Dari Abdullah bin Al-Haris ra katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa salam bersabda : “Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah
Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk Al-Mahdi, yakni
pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah & At-Tabrani)
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa salam telah mengambil tangan Ali dan bersabda : “Akan keluar dari sulbi pemuda ini (Ali) yang memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Putera dari Bani Tamim (dari keturunan Abu Bakar), dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang panji-panji Al Mahdi” (HR. Tabrani dalam Al Ausat Dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)
Di antara sifat-sifat yang melekat pada Pemuda Bani Tamim adalah :
1. Dia berketurunan Suku Tamim atau Bani Tamim ; Siapa sesungguhnya keturunan Bani Tamim, untuk hal ini terdapat perbedaan ijtihad di kalangan ulama. Di kalangan bangsa Arab ada satu kabilah yang bernama Tamim. Kabilah Tamim ini adalah satu kabilah dari bangsa Quraisy yang mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Di antara sahabat yang berasal dari kabilah Tamim ialah sahabat yang paling setia kepada Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar as-Siddiq ra. Ulama lain berpendapat bahwa pemuda Tamim ini adalah berasal dari keturunan Ahlul Bait.
2. Keturunannya sudah bercampur dengan bangsa Timur ; Pemuda ini adalah seorang yang keturunan Bani Tamimnya telah bercampur dengan bangsa dari timur, ia lebih dikenal sebagai orang dari bangsa Timurnya daripada suku Tamimnya. Jika orang bertanya kepadanya, “Darimana engkau berasal?” Ia akan menjawab, “Dari Timur.” Jika ditanya pula, “Apa kebangsaanmu?” Pemuda Bani Tamim akan menjawab, “Aku dari bangsa Timur.” Keterangan ini dijelaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir.
3. Pemuda itu bernama Syuaib bin Soleh ; Menurut para penafsir nama tersebut bukan nama yang sebenarnya tetapi merujuk kepada suku bangsanya (suku kecil dari suatu bangsa), dia adalah seorang pemuda yang baik dan berasal dari keluarganya yang terkenal berakhlak baik. Dari segi bahasa Arab, kata Syu’bun berarti suku bangsa atau puak dari suatu bangsa. Sedangkan kata Syu’aibun berarti suatu suku kecil dari sebuah kabilah. Kata Bin berasal dari Ibnun artinya anak lelaki, sedangkan kata Soleh berarti orang yang baik, baik namanya, kepribadiannya, akidahnya, keturunannya, agamanya, pemikirannya dan juga akhlaknya. Sabda Nabi Muhammad SAW, “Pembawa bendera al-Mahdi adalah seorang laki-laki daripada suku Tamim yang datang dari Timur.” Ammar bin Yasir RA berkata, “Pembawa Panji-panji Al-Mahdi adalah Syuaib bin Saleh.”
4. Kulitnya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih ; Dikatakan kulitnya berwarna kuning, bahwa Nabi SAW menjelaskan bahawa Pemuda Bani Tamim itu memang bukan berkulit Arab karena orang Arab biasanya berkulit merah atau putih kemerah-merahan.
5. Dia bertutur dengan bahasa Ajam bukan bahasa Arab ; Pemuda ini sehari-harinya bertutur dengan bahasa lokal tempat ia hidup. Namun dia juga tetap bisa bertutur dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih, sesuai dengan pendidikan dan suasana keluarganya yang mendorongnya mampu menguasai bahasa Ajam dan Arab.
Pemuda Tamim yang disebut dalam hadis sebagai pembantu utama Imam Mahdi. Apa benar Maulana Ilyas rah merangkap pemula gerakan dakwah terbesar dunia yaitu jemaah Tabligh adalah lelaki yang dimaksudkan itu dan apa benar dia berketurunan dari nasab Saidina Abu Bakar As-Siddiq?
Siapakah Bani Tamim ?
a. Dari Abdullah bin Abu Jud’a` bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan masuk surga dari ummatku dengan syafa’atnya seorang laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dari Bani Tamim.” Mereka (para sahabat) bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah (orang yang memberi syafa’at) selain engkau?” beliau menjawab: “Ya, orang selain diriku.” Abdullah bin Syaqiq berkata; “Apakah kamu mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” dia menjawab; “Ya, saya mendengarnya dari beliau.” (HR. Ibnu Majah)
b. Dari Abdullah bin Syaqiq berkata: Aku pernah bersama serombongan orang di Iliya`, seseorang dari mereka berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Akan masuk surga karena syafaat seseorang dari ummatku lebih banyak dari Bani Tamim.” Dikatakan: Wahai Rasulullah, selain baginda? Beliau menjawab: “Selain aku.” Saat ia berdiri, aku bertanya: Siapa dia? Mereka menjawab: Dia Ibnu Abi Al Jadz ‘Abdullah’. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih gharib dan Ibnu Abi Al Jadz’a` adalah Abdullah, hanya satu hadits ini saja yang dikenal miliknya. (HR. Tirmidzi)
c. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Senantiasa aku mencintai Bani Tamim”. Dan telah menceritakan kepadaku Ibnu Salam telah mengabarkan kepada kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Al Mughirah dari Al Harits dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu. Dan dari ‘Umarah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Senantiasa aku mencintai Bani Tamim sejak aku mendengar tiga perkara yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimana Beliau berkata, tentang mereka yang aku medengarnya, Beliau berkata: “Mereka adalah ummatku yang paling keras perlawanannya terhada Ad-Dajjal”. Dia berkata: “Ketika datang zakat-zakat dari mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Inilah zakatnya kaum kita”. Dan ketika diantara tawanan mereka ada yang diambil oleh ‘Aisyah, Beliau bersabda: “Bebaskanlah, karena dia dari keturunan Nabi Isma’il”. (HR. Bukhari)
d. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; Saya akan senantiasa mencintai Bani Tamim, karena tiga hal yang pernah saya mendengar dari Rasulullah tentang mereka: Pertama, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling gigih melawan Dajjal.’ Kedua, ada seorang tawanan perempuan dari Bani Tamim di rumah Aisyah. Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Hai Aisyah, bebaskanlah ia! Karena ia adalah keturunan Ismail.’ Ketiga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda ketika ada zakat dari Bani Tamim: ‘Ini adalah zakat kaum kami.’ (HR. Bukhari)
e. Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ini merupakan sedekah kaumku yang mereka itu adalah manusia yang paling keras terhadap Dajjal yakni bani Tamim, ” Abu Hurairah berkata; “Tidak ada suatu kaum dari suatu perkampungan yang paling aku benci dari mereka, tetapi setelah aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan ini, aku mencintai mereka.” (HR. Ahmad)
f. Dari Ikrimah bin Khalid ia berkata –seorang lelaki dari Bani Tamim yang ada di sisinya mengambil satu genggam pasir untuk dilemparkannya, kemudian- Ikrimah berkata; seorang lelaki sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menceritakan kepadaku, bahwa pernah Bani Tamim disebut-sebut di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, tiba-tiba seorang laki-laki berkata; “Suku dari bani Tamim ini berlambat-lambat dalam perkara ini (zakat).” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kemudian memandang ke arah suku Muzainah seraya berkata: “Mereka (bani Tamim) tidak lebih lambat dari mereka.” Suatu hari seorang laki-laki juga pernah berkata, “Mereka dari suku bani Tamim itu lamban dalam memberikan sedekahnya.” Ikrimah melanjutkan, “Maka datanglah unta dan kain indah milik suku bani Tamim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lantas bersabda: ‘Ini adalah unta kaumku.’ Kemudian suatu hari ada seorang laki-laki dari suku bani Tamim berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau lalu bersabda: “Janganlah kalian katakan sesuatu kepada suku Tamim kecuali yang baik, sebab mereka adalah orang-orang yang lemparannya paling jauh kepada Dajjal.” (HR. Ahmad)
Abu Bakar dan apakah benar dia dari Bani Tamim?
Abu Bakar ash-Shiddiq termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama, ia adalah satu diantara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.
Nasab keturunan Abu Bakar r.a
Abu Bakar Ash-Shidiq atau Nama lengkapnya adalah ‘Abd Allah ibn ‘Utsman (Abu Quhafah) bin Amir bi Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi‘. Bertemu nasabnya dengan Nabi SAW pada moyangnya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah bani Taim yakni mahsyur digelar Tamim.
Bukti lain menunjukkan Abu Bakar dari Bani Tamim
Aku teringat sebuah kisah yang setiap kali aku teringat, aku akan menangis, kisah ini diceritakan dalam kitab Fadhilat Amal dan juga terdapat dalam kitab-kitab lain yaitu dari riwayat Ali r.a kisahnya begini,
Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada para sahabat ketika beliau memgang kuasa khalifah,
“Siapakah orang yg paling berani?”
Jawab mereka, “Engkau wahai Amirul Mukminin”
Kemudian Ali berkata lagi, TIDAK! Orang yang paling berani adalah Abu Bakar As Siddiq.
Demi Allah, aku pernah melihat Nabi Muhammad dikelilingi sekumpulan kaum kafir Quraisy yang sedang menarik dan mencemuh baginda ketika berdakwah di hadapan Kaabah, Sementara itu kami mengintip dari jauh. Kemudian datanglah Abu Bakar menerpa orang-orang kafir tadi dan menghalang mereka menyakiti Rasulullah, beliau sangat kuat dan menolak semua orang disitu lalu berkata, Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan Rabbku adalah Allah!? Mendengarkan hal itu, mereka meninggalkan Rasulullah dan menerpa Abu Bakar.
Kemudian Uqbah bin Abu Mu’ith datang, Abu Bakar di hentak ke tanah dan dibelasah teruk. Uqbah lantas membaling sandal dan memukul wajah Abu Bakar dengan sandal terus menerus sehinggakan wajah Abu Bakar jadi bengkak sampai tak boleh nak ketahui lagi bentuk hidungnya. Mengalir darah dari wajah Abu Bakar lalu pingsan!
Sejurus itu datanglah kabilah dari Bani Tamim. Mereka menjerit bahwa jika Abu Bakar mati, mereka akan isytiharkan perang! Dan Uqbah orang pertama akan dibunuh kerana dia yang paling banyak memukul beliau. (Bani Tamim punyai ramai pahlawan handal dan ditakuti kabilah Arab).
Mereka membawanya ke rumah dan menyangka Abu Bakar tidak akan mampu di selamatkan lagi. Mereka berkata kepada ibunya, “Jika dia terjaga dan masih hidup, maka berilah dia makan dan minum” Setelah beberapa lama beliau koma, lalu beliau tersedar, dan kalimat pertama yang keluar dari lisan Abu Bakar adalah, Bagaimana keadaan Rasulullah?” cukup lah..aku tak mampu cerita lagi..sampai sini pun aku sudah menangis. Jadi jelas bahwa banu Tamim adalah banu kepada Abu bakar r.a.
Aku juga teringat satu lagi kisah riwayat Abu Bakar sendiri yang pernah menceritakan pengislamannya kepada Ibnu Mas’ud, dan ini untuk tambahan dan penguat bahwa dia memang dari Bani Tamim.
Katanya, “Aku pernah ke Yaman dan berjumpa dengan seorang tua. Dia rajin membaca kitab dan telah mengajar banyak murid. Lalu dia berkata kepada ku: Orang Tua : Saya rasa tuan datang dari Tanah Haram (Makkah)
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Apakah tuan berbangsa Quraisy?
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Apa yang saya lihat, Tuan ini dari keluarga Bani Tamim?
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Ada satu perkara yang ingin saya tanyakan kepada tuan yaitu jika tuan tidak keberatan, benarkan saya melihat perut tuan.
Abu Bakar : Saya tidak benarkan selagi tuan tidak perjelaskan niat sebenar tuan kepada ku.
Orang Tua : Sesungguhnya, menurut ilmu yang ada padaku, seorang Nabi Allah akan diutuskan di Tanah Haram. Nabi itu akan dibantu oleh 2 orang sahabatnya yang seorang masih muda dan seorang lagi sudah separuh umur. Sahabatnya yang muda itu berani berjuang dalam segenap lapangan dan menjadi pelindungnya dalam kesusahan. Sementara yang separuh umur itu putih kulitnya dan berbadan kurus, ada tahi lalat di perutnya dan ada sesuatu tanda di paha kirinya. Apakah sudi tuan memperlihatkannya kepadaku.
Lalu Abu Bakar membuka bajunya dan memperlihatkan tahi lalat di perutnya.
Orang Tua : Demi Tuhan yang menguasai Kaabah, tuanlah orangnya!”
Jadi jelas sekali tanpa ragu bahwa beliau adalah pemuda Tamim dan pembantu Rasulullah ketika hidupnya dan anak cucunya pembantu anak cucu Rasulullah yaitu Imam Mahdi.
Kenapa Banu Tamim datang dari Timur bukan dari negara Arab ?
Sesui dengan sabda Nabi SAW mereka bani Tamim diusir dari tanah Arab
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan :“Tatkala kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari Bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata beliau berlinang air mata dan berubahlah roman mukanya. Maka aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait. Allah telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran. Hingga datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimanya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kezhaliman. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya maka datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas es’.” (HR. Ibnu Majah)
As-Sindi mengatakan: “Yang nampak, kisah itu merupakan isyarat keadaan Al-Mahdi yang dijanjikan. Oleh karena itu, penulis (Ibnu Majah) menyebutkan hadits ini dalam bab ini (bab keluarnya Al-Mahdi).”
Siapa Maulana Ilyas Khandahlawi ?
Perlu diketahui bahawa pemula gerakan Islam terbesar dalam dunia ini dimulakan oleh seorang lelaki dari TIMUR bumi dan berketurunan BANI TAMIM yaitu Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy.
Beliau lahir pada tahun 1303 Hijrah (1886 M) di perkampungan Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Uttar Pradesh, India.Ayahnya bernama Syaikh Ismail dan ibunya bernama Shafiyah Al-Hafidzah. Keluarga Maulana Muhammad Ilyas terkenal sebagai gudang ilmu agama dan memiliki sifat warak, semua ahli keluarganya dari keturunannya adalah Ulama dan para Huffaz Al-Quran.
Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandhahlawy juga adalah daripada keturunan Hazrat Abu Bakar as-Siddiq r.a, seorang sahabat Rasulullah s.a.w. Maulana Muhammad Ilyas pertama kali belajar agama pada abangnya Syaikh Muhammad Yahya, beliau adalah seorang guru agama di madrasah di kota kelahirannya. Abangnya adalah seorang pengikut mazhab Hanafi dan sahabat daripada seorang ulama dan penulis Islam terkenal, Syaikh Abul Hasan Al-Hasani An-Nadwi yang merupakan seorang pengarah kepada lembaga Dar Al-‘Ulum di Lucknow, India.
Silsilah keturunan Maulana Ilyas Khandahlawi
Maulana Ilyas Khandahlawi mempunyai anak Maulana Muhammad Yusuf Al Khandahlawi dan inilah silsilah keturunan Maulana Yusuf Al Khandahlawi
Silsilah keturunan dari Garis Ayah:
Maulana Muhammad Yusuf anak dari Maulana Muhammad Ilyas anak dari Maulana Muhammad Ismail anak dari Syaikh Ghulam Hussein anak dari Hakim Karim Baksh anak dari Hakim Ghulam Mohiuddin anak dari Maulana Muhammad Sajid anak dari Maulana Muhammad Faiz anak dari Maulana Hakim Muhammad Syarif anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf anak dari Syaikh Jamal Muhammad Syah anak dari Syaikh Nur Muhammad anak dari Syaikh Bahauddin Syah anak dari Maulana Syaikh Muhammad anak dari Syaikh Muhammad Fadhil anak dari Syaikh Qutb Syah.
Silsilah keturunan dari Garis Ibu:
Ibunya anak dari Maulvi Rauful Hasan anak dari Maulana Zia-ul-Hasan anak dari Maulana Nurul Hasan anak dari Maulana Abul Hasan anak dari Mufti Ilahi Baksh anak dari Maulana Syaikhul Islam anak dari Hakim Qutbuddin anak dari Hakim Abdul Qadir anak dari Maulana Hakim Muhammad Syarif anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf anak dari Syaikh Jamal Muhammad Syah anak dari Syaikh Nur Muhammad anak dari Syaikh Bahauddin Syah anak dari Maulana Syaikh Muhammad anak dari Syaikh Muhammad Fadhil anak dari Syaikh Qutb Syah.
Garis silsilah keturunan ayah dan ibu dari keluarga Maulana Yusuf bertemu di Hakim Muhammad Syarif. Lalu garis silsilah keluarga keturunan mereka kembali ke Amirul Mukminin Hazrat Abu Bakar Siddiq RA. Kedua keluarga ini tinggal di desa Kandhala dan Jinhjana. Mereka terkenal dengan kereligiusan, keilmuan dan kesalehan.
Maulana Muhammad Yahya belajar membersihkan diri dan menyerap ilmu tasawuf dengan bimbingan Syaikh Rasyid Ganggohi. Hal ini pula yang membuat Maulana Muhammad Ilyas tertarik untuk belajar pada Syaikh Rasyid sebagaimana abangnya. Akhirnya Maulana Ilyas memutuskan untuk belajar agama menyertai abangnya di Gangoh.
Setelah menyelesaikan pelajaran Hadis Syarif, Jami’at Tirmidzi dan Shahih Bukhari, dan dalam jangka waktu empat bulan beliau sudah menyelesaikan Kutubus Sittah (6 kitab Hadis yang Sahih yaitu Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Daud, Ibn Majah, Nasa’I) .
Tubuhnya yang kurus dan sering terserang sakit semakin membuat beliau bersemangat dalam menuntut ilmu, begitu pula kerisauannya yang bertambah besar terhadap keadaan umat yang jauh daripada syariat Islam.
Besarnya pengorbanan Maulana hanya untuk memajukan pendidikan agama bagi masyarakat Mewat, India tidak mendapatkan perhatian. Bahkan mereka enggan menuntut ilmu dan suka hidup dalam kejahilan, mereka senang hidup dalam keadaan yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun turun temurun.
Beliau melihat bahwa kejahilan, kegelapan dan sekularisme yang melanda negerinya sangat berpengaruh terhadap madrasah-madrasah. Para murid tidak mampu menjunjung nilai-nilai agama sebagaimana yang sepatutnya, sehingga gelombang kejahilan semakin melanda bagaikan gelombang lautan yang meluru deras sehingga ratusan mil membawa mereka hanyut.
Melihat keadaan Mewat yang sangat jahil itu semakin menambah kerisauan beliau akan keadaan umat Islam terutama masyarakat Mewat. Kunjungan-kunjungan dilakukannya bahkan madrasah-madrasah banyak didirikan, tetapi hal itu belum dapat mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Mewat.
Pada tahun 1351 H/1931 M, beliau menunaikan haji ke tanah suci Mekah. Kesempatan tersebut dipergunakannya untuk menemui tokoh-tokoh India yang ada di Arab untuk memperkenalkan usaha dakwah dan dengan harapan agar usaha ini dapat terus dijalankan di tanah Arab.
Keinginannya yang besar menyebabkan beliau berkesempatan menemui Sultan Ibnu Sa’ud yang menjadi raja tanah Arab untuk mengenalkan usaha dakwah seperti Rasulullah mulia yang dibawanya. Selama di tanah Mekah, jamaah bergerak setiap hari dari pagi sampai petang, usaha dakwah terus dilakukan untuk mengajak orang taat kepada perintah Allah dan menegakkan dakwah.
Setelah pulang dari haji tersebut, Maulana mengadakan dua kunjungan ke Mewat, masing-masing disertai jamaah dengan jumlah yang cukup besar, paling sedikit seratus orang. Bahkan di beberapa tempat jumlah itu semakin meningkat. Kunjungan pertama dilakukan selama satu bulan dan kunjungan ke dua dilakukan hanya beberapa hari saja. Dalam kunjungan tersebut beliau selalu membentuk jamaah-jamaah yang dikirimkan ke kampung-kampung untuk berjaulah (berkeliling dari rumah ke rumah seperti yang dilakukan jemaah Tabligh sedunia) untuk menyampaikan pentingnya agama. Beliau sepenuhnya yakin bahwa kejahilan, kelalaian serta hilangnya semangat agama dan jiwa keislaman itulah yang menjadi sumber kerusakan.
Dari Mewat inilah secara beransur-ansur usaha tabligh meluas ke Delhi, Punjab, Khurja, Aligarh, Agra, Bulandshar, Meerut, Panipat, Sonepat, Karnal, Rohtak dan daerah lainnya. Begitu juga di bandar-bandar pelabuhan banyak jamaah yang tinggal dan terus bergerak menuju tempat-tempat yang ditujukan sepeti halnya daerah Asia Barat.
Terbentuknya jamaah ini adalah dengan izin Allah melalui asbab kerisauan Maulana Muhammad Ilyas, tersebarlah jamaah-jamaah yang membawa misi berganda, yaitu islah diri (perbaikan diri sendiri) dan mendakwahkan kebesaran Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
Perkembangan jemaah ini semakin hari semakin pesat. Banyak jamaah yang dihantar dari tempat-tempat yang dikunjungi jamaah, kemudian membentuk rombongan jamaah baru sehingga silaturrahim antara kaum muslimin dengan muslim yang lain dapat terwujud. Gerakan jamaah tidak hanya tersebar di India tetapi sedikit demi sedikit telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia dan Indonesia
Buah fikiran beliau dicurahkan dalam lembar-lembar kertas surat yang dihimpun oleh Maulana Manzoor Nu’mani dengan judul Aur Un Ki Deeni Dawat yang ditujukan kepada para ulama dan seluruh umat Islam yang mengambil usaha dakwah ini.
Karya beliau yang paling nyata adalah beliau telah meninggalkan kerisauan dan fikir atas umat Islam hari ini serta metode kerja dakwahnya yang atas izin Allah SWT telah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Orang-orang yang mengetahui keadaan umat, insya-Allah akan mengambil jalan dakwah ini sebagai penawar dan obat hatinya, dan akan menjadi sebab hadirnya hidayah bagi dirinya dan orang lain.
Akhirnya Maulana menghembuskan nafas terakhirnya; beliau pulang ke rahmatullah sebelum azan Subuh. Beliau merupakan seorang pengembara yang mungkin tidak pernah tidur dengan tenang, kini sampai ke tempat tujuannya. Beliau meninggalkan karya-karya tulisan tentang kerisauannya akan keadaan ummat.
Diantara peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW, adalah kemunculan seorang pemuda Bani Tamim beserta jamaahnya yang akan menyiapkan sebuah landasan yang kuat bagi munculnya seorang pemimpin umat di akhir jaman yaitu Imam Mahdi.
Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Dan orang-orang dari timur mendukung (Al-Mahdi), menolongnya dan menegakkan agamanya, serta mengokohkannya. Bendera mereka berwarna hitam, dan itu merupakan pakaian yang memiliki kewibawaan, karena bendera Rasulullah berwarna hitam yang dinamai Al-Iqab.” (An-Nihayah fil Malahim)
Dari Abdullah bin Al-Haris ra katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk Al-Mahdi, yakni pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah & At-Tabrani)
Pemerintahan Al Mahdi dipersiapkan terlebih dahulu oleh Orang yang keluar dari Timur yaitu Bani Tamim. Maulana Ilyas memulai membangun pemerintahan usaha dakwah dari tahun 1920an sehingga hampir seluruh negara yang ada didunia sudah ikut serta dalam pemerintahan yang sedang dinanti. Kurang lebih 240 negara sudah ikut ambil bagian dalam pemerintahan ini. Amerika, Jerman bahkan Israel sendiri sudah ikut serta dalam pemerintahan usaha dakwah.
Maulana Umar palanpuri menyampaikan dalam sebuah bayannya,
Sebuah mobil yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya yaitu di Tanah Arab. Mobil tadi sudah rusak dan tidak bisa digunakan dan mobil yang sudah rusak ini telah diseret dengan perlahan dan dipindahkan ke India. Setelah mobil ini sampai di India, mobil ini mulai diperbaiki dengan baik. Sehingga bisa berjalan dengan baik kembali. Mobil ini sudah bagus dan cantik. Seandainya mobil ini diminta kembali oleh pemiliknya maka kami pun dengan senang hati akan mengembalikannya kembali. Ini sebuah bukti nyata bahwa panji-panji pemerintahan usaha dakwah ini akan dikembalikan kepada Al Mahdi
Terbukti Jamaah yang paling banyak sekarang di India adalah jamaah Arab.
Setiap tahun ganjil para masyeikh kita mereka datang untuk menunaikan haji. Ditahun ini 1433 H, dimana tulisan ini dibuat. Para masyeikh dakwah sedang menunaikan ibadah haji. Dalam rangka menunggu peristiwa besar yang mungkin sebentar lagi ada didepan mata kita.
Dari Sauban r.a dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Akan muncul dua kumpulan dari umatku yang kedua-duanya dipelihara Allah dari neraka; satu kumpulan yang berjihad/berdakwah di India dan satu kumpulan lagi yang akan bersama Nabi Isa bin Maryam as.” ” (HR. Nasai dan Ahmad)
Sekian. Wallahu a’lam
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa salam telah mengambil tangan Ali dan bersabda : “Akan keluar dari sulbi pemuda ini (Ali) yang memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Putera dari Bani Tamim (dari keturunan Abu Bakar), dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang panji-panji Al Mahdi” (HR. Tabrani dalam Al Ausat Dari kitab Al Hawi lil Fatawa oleh Imam Sayuti)
Di antara sifat-sifat yang melekat pada Pemuda Bani Tamim adalah :
1. Dia berketurunan Suku Tamim atau Bani Tamim ; Siapa sesungguhnya keturunan Bani Tamim, untuk hal ini terdapat perbedaan ijtihad di kalangan ulama. Di kalangan bangsa Arab ada satu kabilah yang bernama Tamim. Kabilah Tamim ini adalah satu kabilah dari bangsa Quraisy yang mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Di antara sahabat yang berasal dari kabilah Tamim ialah sahabat yang paling setia kepada Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar as-Siddiq ra. Ulama lain berpendapat bahwa pemuda Tamim ini adalah berasal dari keturunan Ahlul Bait.
2. Keturunannya sudah bercampur dengan bangsa Timur ; Pemuda ini adalah seorang yang keturunan Bani Tamimnya telah bercampur dengan bangsa dari timur, ia lebih dikenal sebagai orang dari bangsa Timurnya daripada suku Tamimnya. Jika orang bertanya kepadanya, “Darimana engkau berasal?” Ia akan menjawab, “Dari Timur.” Jika ditanya pula, “Apa kebangsaanmu?” Pemuda Bani Tamim akan menjawab, “Aku dari bangsa Timur.” Keterangan ini dijelaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir.
3. Pemuda itu bernama Syuaib bin Soleh ; Menurut para penafsir nama tersebut bukan nama yang sebenarnya tetapi merujuk kepada suku bangsanya (suku kecil dari suatu bangsa), dia adalah seorang pemuda yang baik dan berasal dari keluarganya yang terkenal berakhlak baik. Dari segi bahasa Arab, kata Syu’bun berarti suku bangsa atau puak dari suatu bangsa. Sedangkan kata Syu’aibun berarti suatu suku kecil dari sebuah kabilah. Kata Bin berasal dari Ibnun artinya anak lelaki, sedangkan kata Soleh berarti orang yang baik, baik namanya, kepribadiannya, akidahnya, keturunannya, agamanya, pemikirannya dan juga akhlaknya. Sabda Nabi Muhammad SAW, “Pembawa bendera al-Mahdi adalah seorang laki-laki daripada suku Tamim yang datang dari Timur.” Ammar bin Yasir RA berkata, “Pembawa Panji-panji Al-Mahdi adalah Syuaib bin Saleh.”
4. Kulitnya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih ; Dikatakan kulitnya berwarna kuning, bahwa Nabi SAW menjelaskan bahawa Pemuda Bani Tamim itu memang bukan berkulit Arab karena orang Arab biasanya berkulit merah atau putih kemerah-merahan.
5. Dia bertutur dengan bahasa Ajam bukan bahasa Arab ; Pemuda ini sehari-harinya bertutur dengan bahasa lokal tempat ia hidup. Namun dia juga tetap bisa bertutur dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih, sesuai dengan pendidikan dan suasana keluarganya yang mendorongnya mampu menguasai bahasa Ajam dan Arab.
Pemuda Tamim yang disebut dalam hadis sebagai pembantu utama Imam Mahdi. Apa benar Maulana Ilyas rah merangkap pemula gerakan dakwah terbesar dunia yaitu jemaah Tabligh adalah lelaki yang dimaksudkan itu dan apa benar dia berketurunan dari nasab Saidina Abu Bakar As-Siddiq?
Siapakah Bani Tamim ?
a. Dari Abdullah bin Abu Jud’a` bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan masuk surga dari ummatku dengan syafa’atnya seorang laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dari Bani Tamim.” Mereka (para sahabat) bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah (orang yang memberi syafa’at) selain engkau?” beliau menjawab: “Ya, orang selain diriku.” Abdullah bin Syaqiq berkata; “Apakah kamu mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” dia menjawab; “Ya, saya mendengarnya dari beliau.” (HR. Ibnu Majah)
b. Dari Abdullah bin Syaqiq berkata: Aku pernah bersama serombongan orang di Iliya`, seseorang dari mereka berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Akan masuk surga karena syafaat seseorang dari ummatku lebih banyak dari Bani Tamim.” Dikatakan: Wahai Rasulullah, selain baginda? Beliau menjawab: “Selain aku.” Saat ia berdiri, aku bertanya: Siapa dia? Mereka menjawab: Dia Ibnu Abi Al Jadz ‘Abdullah’. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih gharib dan Ibnu Abi Al Jadz’a` adalah Abdullah, hanya satu hadits ini saja yang dikenal miliknya. (HR. Tirmidzi)
c. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Senantiasa aku mencintai Bani Tamim”. Dan telah menceritakan kepadaku Ibnu Salam telah mengabarkan kepada kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Al Mughirah dari Al Harits dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu. Dan dari ‘Umarah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: “Senantiasa aku mencintai Bani Tamim sejak aku mendengar tiga perkara yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimana Beliau berkata, tentang mereka yang aku medengarnya, Beliau berkata: “Mereka adalah ummatku yang paling keras perlawanannya terhada Ad-Dajjal”. Dia berkata: “Ketika datang zakat-zakat dari mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Inilah zakatnya kaum kita”. Dan ketika diantara tawanan mereka ada yang diambil oleh ‘Aisyah, Beliau bersabda: “Bebaskanlah, karena dia dari keturunan Nabi Isma’il”. (HR. Bukhari)
d. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; Saya akan senantiasa mencintai Bani Tamim, karena tiga hal yang pernah saya mendengar dari Rasulullah tentang mereka: Pertama, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling gigih melawan Dajjal.’ Kedua, ada seorang tawanan perempuan dari Bani Tamim di rumah Aisyah. Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Hai Aisyah, bebaskanlah ia! Karena ia adalah keturunan Ismail.’ Ketiga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda ketika ada zakat dari Bani Tamim: ‘Ini adalah zakat kaum kami.’ (HR. Bukhari)
e. Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ini merupakan sedekah kaumku yang mereka itu adalah manusia yang paling keras terhadap Dajjal yakni bani Tamim, ” Abu Hurairah berkata; “Tidak ada suatu kaum dari suatu perkampungan yang paling aku benci dari mereka, tetapi setelah aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan ini, aku mencintai mereka.” (HR. Ahmad)
f. Dari Ikrimah bin Khalid ia berkata –seorang lelaki dari Bani Tamim yang ada di sisinya mengambil satu genggam pasir untuk dilemparkannya, kemudian- Ikrimah berkata; seorang lelaki sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menceritakan kepadaku, bahwa pernah Bani Tamim disebut-sebut di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, tiba-tiba seorang laki-laki berkata; “Suku dari bani Tamim ini berlambat-lambat dalam perkara ini (zakat).” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kemudian memandang ke arah suku Muzainah seraya berkata: “Mereka (bani Tamim) tidak lebih lambat dari mereka.” Suatu hari seorang laki-laki juga pernah berkata, “Mereka dari suku bani Tamim itu lamban dalam memberikan sedekahnya.” Ikrimah melanjutkan, “Maka datanglah unta dan kain indah milik suku bani Tamim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lantas bersabda: ‘Ini adalah unta kaumku.’ Kemudian suatu hari ada seorang laki-laki dari suku bani Tamim berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau lalu bersabda: “Janganlah kalian katakan sesuatu kepada suku Tamim kecuali yang baik, sebab mereka adalah orang-orang yang lemparannya paling jauh kepada Dajjal.” (HR. Ahmad)
Abu Bakar dan apakah benar dia dari Bani Tamim?
Abu Bakar ash-Shiddiq termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama, ia adalah satu diantara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.
Nasab keturunan Abu Bakar r.a
Abu Bakar Ash-Shidiq atau Nama lengkapnya adalah ‘Abd Allah ibn ‘Utsman (Abu Quhafah) bin Amir bi Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi‘. Bertemu nasabnya dengan Nabi SAW pada moyangnya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah bani Taim yakni mahsyur digelar Tamim.
Bukti lain menunjukkan Abu Bakar dari Bani Tamim
Aku teringat sebuah kisah yang setiap kali aku teringat, aku akan menangis, kisah ini diceritakan dalam kitab Fadhilat Amal dan juga terdapat dalam kitab-kitab lain yaitu dari riwayat Ali r.a kisahnya begini,
Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada para sahabat ketika beliau memgang kuasa khalifah,
“Siapakah orang yg paling berani?”
Jawab mereka, “Engkau wahai Amirul Mukminin”
Kemudian Ali berkata lagi, TIDAK! Orang yang paling berani adalah Abu Bakar As Siddiq.
Demi Allah, aku pernah melihat Nabi Muhammad dikelilingi sekumpulan kaum kafir Quraisy yang sedang menarik dan mencemuh baginda ketika berdakwah di hadapan Kaabah, Sementara itu kami mengintip dari jauh. Kemudian datanglah Abu Bakar menerpa orang-orang kafir tadi dan menghalang mereka menyakiti Rasulullah, beliau sangat kuat dan menolak semua orang disitu lalu berkata, Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan Rabbku adalah Allah!? Mendengarkan hal itu, mereka meninggalkan Rasulullah dan menerpa Abu Bakar.
Kemudian Uqbah bin Abu Mu’ith datang, Abu Bakar di hentak ke tanah dan dibelasah teruk. Uqbah lantas membaling sandal dan memukul wajah Abu Bakar dengan sandal terus menerus sehinggakan wajah Abu Bakar jadi bengkak sampai tak boleh nak ketahui lagi bentuk hidungnya. Mengalir darah dari wajah Abu Bakar lalu pingsan!
Sejurus itu datanglah kabilah dari Bani Tamim. Mereka menjerit bahwa jika Abu Bakar mati, mereka akan isytiharkan perang! Dan Uqbah orang pertama akan dibunuh kerana dia yang paling banyak memukul beliau. (Bani Tamim punyai ramai pahlawan handal dan ditakuti kabilah Arab).
Mereka membawanya ke rumah dan menyangka Abu Bakar tidak akan mampu di selamatkan lagi. Mereka berkata kepada ibunya, “Jika dia terjaga dan masih hidup, maka berilah dia makan dan minum” Setelah beberapa lama beliau koma, lalu beliau tersedar, dan kalimat pertama yang keluar dari lisan Abu Bakar adalah, Bagaimana keadaan Rasulullah?” cukup lah..aku tak mampu cerita lagi..sampai sini pun aku sudah menangis. Jadi jelas bahwa banu Tamim adalah banu kepada Abu bakar r.a.
Aku juga teringat satu lagi kisah riwayat Abu Bakar sendiri yang pernah menceritakan pengislamannya kepada Ibnu Mas’ud, dan ini untuk tambahan dan penguat bahwa dia memang dari Bani Tamim.
Katanya, “Aku pernah ke Yaman dan berjumpa dengan seorang tua. Dia rajin membaca kitab dan telah mengajar banyak murid. Lalu dia berkata kepada ku: Orang Tua : Saya rasa tuan datang dari Tanah Haram (Makkah)
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Apakah tuan berbangsa Quraisy?
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Apa yang saya lihat, Tuan ini dari keluarga Bani Tamim?
Abu Bakar : Benar
Orang Tua : Ada satu perkara yang ingin saya tanyakan kepada tuan yaitu jika tuan tidak keberatan, benarkan saya melihat perut tuan.
Abu Bakar : Saya tidak benarkan selagi tuan tidak perjelaskan niat sebenar tuan kepada ku.
Orang Tua : Sesungguhnya, menurut ilmu yang ada padaku, seorang Nabi Allah akan diutuskan di Tanah Haram. Nabi itu akan dibantu oleh 2 orang sahabatnya yang seorang masih muda dan seorang lagi sudah separuh umur. Sahabatnya yang muda itu berani berjuang dalam segenap lapangan dan menjadi pelindungnya dalam kesusahan. Sementara yang separuh umur itu putih kulitnya dan berbadan kurus, ada tahi lalat di perutnya dan ada sesuatu tanda di paha kirinya. Apakah sudi tuan memperlihatkannya kepadaku.
Lalu Abu Bakar membuka bajunya dan memperlihatkan tahi lalat di perutnya.
Orang Tua : Demi Tuhan yang menguasai Kaabah, tuanlah orangnya!”
Jadi jelas sekali tanpa ragu bahwa beliau adalah pemuda Tamim dan pembantu Rasulullah ketika hidupnya dan anak cucunya pembantu anak cucu Rasulullah yaitu Imam Mahdi.
Kenapa Banu Tamim datang dari Timur bukan dari negara Arab ?
Sesui dengan sabda Nabi SAW mereka bani Tamim diusir dari tanah Arab
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan :“Tatkala kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari Bani Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata beliau berlinang air mata dan berubahlah roman mukanya. Maka aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait. Allah telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran. Hingga datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi mereka tidak menerimanya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada seseorang dari keluargaku. Lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kezhaliman. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya maka datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas es’.” (HR. Ibnu Majah)
As-Sindi mengatakan: “Yang nampak, kisah itu merupakan isyarat keadaan Al-Mahdi yang dijanjikan. Oleh karena itu, penulis (Ibnu Majah) menyebutkan hadits ini dalam bab ini (bab keluarnya Al-Mahdi).”
Siapa Maulana Ilyas Khandahlawi ?
Perlu diketahui bahawa pemula gerakan Islam terbesar dalam dunia ini dimulakan oleh seorang lelaki dari TIMUR bumi dan berketurunan BANI TAMIM yaitu Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawy.
Beliau lahir pada tahun 1303 Hijrah (1886 M) di perkampungan Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Uttar Pradesh, India.Ayahnya bernama Syaikh Ismail dan ibunya bernama Shafiyah Al-Hafidzah. Keluarga Maulana Muhammad Ilyas terkenal sebagai gudang ilmu agama dan memiliki sifat warak, semua ahli keluarganya dari keturunannya adalah Ulama dan para Huffaz Al-Quran.
Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandhahlawy juga adalah daripada keturunan Hazrat Abu Bakar as-Siddiq r.a, seorang sahabat Rasulullah s.a.w. Maulana Muhammad Ilyas pertama kali belajar agama pada abangnya Syaikh Muhammad Yahya, beliau adalah seorang guru agama di madrasah di kota kelahirannya. Abangnya adalah seorang pengikut mazhab Hanafi dan sahabat daripada seorang ulama dan penulis Islam terkenal, Syaikh Abul Hasan Al-Hasani An-Nadwi yang merupakan seorang pengarah kepada lembaga Dar Al-‘Ulum di Lucknow, India.
Silsilah keturunan Maulana Ilyas Khandahlawi
Maulana Ilyas Khandahlawi mempunyai anak Maulana Muhammad Yusuf Al Khandahlawi dan inilah silsilah keturunan Maulana Yusuf Al Khandahlawi
Silsilah keturunan dari Garis Ayah:
Maulana Muhammad Yusuf anak dari Maulana Muhammad Ilyas anak dari Maulana Muhammad Ismail anak dari Syaikh Ghulam Hussein anak dari Hakim Karim Baksh anak dari Hakim Ghulam Mohiuddin anak dari Maulana Muhammad Sajid anak dari Maulana Muhammad Faiz anak dari Maulana Hakim Muhammad Syarif anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf anak dari Syaikh Jamal Muhammad Syah anak dari Syaikh Nur Muhammad anak dari Syaikh Bahauddin Syah anak dari Maulana Syaikh Muhammad anak dari Syaikh Muhammad Fadhil anak dari Syaikh Qutb Syah.
Silsilah keturunan dari Garis Ibu:
Ibunya anak dari Maulvi Rauful Hasan anak dari Maulana Zia-ul-Hasan anak dari Maulana Nurul Hasan anak dari Maulana Abul Hasan anak dari Mufti Ilahi Baksh anak dari Maulana Syaikhul Islam anak dari Hakim Qutbuddin anak dari Hakim Abdul Qadir anak dari Maulana Hakim Muhammad Syarif anak dari Maulana Hakim Muhammad Asyraf anak dari Syaikh Jamal Muhammad Syah anak dari Syaikh Nur Muhammad anak dari Syaikh Bahauddin Syah anak dari Maulana Syaikh Muhammad anak dari Syaikh Muhammad Fadhil anak dari Syaikh Qutb Syah.
Garis silsilah keturunan ayah dan ibu dari keluarga Maulana Yusuf bertemu di Hakim Muhammad Syarif. Lalu garis silsilah keluarga keturunan mereka kembali ke Amirul Mukminin Hazrat Abu Bakar Siddiq RA. Kedua keluarga ini tinggal di desa Kandhala dan Jinhjana. Mereka terkenal dengan kereligiusan, keilmuan dan kesalehan.
Maulana Muhammad Yahya belajar membersihkan diri dan menyerap ilmu tasawuf dengan bimbingan Syaikh Rasyid Ganggohi. Hal ini pula yang membuat Maulana Muhammad Ilyas tertarik untuk belajar pada Syaikh Rasyid sebagaimana abangnya. Akhirnya Maulana Ilyas memutuskan untuk belajar agama menyertai abangnya di Gangoh.
Setelah menyelesaikan pelajaran Hadis Syarif, Jami’at Tirmidzi dan Shahih Bukhari, dan dalam jangka waktu empat bulan beliau sudah menyelesaikan Kutubus Sittah (6 kitab Hadis yang Sahih yaitu Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Daud, Ibn Majah, Nasa’I) .
Tubuhnya yang kurus dan sering terserang sakit semakin membuat beliau bersemangat dalam menuntut ilmu, begitu pula kerisauannya yang bertambah besar terhadap keadaan umat yang jauh daripada syariat Islam.
Besarnya pengorbanan Maulana hanya untuk memajukan pendidikan agama bagi masyarakat Mewat, India tidak mendapatkan perhatian. Bahkan mereka enggan menuntut ilmu dan suka hidup dalam kejahilan, mereka senang hidup dalam keadaan yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun turun temurun.
Beliau melihat bahwa kejahilan, kegelapan dan sekularisme yang melanda negerinya sangat berpengaruh terhadap madrasah-madrasah. Para murid tidak mampu menjunjung nilai-nilai agama sebagaimana yang sepatutnya, sehingga gelombang kejahilan semakin melanda bagaikan gelombang lautan yang meluru deras sehingga ratusan mil membawa mereka hanyut.
Melihat keadaan Mewat yang sangat jahil itu semakin menambah kerisauan beliau akan keadaan umat Islam terutama masyarakat Mewat. Kunjungan-kunjungan dilakukannya bahkan madrasah-madrasah banyak didirikan, tetapi hal itu belum dapat mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Mewat.
Pada tahun 1351 H/1931 M, beliau menunaikan haji ke tanah suci Mekah. Kesempatan tersebut dipergunakannya untuk menemui tokoh-tokoh India yang ada di Arab untuk memperkenalkan usaha dakwah dan dengan harapan agar usaha ini dapat terus dijalankan di tanah Arab.
Keinginannya yang besar menyebabkan beliau berkesempatan menemui Sultan Ibnu Sa’ud yang menjadi raja tanah Arab untuk mengenalkan usaha dakwah seperti Rasulullah mulia yang dibawanya. Selama di tanah Mekah, jamaah bergerak setiap hari dari pagi sampai petang, usaha dakwah terus dilakukan untuk mengajak orang taat kepada perintah Allah dan menegakkan dakwah.
Setelah pulang dari haji tersebut, Maulana mengadakan dua kunjungan ke Mewat, masing-masing disertai jamaah dengan jumlah yang cukup besar, paling sedikit seratus orang. Bahkan di beberapa tempat jumlah itu semakin meningkat. Kunjungan pertama dilakukan selama satu bulan dan kunjungan ke dua dilakukan hanya beberapa hari saja. Dalam kunjungan tersebut beliau selalu membentuk jamaah-jamaah yang dikirimkan ke kampung-kampung untuk berjaulah (berkeliling dari rumah ke rumah seperti yang dilakukan jemaah Tabligh sedunia) untuk menyampaikan pentingnya agama. Beliau sepenuhnya yakin bahwa kejahilan, kelalaian serta hilangnya semangat agama dan jiwa keislaman itulah yang menjadi sumber kerusakan.
Dari Mewat inilah secara beransur-ansur usaha tabligh meluas ke Delhi, Punjab, Khurja, Aligarh, Agra, Bulandshar, Meerut, Panipat, Sonepat, Karnal, Rohtak dan daerah lainnya. Begitu juga di bandar-bandar pelabuhan banyak jamaah yang tinggal dan terus bergerak menuju tempat-tempat yang ditujukan sepeti halnya daerah Asia Barat.
Terbentuknya jamaah ini adalah dengan izin Allah melalui asbab kerisauan Maulana Muhammad Ilyas, tersebarlah jamaah-jamaah yang membawa misi berganda, yaitu islah diri (perbaikan diri sendiri) dan mendakwahkan kebesaran Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
Perkembangan jemaah ini semakin hari semakin pesat. Banyak jamaah yang dihantar dari tempat-tempat yang dikunjungi jamaah, kemudian membentuk rombongan jamaah baru sehingga silaturrahim antara kaum muslimin dengan muslim yang lain dapat terwujud. Gerakan jamaah tidak hanya tersebar di India tetapi sedikit demi sedikit telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia dan Indonesia
Buah fikiran beliau dicurahkan dalam lembar-lembar kertas surat yang dihimpun oleh Maulana Manzoor Nu’mani dengan judul Aur Un Ki Deeni Dawat yang ditujukan kepada para ulama dan seluruh umat Islam yang mengambil usaha dakwah ini.
Karya beliau yang paling nyata adalah beliau telah meninggalkan kerisauan dan fikir atas umat Islam hari ini serta metode kerja dakwahnya yang atas izin Allah SWT telah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Orang-orang yang mengetahui keadaan umat, insya-Allah akan mengambil jalan dakwah ini sebagai penawar dan obat hatinya, dan akan menjadi sebab hadirnya hidayah bagi dirinya dan orang lain.
Akhirnya Maulana menghembuskan nafas terakhirnya; beliau pulang ke rahmatullah sebelum azan Subuh. Beliau merupakan seorang pengembara yang mungkin tidak pernah tidur dengan tenang, kini sampai ke tempat tujuannya. Beliau meninggalkan karya-karya tulisan tentang kerisauannya akan keadaan ummat.
Diantara peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW, adalah kemunculan seorang pemuda Bani Tamim beserta jamaahnya yang akan menyiapkan sebuah landasan yang kuat bagi munculnya seorang pemimpin umat di akhir jaman yaitu Imam Mahdi.
Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Dan orang-orang dari timur mendukung (Al-Mahdi), menolongnya dan menegakkan agamanya, serta mengokohkannya. Bendera mereka berwarna hitam, dan itu merupakan pakaian yang memiliki kewibawaan, karena bendera Rasulullah berwarna hitam yang dinamai Al-Iqab.” (An-Nihayah fil Malahim)
Dari Abdullah bin Al-Haris ra katanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk Al-Mahdi, yakni pemerintahannya.” (HR. Ibnu Majah & At-Tabrani)
Pemerintahan Al Mahdi dipersiapkan terlebih dahulu oleh Orang yang keluar dari Timur yaitu Bani Tamim. Maulana Ilyas memulai membangun pemerintahan usaha dakwah dari tahun 1920an sehingga hampir seluruh negara yang ada didunia sudah ikut serta dalam pemerintahan yang sedang dinanti. Kurang lebih 240 negara sudah ikut ambil bagian dalam pemerintahan ini. Amerika, Jerman bahkan Israel sendiri sudah ikut serta dalam pemerintahan usaha dakwah.
Maulana Umar palanpuri menyampaikan dalam sebuah bayannya,
Sebuah mobil yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya yaitu di Tanah Arab. Mobil tadi sudah rusak dan tidak bisa digunakan dan mobil yang sudah rusak ini telah diseret dengan perlahan dan dipindahkan ke India. Setelah mobil ini sampai di India, mobil ini mulai diperbaiki dengan baik. Sehingga bisa berjalan dengan baik kembali. Mobil ini sudah bagus dan cantik. Seandainya mobil ini diminta kembali oleh pemiliknya maka kami pun dengan senang hati akan mengembalikannya kembali. Ini sebuah bukti nyata bahwa panji-panji pemerintahan usaha dakwah ini akan dikembalikan kepada Al Mahdi
Terbukti Jamaah yang paling banyak sekarang di India adalah jamaah Arab.
Setiap tahun ganjil para masyeikh kita mereka datang untuk menunaikan haji. Ditahun ini 1433 H, dimana tulisan ini dibuat. Para masyeikh dakwah sedang menunaikan ibadah haji. Dalam rangka menunggu peristiwa besar yang mungkin sebentar lagi ada didepan mata kita.
Dari Sauban r.a dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Akan muncul dua kumpulan dari umatku yang kedua-duanya dipelihara Allah dari neraka; satu kumpulan yang berjihad/berdakwah di India dan satu kumpulan lagi yang akan bersama Nabi Isa bin Maryam as.” ” (HR. Nasai dan Ahmad)
Sekian. Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment