jalan yang menghubungkan markas militer baru daerah tersebut. Sepanjang Februari hingga Maret 1997, SLORC juga memprovokasi terjadinya gerakan anti-Muslim di negara bagian Karen.
Sejumlah masjid dihancurkan, Alquran dirobek dan dibakar. Umat Islam di negara bagian itu terpaksa harus mengungsi. Burma Digest juga mencatat, pada tahun 2005, telah muncul perintah bahwa anak-anak Muslim yang lahir di Sittwe, negara bagian Rakhine (Arakan) tidak boleh mendapatkan akta kelahiran.
Hasilnya, hingga saat ini banyak anak-anak yang tidak mempunyai akta lahir. Selain itu, National Registration Cards (NRC) atau kartu penduduk di negara Myanmar sudah tidak diberikan lagi kepada mereka yang memeluk agama Islam.
***
Mereka yang sangat membutuhkan NRC harus rela mencantumkan agama Buddha pada kolom agama mereka.
Bahkan, Pemerintah Myanmar sengaja membuat kartu penduduk khusus untuk umat Muslim yang tujuannya untuk membedakan dengan kelas masyarakat yang lain. Umat Muslim dijadikan warga negara kelas tiga. Umat Islam di negera itu juga merasakan diskriminasi di bidang pekerjaan dan pendidikan.
Umat Islam yang tidak mengganti agamanya tak akan bisa mendapatkan akses untuk menjadi tentara ataupun pegawai negeri. Tak hanya itu, istri mereka pun harus berpindah agama jika ingin mendapat pekerjaan.
Pada Juni 2005, pemerintah memaksa seorang guru Muslim menutup sekolah swastanya meskipun sekolah itu hanya mengajarkan kurikulum standar, seperti halnya sekolah negeri, pemerintah tetap menutup sekolah itu.
Sekolah swasta itu dituding mengajak murid-muridnya untuk masuk Islam hanya karena sekolah itu menyediakan pendidikan gratis. Selain itu, pemerintah juga pernah menangkap ulama Muslim di Kota Dagon Selatan hanya karena membuka kursus Alquran bagi anak-anak Muslim di rumahnya. Begitulah nasib Muslim Rohingya.
Nasib buruk yang dialami Muslim Rohingya mulai mendapat perhatian dari Organisasi Konferensi Islam (OKI). Kantor berita Islam, IINA, pada 1 Juni 2011, melaporkan, Sekretariat Jenderal OKI yang bermarkas di Jeddah telah menggelar sebuah pertemuan dengan para pemimpin senior Rohingya. Tujuannya, agar Muslim Rohingya bisa hidup damai, sejahtera, dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Dalam pertemuan itu, para pemimpin senior Rohingya bersepakat untuk bekerja sama dan bersatu di bawah sebuah badan koordinasi. Lewat badan koordiansi itulah, OKI mendukung perjuangan Muslim Rohingya untuk merebut dan mendapatkan hak-haknya.
Pertemuan itu telah melahirkan Arakan Rohingya Union (ARU) atau Persatuan Rohingya Arakan. Lewat organisasi itu, Muslim Rohingya akan menempuh jalur politik untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami Muslim Rohingya. Semoga.
Rohingya dilupa Palestina dibela
Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, tapi semut di seberang lautan nyata terlihat. Itu adalah ungkapan saya untuk teman-teman yang sangat getol membela Palestina.Muslim Myanmar dari suku Rohingya sudah hidup beratus-ratus tahun di bawah kekejaman junta militer Myanmar dan pemerintah Thailand. Akhir-akhir ini, pemerintah Bangladesh juga bersikap permissif terhadap para pengungsi yang telah berpuluh-puluh tahun tinggal diperbatasan.
Bandingkan dengan Gaza yang baru dikepung Israel 4 tahun lalu. Gitu aja langsung repot-repot kirim dokter, kapal, bantuan, bla-bla-bla lebay banget. Sekalian kampanye neh ya, siapa tahu dapet dana dari luar…..hwwwuuuaakk
Dalam hal ini, saya sangat salut kepada aparat TNI, khususnya TNI-AL dan masyarakat pesisir ACEH. Dalam menangani pengungsi perahu yang dibantai oleh Militer Thailand.
Militer Thailand memang sangat kejam, bahkan melebihi Israel. Jika mereka menemukan perahu-perahu milik pelarian Muslim Rohingya, mereka akan menyeret ke daratan.
Merampas barang berharga dan makanan, kemudian mempreteli mesin di perahu. Setelah cukup puas menyiksa. Manusia-manusia perahu Rohingya itu akan dinaikan ke perahu, lalu diseret ke lautan lepas.
Dan setelahnya … ya mereka akan terapung-apung di lautan lepas, mati satu persatu. Jika beruntung akan ada kapal asing yang akan menolong mereka, dan yang paling buntung, karena keberadaan mereka sudah dianggap sampah lautan. Kapal mereka akan ditabrak begitu saja oleh kapal yang lebih besar.
Jika biasanya aparat TNI bersikap tegas terhadap manusia perahu asal Afganistan atau Iran, tidak demikian dengan Muslim Rohingya.
TNI biasanya menemukan kapal mereka tanpa bendera, tanpa atap dan terombang-ambing oleh ombak. Para penumpangnya sudah sekarat karena berhari-hari tidak makan dan minum.
TNI kemudian akan menyeret kapal ini ke daratan, lalu menyemprot para penumpang dengan air tawar yang segar.
masyarakat pesisir yang kedatangan pun juga dengan sukarela membantu mereka. Bahkan membiarkan mereka tinggal di sekitar tempatnya dengan menjadi nelayan. Aparat TNI pun sepertinya enggan untuk menyerahkan ke pihak Imigrasi.
Bukalah matamu wahai aktivis muda Islam, mereka lebih dekat untuk ditolong daripada Palestina.
Analisa peta politik revolusi Suriah dan tangan-tangan tersembunyi yang bermain di belakang Layar
Muhib Al-Majdi
(Arrahmah.com)
– Revolusi muslim sunni melawan rezim Nushairiyah Suriah terus berjalan
walau pembantaian demi pembantaian keji dilakukan oleh militer rezim
Asad yang didukung oleh Syiah Iran, Syiah Lebanon, Syiah Irak dan
komunis Rusia.Negara-negara salibis Barat dan rezim-rezim Arab boneka Barat di kawasan Timur Tengah juga berkepentingan dengan konflik di Suriah. Mereka ingin memastikan tumbangnya rezim Suriah tidak mengganggu eksistensi negara zionis Yahudi dan tidak menyebabkan tegaknya daulah Islamiyah yang menerapkan syariat Islam di Suriah.
Sementara bagi umat Islam Suriah, tumbangnya rezim Nushairiyah dan penegakan pemerintahan muslim sunni yang menerapkan syariat Islam adalah harga mati. Mujahidin dari berbagai kelompok saat ini berjihad di garis depan demi membela rakyat muslim Suriah dan meruntuhkan rezim Nushairiyah.
Salah satu kelompok jihad di Palestina, Tanzhim Fatah Al-Islam, menurunkan analisa politik dan militer seputar masa depan revolusi rakyat muslim sunni di Suriah. Berikut ini terjemahan lengkap analisa tersebut.
***
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha PenyayangDivisi Politik Gerakan Fatah Al-Islam
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Analisa Politik Tentang Revolusi Suriah dan Pertarungan Tangan-tangan Tersembunyi
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada pemimpin seluruh utusan Allah, keluarganya, dan sahabat-sahabatnya. Wa ba’du…
Angin topan revolusi Suriah hampir memasuki sudah mendekati tahun pertamanya dan skalanya selalu meningkat dan terus berlanjut, sementara rezim Suriah terus melawan terpaan angin topan itu dengan struktur pemerintahannya yang masih baku tanpa mengalami perubahan yang bisa disebutkan.
Serial perang salib modern #3: Perang Salib, Benarkah ?
Saif Al Battar
Begitu terjadi serangan 11 September, para pemimpin AS langsung
menuduh sebagian kaum muslimin "Al-Qaedah" sebagai pelaku serangan
tersebut. Tanpa pembuktian yang obyektif, akurat dan memadai, mereka
langsung mempersiapkan perang besar-besaran melawan kaum muslimin
"Afghanistan", dengan mengatas namakan perang melawan teroris. Satu
bulan kemudian, Oktober 2001 M, AS dan Inggris langsung "tancap gas",
menyerbu Afghanistan. Setelah berhasil meruntuhkan Thaliban dan membuat
pemerintahan boneka loyalis AS, AS langsung membidik Iraq.Hasilnya, dengan dukungan beberapa negara sekutunya, tahun 2003 M yang lalu AS berhasil menggulingkan rezim Saddam, membentuk pemerintahan boneka loyalis AS, dan menjajah Iraq.
Sekalipun tujuan mereka jelas-jelas memerangi Islam dan kaum muslimin, sebagian orang yang polos (atau munafikun ??/) masih saja tertipu, menganggap perang ini adalah perang melawan para "teroris", yaitu kaum fundamentalis Islam yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa di sana sini.
Sunday, June 10, 2012
Di Balik Kehadiran 60 Persen Armada AL Amerika di Samudera Pasifik
Manuver
gabungan angkatan laut Jepang, Amerika Serikat dan Australia telah
dimulai.Manuver angkatan laut AS, Jepang dan Australia selama tiga hari
telah dimulai Rabu (6/6) di perairan Kyushu di tenggara negara ini.
Manuver selama tiga hari ini melibatkan kapal perang, pesawat tempur dan
kapal selam ketiga negara. Ini merupakan latihan militer gabungan
kelima ketiga negara sejak 2007. Selain itu, media massa Jepang juga
melaporkan tibanya empat kapal perang India ke perairan negara ini untuk
melakukan latihan perang bersama Jepang. |
Muslim Bertanya Pastor Bingung, Jelaskan Tuhan Trinitas Pakai Analogi Es Batu
Romo
Professor Christian W Troll SJ gusar menghadapi banyaknya pertanyaan
kritis dari umat Islam seputar teologi kristiani. Guru Besar pada
Pontifical Oriental Institute Vatican dan Guru Besar Filsafat dan
Teologi pada the College of St Georgen Frankfurt ini menganggap
pertanyaan-pertanyaan ilmiah umat Islam itu dianggap sebagai tantangan
iman. Untuk membekali umat Kristen dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
itu, Troll menyuguhkan buku apologetika “Christian Responses to Muslim Questions” yang diterbitkan dalam edisi Indonesia “Muslim Bertanya Kristen Menjawab” oleh Gramedia.
Wednesday, June 6, 2012
Serial perang salib modern #2: Melawan penjajahan koalisi salibis, sebuah tindakan terorisme ?
Sayang, seribu sayang, umat Islam telah melupakan firman Allah Ta'ala :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسُُ فَلاَيَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَآءَ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ حَكِيمُُ {28} قَاتِلُوا الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَلاَيُحَرِّمُونَ مَاحَرَّمَ اللهُ وَرَسُولُهُ وَلاَيَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ {29}
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini, maka Allah nanti akan memberi kekayaan kepadamu karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah Dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk." (QS. Al-Taubah :28-29).
Sayang, seribu sayang, umat Islam telah melupakan sunnah dan wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang disampaikan 4 hari sebelum beliau meninggal :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّه عَنْهمَا أَنَّهُ قَالَ : يَوْمُ الْخَمِيسِ. وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ ؟ ثُمَّ بَكَى حَتَّى خَضَبَ دَمْعُهُ الْحَصْبَاءَ, فَقَالَ : اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعُهُ يَوْمَ الْخَمِيسِ, فَقَالَ (ائْتُونِي بِكِتَابٍ أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا). فَتَنَازَعُوا وَلَا يَنْبَغِي عِنْدَ نَبِيٍّ تَنَازُعٌ, فَقَالُوا هَجَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ (دَعُونِي ! فَالَّذِي أَنَا فِيهِ خَيْرٌ مِمَّا تَدْعُونِي إِلَيْهِ) وَأَوْصَى عِنْدَ مَوْتِهِ بِثَلَاثٍ (أَخْرِجُوا الْمُشْرِكِينَ مِنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ, وَأَجِيزُوا الْوَفْدَ بِنَحْوِ مَا كُنْتُ أُجِيزُهُمْ), وَنَسِيتُ الثَّالِثَةَ). وَقَالَ يَعْقُوبُ بْنُ مُحَمَّدٍ سَأَلْتُ الْمُغِيرَةَ بْنَ عَبْدِالرَّحْمَنِ عَنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ فَقَالَ مَكَّةُ وَالْمَدِينَةُ وَالْيَمَامَةُ وَالْيَمَنُ وَقَالَ يَعْقُوبُ وَالْعَرْجُ أَوَّلُ تِهَامَةَ. وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ (وَالثَّالِثَةُ خَيْرٌ إِمَّا أَنْ سَكَتَ عَنْهَا وَإِمَّا أَنْ قَالَهَا فَنَسِيتُهَا) قَالَ سُفْيَانُ هَذَا مِنْ قَوْلِ سُلَيْمَانَ. وَ فِي رِوَايَةٍ زِيَادَةُ (قَالَ عُبَيدُ اللهِ فَكَانَ ابْنُ عَبَّاٍس يَقُولُ إِنَّ الرَّزِيَّةَ كُلَّ الرَّزِيَّةِ مَا حَالَ بَيْنَ رَسُولِ اللهِ وَبَيْنَ أَنْ يَكْتُبَ لَهُمْ ذَلِكَ الْكِتَابَ مِنْ اِخْتِلاَفِهِمْ وَلَغَطِهِمْ). [1]-
Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata,” Hari Kamis. (Tahukah kalian) apa itu hari Kamis?” Beliau lalu menangis sehingga air matanya membasahi jenggot putihnya ---dalam riwayat lain : membasahi tikar--. Beliau berkata,” Pada hari Kamis sakit Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam semakin berat. Beliau lalu bersabda,”Datangkanlah tulang pipih agar aku bisa menulis untuk kalian suatu catatan sehingga kalian tak akan tersesat selamanya sesudah ini.“ Para sahabat berselisih pendapat, padahal tak sewajarnya ada perselisihan di sisi Nabi. Para sahabat berkata,” Rasulullah mengigau.” Maka Rasulullah bersabda,”Biarkanlah saya. Apa yang aku kerjakan (ingin menulis wasiat, pent) lebih baik dari ajakan kalian (untuk tidak menulis, pent)."Maka beliau mewasiatkan tiga hal sebelum beliau wafat,”Keluarkanlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab dan berilah para utusan hadiah sebagaimana aku memberi mereka hadiah.” Saya (Ibnu Abbas) lupa yang ketiga.” Ya’qub bin Muhammad berkata,” Saya bertanya kepada Mughirah bin Abdurahman tentang Jazirah Arab, maka beliau menjawab Makkah, Madinah, Yamamah dan Yaman.” Dalam riwayat lain ada tambahan :Ubaidullah berkata,” Adalah Ibnu Abbas berkata,” Musibah sebesar-besar musibah adalah terhalangnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dari menulis tulisan tersebut karena adanya perbedaan pendapat di antara mereka.” [1]Dalam riwayat lain :Ibnu Abbas berkata,” Yang ketiga adalah kebaikan, boleh jadi beliau diam (tidak mengatakannya) atau boleh jadi beliau mengatakannya namun saya yang lupa.” Sufyan bin Uyainah berkata,” Ini perkataan Sulaiman (perawi).”
[2] عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَأُخْرِجَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى مِنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ حَتَّى لَا أَدَعَ إِلَّا مُسْلِمًا [2]-
Jabir bin Abdullah radiyallahu 'anhu berkata,” Umar bin Khatab memberitahukan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,” Saya benar-benar akan mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab, sehingga tak aku sisakan kecuali orang Islam.”[3] عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ فِي الْمَسْجِدِ إِذْ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَقَالَ (انْطَلِقُوا إِلَى يَهُودَ) فَخَرَجْنَا مَعَهُ حَتَّى جِئْنَا بَيْتَ الْمِدْرَاسِ. فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَادَاهُمْ (يَا مَعْشَرَ يَهُودَ أَسْلِمُوا تَسْلَمُوا) فَقَالُوا قَدْ بَلَّغْتَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ. فَقَالَ (ذَلِكَ أُرِيدُ). ثُمَّ قَالَهَا الثَّانِيَةَ فَقَالُوا (قَدْ بَلَّغْتَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ). ثُمَّ قَالَ الثَّالِثَةَ فَقَالَ )اعْلَمُوا أَنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ. وَإِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُجْلِيَكُمْ فَمَنْ وَجَدَ مِنْكُمْ بِمَالِهِ شَيْئًا فَلْيَبِعْهُ وَإِلَّا فَاعْلَمُوا أَنَّمَا الْأَرْضُ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ) [3]-
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata," Ketika kami sedang duduk di masjid, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam keluar menemui kami dan bersabda," Mari berangkat ke orang-orang Yahudi." Kami segera berangkat bersama beliau, sampai tiba di rumah Midras. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam segera berdiri dan menyeru mereka," Wahai segenap kaum Yahudi, masuk Islamlah, kalian akan selamat !" Mereka menjawab," Engkau telah menyampaikan risalah wahai Abu Qasim !" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam berkata," Itu yang aku inginkan." Beliau lalu meneriakkan seruah dakwah yang sama, dan kembali mereka menjawab dengan jawaban yang sama. Untuk ketiga kalinya, beliau menyerukan dakwah kepada mereka, lalu bersabda,"Ketahuilah ! Sesungguhnya bumi milik Allah dan Rasul-Nya. Aku akan mengusir kalian, maka siapa di antara kalian memiliki harta, hendaklah ia segera menjualnya. Jika tidak, ketahuilah bahwa bumi milik Allah dan Rasul-Nya."[4] عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّه عَنْهمَا أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَجْلَى الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا ظَهَرَ عَلَى أَهْلِ خَيْبَرَ أَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ الْيَهُودَ مِنْهَا وَكَانَتِ الْأَرْضُ لَمَّا ظَهَرَ عَلَيْهَا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِلْمُسْلِمِينَ. فَسَأَلَ الْيَهُودُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتْرُكَهُمْ عَلَى أَنْ يَكْفُوا الْعَمَلَ وَلَهُمْ نِصْفُ الثَّمَرِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (نُقِرُّكُمْ عَلَى ذَلِكَ مَا شِئْنَا), فَأُقِرُّوا حَتَّى أَجْلَاهُمْ عُمَرُ فِي إِمَارَتِهِ إِلَى تَيْمَاءَ وَأَرِيحَا * [4]-
Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma berkata,” Umar mengusir orang-orang Yahudi dan Nasrani dari Hijaz. Dahulu ketika Rasulullah menang atas penduduk Khaibar, beliau ingin mengusir orang-orang Yahudi dari Khaibar, karena dengan kemenangan itu berarti tanah Khaibar menjadi hak Allah, Rasulullah dan kaum muslimin. Orang-orang Yahudi meminta kepada Rasulullah agarmembiarkan mereka tetap tinggal di Khaibar dengan syarat mereka mengerjakan tanah pertanian Khaibar dan hasilnya dibagi dua. Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,” Kami setujui kalian mengerjakan hal itu selama masa yang kami kehendaki.” Mereka tetap tinggal di Khaibar sampai Umar mengusir mereka pada masa pemerintahan beliau ke Taima dan Ariha’.”[5] عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّه عَنْهمَا قَالَ: لَمَّا فَدَعَ أَهْلُ خَيْبَرَ عَبْدَاللَّهِ بْنَ عُمَرَ, قَامَ عُمَرُ خَطِيبًا فَقَالَ (إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ عَامَلَ يَهُودَ خَيْبَرَ عَلَى أَمْوَالِهِمْ, وَقَالَ نُقِرُّكُمْ مَا أَقَرَّكُمُ اللَّهُ. وَإِنَّ عَبْدَاللَّهِ بْنَ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى مَالِهِ هُنَاكَ فَعُدِيَ عَلَيْهِ مِنَ اللَّيْلِ فَفُدِعَتْ يَدَاهُ وَرِجْلَاهُ, وَلَيْسَ لَنَا هُنَاكَ عَدُوٌّ غَيْرَهُمْ هُمْ عَدُوُّنَا وَتُهْمَتُنَا. وَقَدْ رَأَيْتُ إِجْلَاءَهُمْ. فَلَمَّا أَجْمَعَ عُمَرُ عَلَى ذَلِكَ أَتَاهُ أَحَدُ بَنِي أَبِي الْحُقَيْقِ فَقَالَ : يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ, أَتُخْرِجُنَا وَقَدْ أَقَرَّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَامَلَنَا عَلَى الْأَمْوَالِ وَشَرَطَ ذَلِكَ لَنَا ؟ فَقَالَ عُمَرُ أَظَنَنْتَ أَنِّي نَسِيتُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ بِكَ إِذَا أُخْرِجْتَ مِنْ خَيْبَرَ تَعْدُو بِكَ قَلُوصُكَ لَيْلَةً بَعْدَ لَيْلَةٍ ؟ فَقَالَ كَانَتْ هَذِهِ هُزَيْلَةً مِنْ أَبِي الْقَاسِمِ.قَالَ : كَذَبْتَ يَا عَدُوَّ اللَّهِ ! فَأَجْلَاهُمْ عُمَرُ وَأَعْطَاهُمْ قِيمَةَ مَا كَانَ لَهُمْ مِنَ الثَّمَرِ مَالًا وَإِبِلًا وَعُرُوضًا مِنْ أَقْتَابٍ وَحِبَالٍ وَغَيْرِ ذَلِكَ. *[5]-
Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma berkata," Ketika kaum Yahudi Khaibar memotong pergelangan tangan dan kaki Abdullah bin Umar, Umar bin Khatab segera berkhutbah:" Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam telah mempekerjakan kaum Yahudi untuk mengurus harta mereka. Beliau bersabda : Kami mempertahankan kalian selama Allah mempertahankan kalian." Abdullah bin Umar telah pergi ke Khaibar untuk menengok hartanya, namun ia diserang sehingga kedua tangan dan kakinya telah dipotong di suatu malam. Kita tidak mempunyai musuh di Khaibar selain mereka. Mereka adalah musuh kita, dan pihak yang tertuduh. Aku berpendapat, sekarang saatnya untuk mengusir mereka."Ketika keputusan Umar untuk mengusir mereka telah bulat, seorang Yahudi anak Ibnu Abi Huqaiq menemui beliau dan berkata," Wahai amirul mukminin ! Apakah anda akan mengusir kami, padahal Muhammad telah mempekerjakan kami atas harta-harta (kaum muslimin) dan itulah syarat bagi kami ?" Umar menjawab, "Apa engkau fikir aku sudah lupa dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam ((Bagaimana kabarmu bila kau diusir dari Khaibar, sedang untamu senantiasa mengganggumu setiap malam)) ?" Ia menjawab," Ah, itu hanya guyon Abul Qasim saja !"Umar berkata," Kau dusta, wahai musuh Allah !" Umarpun mengusir kaum Yahudi dari Khaibar. Umar juga mengganti rugi buah-buahan mereka dengan sejumlah harta, unta, dan perabotan.[6] عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّم (لَئِنْ عِشْتُ َلأُخْرِجَنَّ اْليَهُودَ وَالنَّصَارَى مِنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ حَتىَّ لاَ أَتْرُكَ فِيْهَا إِلاَّ مُسْلِماً).. [6]-
Umar bin Khathab radiyallahu 'anhu berkata," Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda : Jika saya masih hidup (lebih lama lagi), saya benar-benar akan mengusir Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab, sehingga tidak aku sisakan di Jazirah Arab selain orang Islam."[7] عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ قَالَ كَانَ آخِرُ مَا تَكَلَّمَ بِهِ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَخْرِجُوا يَهُودَ الْحِجَازِ مِنْ جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَاعْلَمُوا أَنَّ شِرَارَ النَّاسِ الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ. [7]-
Abu Ubaidah bin Jarrah radiyallahu 'anhu berkata," Sabda terakhir yang diucapkan oleh Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa salam adalah : Usirlah kaum Yahudi Hijaz dari Jazirah Arab, dan ketahuilah bahwa sejahat-jahat manusia adalah orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid."[8] عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ آخِرُ مَا عَهِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ قَالَ لَا يُتْرَكُ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ دِينَانِ. [8]-
'Aisyah radiyallahu 'anha berkata," Wasiat yang terakhir kali disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam adalah : Tidak boleh dibiarkan ada dua agama di Jazirah Arab."[9] عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: أَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ قَالَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ لَا يَبْقَيَنَّ دِينَانِ فِي أَرْضِ اْلجَزِيرَةِ) [9]-
Aisyah radiyallahu 'anha berkata," Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda," Semoga Allah memerangi kaum Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid. Sekali-kali tidak boleh ada dua agama di Jazirah Arab."
[10] عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَقُولُ كَانَ مِنْ آخِرِ مَا تَكَلَّمَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ قَالَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ لَا يَبْقَيَنَّ دِينَانِ بِأَرْضِ الْعَرَبِ
[10]-
Umar bin Abdul Aziz berkata,” Termasuk yang terakhir kali disabdakan Rasulullah adalah sabda beliau,” Semoga Allah memerangi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka telah menjadikan makam para nabi mereka sebagai masjid. Sekali-kali tidak boleh ada dua agama di bumi Arab.” [11][10]-
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَجْتَمِعُ دِينَانِ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ. فَفَحَصَ عَنْ ذَلِكَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ حَتَّى أَتَاهُ الثَّلْجُ وَالْيَقِينُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَجْتَمِعُ دِينَانِ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ فَأَجْلَى يَهُودَ خَيْبَرَ [11]-
Ibnu Syihab Az Zuhri berkata,” Rasulullah bersabda,” Tak boleh berkumpul dua agama di Jaziratul Arab.” Maka Umar memeriksa benarkah Rasulullah bersabda demikian, sampai ia merasa yakin bahwa Rasulullah bersabda,” Tak boleh berkumpul dua agama di Jaziratul Arab.” Maka Umar mengusir orang Yahudi dari Khaibar." [12] Batas Geografis Jazirah Arab
Jazirah Arab adalah pusaran bumi. Letaknya tepat berada di tengah bola bumi. Tidak di sebelah selatan, utara, barat ataupun timur bola bumi. Ia dikelilingi oleh lautan dari berbagai arah, untuk menjaga keamanannya. Para ulama geografi, bahasa, sejarah dan fikih sepakat bahwa Jazirah Arab adalah kawasan yang mempunyai batasan :
- Timur : Teluk Arab (Teluk Persia ) dan Sungai Efrat .
- Barat : Laut Merah dan Terusan Sues .
- Selatan : Laut Arab ( Samudra Hindia ).
- Utara : Daerah pedalaman Yordania dan Iraq. [13]
Karena dikellingi laut dan sungai, kawasan ini diberi nama Jazirah Arab, artinya Pulau Arab. Berdasar definisi dan batas geografis, Jazirah Arab dalam pengertian dunia modern adalah sebuah kawasan yang luas, meliputi tujuh negara arab, yaitu Kuwait, kesultanan Oman, Republik Yaman, Uni Emirat Arab, kerajaan Arab Saudi, Qatar dan Bahrain.
Keutamaan Jazirah Arab
Jazirah Arab adalah kawasan yang sangat agung dan suci bagi umat Islam, sejak awal diutusnya pada nabi dan rasul kepada umat manusia :
- Di daerah Ahqaf, Jazirah Arab bagian selatan, Allah Ta'ala mengutus Nabi Hud untuk menyampaikan risalah tauhid. (QS. Al Ahqaf :21).
- Di daerah Hijr, Jazirah Arab bagian Utara, Allah Ta'ala mengutus Nabi Shalih (QS. Al-Hijr :80).
- Keagungan, kemuliaan dan keberkahannya bagi seluruh dunia mulai muncul ke permukaan setelah Nabi Ibrahim 'alaihi salam menempatkan sebagian keluarganya di tengah padang pasir tandus lembah Bakkah. Di tempat inilah, dibangun masjid pertama di atas muka bumi, Masjidil Haram. Dari sini pula, manusia mengenal dan mengagungkan tauhid dan mengerjakan ibadah haji (QS. Ibrahim : 37, Al-Haj :26, Ali Imran :96). Ka'bah dan masjidil Haram menjadi tempat seluruh umat manusia mentauhidkan Allah Ta'ala dan merasakan keamanan (QS. Al-Baqarah :125-128, Al-Maidah :98). Di sini pula, Nabi Ismail diutus (QS. Maryam :54).
- Allah menyempurnakan kemuliaan Jazirah Arab dengan diutusnya Rasul terakhir di kawasan ini, dengan syariah yang menghapus seluruh syariah para nabi dan rasul sebelumnya, dan dien yang berlaku atas segenap alam semesta sampai masa berakhirnya dunia. (QS. Ali Imran :164, Asy Syu'ara' ;193-194, Thaha :113). Nabi terakhir shallallahu 'alaihi wa salam dikebumikan di kawasan ini.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ وَهُوَ يَأْرِزُ بَيْنَ الْمَسْجِدَيْنِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ فِي جُحْرِهَا
"Sesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing, dan ia akan kembali asing sebagaimana dulu bermula. Dan sesungguhnya iman akan berkumpul di antara dua masjid ini (Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah), sebagaimana ular berkumpul (berlindung dengan kembali) di lubangnya." [15]عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
"Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah, sebagaimana ular berkumpul dalam lubangnya." [16]Syaikh Bakar bin Abu Zaid berkata :
"Jazirah ini adalah tanah suci Islam. Ia adalah rambu-rambu dan rumah pertama Islam, inti dan ibukota negeri-negeri Islam, dan pusat pangkalan Islam sepanjang masa dan zaman. Darinya, cahaya nubuwah melimpah, menghapus kegelapan jahiliyah. Oleh karenanya, Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam dalam as-sunnah ash shahihah menganugrahinya berbagai keutamaan dan hukum, supaya kawasan ini tetap abadi menjadi induk pangkalan Islam, seperti halnya ia menjadi induk pangkalan Islam untuk mula yang pertama. Dan supaya menjadi tempat berkumpulnya iman di akhir zaman, sebagaimana ia menjadi tempat berkumpulnya iman untuk mula yang pertama." [17]
"Di antara ciri khusus jazirah yang diberkahi ini, adalah di saat Islam diintimidasi di negeri-negeri Islam di luar jazirah, Islam akan bergabung dan kembali berlindung ke Jazirah ini, sehingga menemukan keutamaan sebagai tamu setelah keterasingan dan lamanya ujian." [18]
Hukum-Hukum Khusus Untuk Jazirah Arab
Ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits di atas menyebutkan beberapa hukum khusus yang berlaku untuk Jazirah Arab :
A. Orang-orang musyrik dan kafir dari ideologi apapun, tidak boleh tinggal dan menetap di Jazirah Arab.
Dalam perang Teluk II (1991 M), tak kurang dari setengah juta pasukan AS dan sekutunya masuk ke Jazirah Arab, membangun pangkalan-pangkalan militer AS di seantero jazirah Arab. Setelah perang yang hanya berlangsung beberapa bulan tersebut usai, pasukan AS tetap bertahan di seantero jazirah Arab, sampai akhirnya datang kembali tahun 2003 M dengan mengatas namakan penegakkan demokrasi, pemusnahan senjata pemusnah masal dan penjatuhan rezim kafir Bath Saddam Husain.
Pasukan AS juga membangun apartemen-apartemen khusus di sejumlah kota besar negara-negara Jazirah Arab, seperti (Saudi Arabia) ; Riyadh, Damam, Jedah, Thaif, Abha dan lain-lain. Apartemen-apartemen dan kompleks warga asing ini dipergunakan untuk perumahan, perkantoran, tempat perbelanjaan, asrama militer, tempat peribadatan dan wisata keluarga pasukan AS dan sekutu-sekutunya.Jazirah Arab juga mulai dipenuhi dengan tenaga kerja kafir dari berbagai negara dan ideologi, seperti Kristen, Budha, Hindu, Konghucu dan Shinto, yang datang dari Eropa, Amerika, Afrika, Thailand, Filiphina, India, Jepang dan China.Keberadaan orang-orang kafir dan musyrik di Jazirah Arab ini tidak terjadi setelah perang Teluk Kedua semata, namun sudah terjadi sejak awal berdirinya kerajaan Arab Saudi.
Kerajaan ini berdiri dengan bantuan Inggris, dijaga oleh Inggris dan dalam perkembangan selanjutnya dijaga oleh AS.Panitia Umum Peringatan 100 Tahun Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia menerbitkan buku resmi negara berjudul "Al-Mamlakah Al-'Arabiah Al-Su'udiyah fi 'Uyuuni Awailil Mushawwirin" (Kerajaan Arab Saudi di Mata Para Pelopor Explorasi), yang ditulis oleh William Vest dan Julian Grant. Gubernur Riyadh, pangeran Salman, dalam pengantar buku tersebut di halaman 12 menulis sebagai berikut :[Para pelancong mulai sampai ke Nejed pada masa tersebut. Mereka datang untuk membuka hubungan dengan Amir (gubernur) Abdul Aziz Alu Sa'ud di Riyadh. Di antara para pelancong tersebut adalah seorang Denmark, Barkeley Roncker di tahun 1331 H (1910 M), tiga orang Inggris ; Gerald Eishmen di tahun yang sama, William Shakespeare tahun 1333 H (1912 M), dan Horison Jhon Philipe tahun 1336 H (1915M)].
Dengan terus terang, pangeran Salman menulis dalam halaman yang sama [Mereka mendapat dukungan resmi untuk kegiatan-kegiatan politis mereka], maksudnya pangeran Abdul-Aziz Alu Sa'ud mengundang mereka sebagai mata-mata resmi Inggris dan Denmark dalam memata-matai kekuatan Daulah Utsmaniyah di Syam.Di halaman 14, pangeran Salman menulis bahwa istana raja Abdul Aziz bin Su'ud menjadi markas intelijen negara-negara Barat, terutama Inggris, dalam persiapan perang melawan daulah Utsmaniyah. Raja Abdul Aziz mengundang mereka sebagai tamu, karena hubungan baik dirinya dengan Inggris, tuan yang telah membantunya menjadi raja di Riyadh. Di halaman 15, pangeran Salman menulis para pelopor explorasi minyak AS yang berduyun-duyun memasuki kawasan Timur Saudi Arabia, Riyadh, Jedah, Thaif, Hijaz (Makkah dan Madinah), Hijaz dan daerah-daerah lain di Saudi Arabia pada awal tahun 30-an. Di antaranya adalah para ilmuwan ARAMCO ; Max Stainkey, Flouid Olivard, Joe Moutien dan Ello Pitchal.
Ini baru di awal-awal pemerintahan Saudi. Bagaimana dengan sekarang ? Jawabannya diberikan oleh duta besar Saudi Arabia untuk AS, pangeran Bandar bin Sultan. Dalam artikel di majalah AS, News Week edisi 9 Desember 1991 M halaman 20, Pangeran Bandar membuat permisalan ; Jazirah Arab adalah seorang pelacur, dan AS adalah seorang lelaki hidung belang. Namun si pelacur tidak mau melepaskan bajunya sendiri. Ia butuh orang ketiga yang mau melepaskan bajunya satu persatu sehingga si pelacur dan si hidung belang bisa saling memahami. Orang ketiga, menurut pangeran Bandar, adalah dirinya selaku duta besar Saudi untuk AS.
B. Orang-orang musyrik dan kafir dari ideologi apapun yang berada di Jazirah Arab, harus dikeluarkan dari Jazirah Arab.
Rasululloh shallallahu 'alaihi wa salam telah menyatakan niatnya untuk mengeluarkan mereka, namun keburu wafat. Khalifah sesudahnya, Abu Bakar radiyallahu 'anhu disibukkan dengan memerangi orang-orang murtad. Umar radiyallahu 'anhu yang memerintah lebih lama, berkesempatan mengerjakan sunah Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam ini. Beliau membersihkan bumi Jazirah Arab dari orang-orang Yahudi, Nasrani, Majusi dan paganis lainnya. Peristiwa ini terjadi tahun 20 H.
Imam Ibnu Katsir berkata,” Pada tahun itu (20 H) Umar mengusir orang Yahudi Khaibar ke Azro’at dan daerah lainnya. Umar juga mengusir Yahudi Najran ke Kufah. Beliau membagi-bagikan tanah Khaibar, Wadil Qura dan Najran kepada kaum muslimin.” [19]
Sejak saat itu, di jazirah arab tak ada lagi orang Yahudi dan Nasrani. Tak ada lagi kerajaan Yahudi dan Nasrani. Hal ini merupakan pukulan berat bagi Yahudi, Nasrani dan seluruh musyrikin lainnya, sehingga sampai abad 19 M, mereka tak pernah mampu bangkit lagi di Jazirah Arab. Wajar saja bila selama lebih dari seribu tahun orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrikin memendam bara kebencian dan dendam terhadap umat Islam. Mereka berusaha keras dengan segala cara untuk kembali ke Jazirah Arab dan mencabut Islam dari akarnya.Namun kini kondisi telah berubah seratus delapan puluh derajat. Negara-negara Jazirah Arab telah memasukkan banyak orang kafir dari Afrika, Eropa, Amerika, Thailand, India, Jepang, Filiphina, dan lain-lainnya sebagai tenaga kerja, pembantu rumah tangga, sopir, karyawan dan seterusnya.
Kedutaan Besar dan Konsulat Jendral negara-negara kafir di Jazirah Arab, terlebih lagi AS, adalah penguasa yang sebenarnya atas negara-negara Jazirah Arab. Merekalah yang memberikan seluruh perintah dan mandat. Mereka mendapat pengamanan dan pengawalan begitu ketat, melebihi penjagaan dan pengawalan atas keamanan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.Ketika raja Fahd bin Abdul Aziz dilarikan ke rumah sakit akibat stroke, keluar statemen resmi dari Gedung Putih di Washington," Tidak ada yang perlu dikawatirkan dari situasi Saudi Arabia, karena sudah berada di tangan yang terpercaya." Jadi, siapa sebenarnya yang berkuasa ?
C. Orang-orang musyrik dan kafir dari ideologi apapun tidak boleh diberi hak untuk memiliki tanah, bangunan, bekerja, membuka usaha, atau menanamkan modal di Jazirah Arab.
Pada tahun 1938 M, raja Saudi Abdul Aziz bin Sa'ud memberi hak ekplorasi dan distribusi minyak bumi dan gas alam Saudi kepada perusahaan raksasa AS The Standard Oil Company, California dan The Texaco Inc, California. Atas pemberian lisensi dan pemenangan tender ini, raja Saudi mendapat fee sebesar $ 1.500.000 dalam bentuk emas. Setelah explorasi dimulai, ia mendapat fee $ 750.000 pertahun. Kedua perusahaan ini kemudian bergabung menjadi ARAMCO (The Arabian American Oil Company).
Sampai kini, perusahaan raksasa minyak bumi AS ini telah mendapat hak penuh permanen atas eksplorasi, produksi dan distribusi minyak bumi dan gas alam di Arab Saudi. Hak ini merupakan sumber utama perekonomian AS, sehingga AS siap melakukan invasi militer untuk menjaga kepentingan minyaknya di Jazirah Arab. Dan kini, invasi itu telah terjadi.Monopoli minyak bumi dan gas alam oleh perusahaan raksasa AS-zionis ini, diikuti dengan penanaman modal besar-besaran perusahaan AS di bidang pariwisata dan perhotelan. Hotel-hotel AS bertaraf internasional pun menjamur bak cendawan di musim hujan.
Bahkan, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pun dikelilingi oleh hotel-hotel internasional milik salibis-zionis AS. Tidak cukup sampai di sini, karena hotel-hotel tersebut mengejek ayat-ayat Allah dan perasaan kaum muslimin lewat nama-nama mencolok : - Hotel Daru Tauhid Intercontinental- Hotel Iman Intercontinental- Hotel Makkah sovietal- Hotel Makkah Holiday In- Hotel Thayiba Hilton- Hotel Madinah OpreySebuah pelecehan yang tidak bisa digambarkan lagi. Nama-nama yang agung : tauhid, iman, Makkah, Madinah dan Thayibah disandingkan dengan nama-nama hotel AS yang kafir dan penuh dengan kemesuman.
D. Tidak boleh memberikan jaminan keamanan atau mengikat perjanjian damai dengan orang kafir (baik perorangan, perusahaan atau negara) yang membawa akibat masuk dan menetapnya orang kafir di Jazirah Arab, terlebih memiliki lahan, bangunan atau menanamkan modal.
E. Tidak boleh membangun tempat peribadatan untuk selain muslim di Jazirah Arab. Kini gereja telah bertebaran, terutama di Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab dan apartemen-apartemen raksasa warga negara asing di Saudi Arabia.
F. Jika orang kafir atau musyrik masuk atau melewati jazirah Arab untuk sebuah keperluan, bisnis misalnya, maka ia tidak diperkenankan tinggal melebihi tiga hari. Setelah tiga hari, ia harus keluar atau dikeluarkan dari Jazirah Arab. Selama waku tiga hari tersebut, mereka tidak boleh menampakkan syiar agamanya seperti memakai salib, atau memasukkan Injil, atau menjual sesuatu yang diharamkan Islam seperti narkoba, minuman keras, daging babi, atau melakukan peringatan hari besar keagamaan seperti Paskah dan Natal.
G. Wajib memberantas dan memerangi setiap bentuk kesyirikan, kekafiran dan para pelakunya di Jazirah Arab. Bid'ah-bi'dah kufriyah seperti penyembahan kuburan, ajaran Bathiniyah, Rafidzah (Syi'ah Itsna 'Asyariyah dan Ja'fariyah), kaum Zindiq, sekuler, liberal dan yang semisal harus dibersihkan dan dilarang. [20]
Noda Terbesar Sepanjang Sejarah Islam
Sejak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam wafat sampai hari ini, tak pernah umat Islam mengalami penistaan dan bencana melebihi kedahsyatan bencana jatuhnya Jazirah Arab ke tangan koalisi kaum salibis yang dipimpin oleh AS dan sekutu-sekutunya. Jatuhnya Jazirah Arab dalam pangkuan imperialisme salib modern ini, berarti telah jatuhnya tiga kota suci dan dua kiblat umat Islam ; Makkah, Madinah dan Al-Quds. Lengkap sudah nestapa umat Islam.
Pasukan koalisi imperialis salibis-zionis-paganis-komunis internasional telah menaklukkan umat Islam, dan memukul jantung pertahanannya tanpa mengeluarkan banyak biaya dan korban.Satu hal yang mengherankan dan sekaligus menyedihkan, sebagian besar umat Islam masih tertipu oleh propaganda media masa kafir internasional, bahwa perang yang mereka lancarkan adalah perang melawan teroris, segelintir kaum fundamentalis Islam yang menyimpang dari ajaran Islam. Yang lebih mengherankan dan menyedihkan lagi, sebagian besar umat Islam ikut menabuh gendang, memberi semangat musuh, menyingsingkan lengan bajunya untuk bersama-sama musuh Islam memerangi saudara seiman yang berjuang demi membela kehormatan Islam, Jazirah Arab, kota suci dan kiblat umat Islam.Bencana apa lagi yang lebih besar dari hal ini ?
Umat Islam wajib menyatukan kekuatan dan langkah untuk melawan musuh yang telah menjajah wilayah-wilayah, kota suci dan kiblat kaum muslimin. Para mujahidin yang melakukan aksi perlawanan di Arab Saudi, Kuwait, Iraq, Afghanistan, Indonesia, Pakistan dan berbagai belahan bumi lainnya adalah umat Islam yang menyadari tanggung jawabnya di hadapan Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam dan kaum muslimin. Mereka adalah pejuang pembela iman, kemerdekaan dan kehormatan, bukan para teroris sebagaimana dipropagandakan secara keji oleh media massa kafir internasional. Jihad mereka di manapun mereka berada, adalah jihad difa', jihad defensif demi membela kehormatan agama. Jihad mereka bukanlah jihad thalab, jihad ofensif untuk mendakwahi kaum kafir agar masuk Islam atau membayar jizyah. Dan tentu saja, jihad defensif mempunyai hukum-hukum fiqih yang sedikit banyak berlainan dengan jihad ofensif. Inilah inti persoalannya.
Adapun tuduhan teroris, fundamentalis Islam, Khawarij dan lainnya, itu semua tak lebih dari fitnah, pengkambing hitaman dan bumbu yang meramaikan suasana semata. Semua pihak yang bersikap jujur dan obyektif, bisa membedakan antara terorisme dan jihad fi sabilillah, antara teroris dan mujahid. Agresi militer AS ke Afghanistan, Iraq dan perang melawan "terorisme" yang gencar dipropagandakan saat ini, tak lain hanyalah usaha AS dan sekutu-sekutunya untuk mempertahankan hegemoni di Jazirah, mengamankan Israel dan memberangus setiap muslim yang akan melaksanakan perintah Allah Ta'ala dan sunah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam untuk mengusir orang musyrik dari Jazirah Arab.Wallahu Al Musta’anu. Wallahu A’lam bish Shawab.
Tuesday, June 5, 2012
Kesaksian mantan tentara rezim Assad atas pembantaian sadis di Al-Haulah : Saya melihat dengan mata saya sendiri
Kisah tentang Mayor Jihad Raslan ini datang seiring tim khusus PBB dikerahkan ke Suriah. Kofi Annan, kemarin, telah memperingatkan peningkatan resiko perang di Suriah. “momok perang habis-habisan dengan dimensi sectarian tumbuh dari hari ke hari,” kata Annan dalam pidatonya di perkumpulan Liga Arab.
Raslan masih mengabdi, pada Sabtu lalu, sebagai tentara di Pasukan Angkatan Udara Suriah rezim Bashar Assad di kota pelabuhan strategis, Tartus. Dia telah berada di Haulah ketika kota itu dihujani bom setelah pukul 13:00 pada hari Jum’at (25/5/2012), kemudian diinvasi oleh sebuah milisi lokal, yang dikenal sebagai Shabihah (milisi Syi’ah Shabihah), dalam salah satu kekejaman terburuk sejak kerusuhan Suriah dimulai.
Cerita mantan tentara Suriah ini mungkin adalah salah satu testimoni yang terpenting bagi para pengamat sejak pembantaian dimulai.
Serial perang salib modern #1: Pasukan koalisi salib di Jazirah Arab, menjajah jantung dunia Islam
Eksistensi pasukan AS di Jazirah Arab (istilah mereka, kawasan Timur Tengah) saat ini bukan-lah sebuah reaksi atas sebuah permasalahan tertentu, misalnya invasi Irak ke Kuwait 1991 M, tragedi WTC 11 September 2001 M, atau menjatuhkan rezim diktator Saddam Husain 2003 M semata.
Eksistensi pasukan AS di Jazirah Arab adalah sebuah strategi matang yang tidak bisa digugat lagi, sudah dirancang sejak beberapa dekade sebelumnya. Untuk mempertahankan eksistensinya di Jazirah Arab, AS siap memerangi seluruh negara kawasan tersebut. Bahkan, AS siap memerangi negara-negara Eropa sekutunya, jika mereka menghalangi kepentingan AS di kawasan ini.Bersabarlah! Wahai Para Pejuang dan Penegak Islam
Berapa lama harus menanggung penderitaan? Di tahan, dipenjara,
disiksa, dibunuh, dan diusir. Dihancurkan kehidupannya. Dihancurkan
keluarganya. Semuanya mereka menghadapi dengan sabar.
Sepertinya tidak lagi memiliki harapan. Sepertinya pupus segala cita-cita perjuangannya. Tapi, mereka tidak pernah melepaskan cita-citanya. Sampai para penguasa zalim itu pergi.
Para penguasa zalim tidak pernah henti-henti berbuat zalim. Menangkap, memenjarakan, menganiaya, menyiksa, membunuh, menggantung, mengusir mereka, dan menghancurkan para pejuang penegak agama Allah.
Sepertinya tidak lagi memiliki harapan. Sepertinya pupus segala cita-cita perjuangannya. Tapi, mereka tidak pernah melepaskan cita-citanya. Sampai para penguasa zalim itu pergi.
Para penguasa zalim tidak pernah henti-henti berbuat zalim. Menangkap, memenjarakan, menganiaya, menyiksa, membunuh, menggantung, mengusir mereka, dan menghancurkan para pejuang penegak agama Allah.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Pegunungan sekitar Tembok Yajuj dan Majuj Danau dekat Tembok Yajuj & Majuj Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis ba...
-
PEMUDA BANI TAMIM SUDAH MUNCUL ? MARI KENALI BANI TAMIM Ucapan Rasulullah SAW tentang Bani Tamim Hadith Nabi SAW : "...
-
Published by Sang karut Amaran - Jika ia di luar akal dan ilmu ..maka anggaplah ia sebagai suatu dongengan ..carilah moral dan pengaj...
-
AMARAN : Artikel ini hanyalah semata-mata hiburan dongeng masa kini ,bersumberkan teropongan khayalan dan angan-angan semata-mata . Jika a...
-
“Akan ada segolongan kaum dari umatku yang menetap di sebuah daerah yang mereka namakan Bashrah, di sisi sebuah sungai yang disebut Dijl...
-
Published by Sang karut Amaran : Ini adalah artikal bersifat dongeng lagi karut ..adalah lebih baik para pembaca mengambil iktibarnya sa...
-
Beberapa tanda-tanda yang menunjukkan awal dari Hari Akhir akan segera Mulai meliputi: 1. Arab Revolutions (Musim Semi Arab) yang dimulai ...
-
Anak Indigo, menjelang akhir jaman kelak mereka akan direkrut untuk bergabung dengan pasukan pendukung Imam Mahdi. Benarkah itu? Sebuah...
-
Innalhamdalillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh. Wa na’udzubillahiminsyururi anfusina wa min sayyiaati ‘amalina. Mayyahdihilla...
-
PEPERANGAN SETELAH PERANG NUKLIR Setelah mengalami analisa ulang dan melihat fakta yang berkembang, Artikel ini tampaknya harus...