PASUKAN PANJI HITAM THE BLACK BANNER

Sunday, June 10, 2012

Di Balik Kehadiran 60 Persen Armada AL Amerika di Samudera Pasifik


Manuver gabungan angkatan laut Jepang, Amerika Serikat dan Australia telah dimulai.Manuver angkatan laut AS, Jepang dan Australia selama tiga hari telah dimulai Rabu (6/6) di perairan Kyushu di tenggara negara ini. Manuver selama tiga hari ini melibatkan kapal perang, pesawat tempur dan kapal selam ketiga negara. Ini merupakan latihan militer gabungan kelima ketiga negara sejak 2007. Selain itu, media massa Jepang juga melaporkan tibanya empat kapal perang India ke perairan negara ini untuk melakukan latihan perang bersama Jepang.

Panglima angkatan laut Jepang menilai latihan perang ini sebagai kesempatan yang tepat untuk menggalang kerjasama antara Tokyo dan sekutunya di kawasan. Ia berharap manuver ini dapat mengokohkan kerjasama bilateral kedua negara.

Meningkatnya manuver perang di wilayah Barat Samudera Pasifik dan di dekat perairan Cina terjadi di saat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta di safarinya ke  Asia menegaskan bahwa Washington di seluruh kawasan Lautan Teduh memiliki kepentingan yang sangat urgen. Oleh karena itu, ia mengkonfirmasikan rencana Pentagon untuk menempatkan 60 persen armada lautnya di Samudera Pasifik. Ia menambahkan bahwa Washington berencana menggelar latihan perang secara periodik dengan Jepang, Korea Selatan, Thailand, Filipina dan Australia di kawasan ini untuk menjaga kepentingannya.

Bersamaan dengan berbagai manuver perang gabungan dengan negara kawasan, AS juga menempatkan militernya di pangkalannya di negara kawasan dengan berbagai dalih seperti bantuan kemanusiaan. Kebijakan ini sepertinya lebih ditujukan untuk membuat kondisi di kawasan semakin tak aman. Oleh karena itu, eskalasi pergerakan militer AS di kawasan dan upayanya untuk menggandeng negara-negara penting regional kian menambah kekhawatiran yang ada.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov saat diwawancarai mengutuk kebijakan AS memperluas kehadiran militer dan penempatan sistem anti rudal Washington. Sikap AS ini menurut Lavrov bertentangan dengan keinginan mayoritas negara untuk menciptakan multi kutub di pentas internasional.

Tak hanya Rusia, Cina pun mereaksi keras keputusan AS untuk menempatkan lebih banyak lagi armada lautnya di Samudera Pasifik. Menurut para pengamat, AS berusaha menguasai perairan penting dunia untuk mensukseskan ambisinya menguasai dunia. Selain ingin menguasai Samudera Pasifik, Amerika juga berangan-angan menguasai Selat Malaka. Mengingat posisi strategis selat ini di mana separuh perdagangan dunia melalui Selat Malaka maka keamanan kawasan ini menjadi isu paling hangat di kawasan.

Di sisi lain, Gedung Putih memanfaatkan kekhawatiran ini dengan membujuk negara kawasan guna menggelar manuver perang gabungan dengan Washington demi mengontrol kondisi di kawasan sesuai dengan keinginan Amerika Serikat.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts