Senin, 12/09/2011
"9/11 telah pada dasarnya digunakan untuk memasukkan uang ke dalam kompleks industri militer yang terancam setelah runtuhnya Uni Soviet," Enver Masud, penulis "9/11 Unveiled," mengatakan kepada Press TV Sabtu lalu.
"Belanja pertahanan naik karena serangan 9/11 yang tidak dilakukan oleh 19 pembajak Arab sebagaimana diklaim, tetapi serangan itu dilakukan oleh oknum di AS dan kemungkin besar agen Israel Mossad," kata Masud.
Pendiri "Dana Kebijaksanaan" tersebut mengatakan bahwa "kompleks industri militer AS telah meningkat pasca 9/11, meneror dunia dan mengambil kebebasan di rumah-rumah warga Amerika."
Pada 11 September 2001, serangkaian serangan terkoordinasi yang dilakukan di Amerika Serikat menyebabkan hampir 3.000 orang tewas.
Selama insiden itu, 19 orang yang dilaporkan sebagai anggota al-Qaidah membajak empat pesawat jet komersial dan menambrakkan dua dari pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City.
AS, di bawah pemerintahan mantan Presiden George W. Bush, menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 setelah mengklaim bahwa serangan 9/11 dilakukan oleh anggota al-Qaidah yang dilindungi oleh rezim Taliban di Afghanistan pada saat itu.
AS juga menyerang Irak pada tahun 2003 mengklaim bahwa negara Timur Tengah tersebut memiliki senjata pemusnah massal.
No comments:
Post a Comment