PASUKAN PANJI HITAM THE BLACK BANNER

Wednesday, July 20, 2011

Mengapa Malaysia Memusuhi Indonesia?

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
saya ingin bertanya, mengapa Malaysia yang katanya negara Islam tapi sering kali melakukan hal-hal yang bisa memancing permusuhan dengan Indonesia, padahal Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Islam? Saya jadi bingung, sebenarnya Islam aliran apa yang dianut Malaysia? Bukankah Islam mengajarkan kalau sesama Muslim sesungguhnya bersaudara.
Maaf kalau ternyata pertanyaan saya ada yang salah karena saya hanya orang awam yang mempunyai rasa keingintahuan yang besar.
Sekian pertanyaan saya.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mendalami Islam 

Wa’alaykumsalam wr. Wb. Jazakallah atas pertanyaannya. Semoga saudaraku yang tengah mendalami Islam diberikan keberkahan atas keluasan ilmu oleh Allahuta’ala/
Kasus Malaysia dengan Indonesia memang sedang hangat-hangatnya. Setelah kasus tapal batas dan klaim makanan tradisional beberapa waktu yang lalu, kedua Negara rumpun Melayu inipun saat ini kembali bersitegang.
Terakhir kini diangkat kasus ketika Malaysia mendirikan Museum Kerinci di negerinya dua hari yang lalu, 11/4/2011. Malaysia dituding akan mengambil Sistem Adat Kerinci yang menjadi basis kebudayaan Jambi. Sama dengan saat negeri jiran tersebut mengaku bahwa seni reog ponorogo, tari pendet, lagu "Rasa-sayange", dan produk-produk budaya Indonesia lainnya disebagai milik orang Malaysia.
Masyarakat pun berang. Aksi demo bertebaran dimana-mana. Bendera Malaysia dibakar. Kedutaan besar Malaysia di Indonesia pun minta ditutup. Berbagai elemen massa kemudian berbondong-bonding ingin menyerang ke Malaysia atas nama Jihad.
Padahal Hadis Rasulullah SAW sudah mengatakan dengan jelas siapa yang berperang atas nama kelompok dan bukan atas nama agama, mati mereka tidak lebih sebagai orang konyol.
“Barang siapa berperang di bawah bendera kebutaan, ia marah karena ashobiyah atau menyeru kepada ashobiyah atau menolong berdasarkan ashobiyah, maka matinya mati jahiliyah.” (HR Muslim).
Saudaraku dengan sederetan kasus ini, tanpa sadar kita sudah terjebak pada perdebatan tidak penting. Padahal dalam Islam kita tidak mengenal Nasionalisme. Nasionalisme adalah berhala ciptaan musuh-musuh Allah agar umat muslim tidak pernah bersatu kembali pasca runtuhnya Khilafaf Utsmani. Agar umat Islam lebih mendahulukan bangsa dan sektarian ketimbang tauhid dan akidah sebagai bukti bahwa tiap muslim adalah bersaudara.
Ketika masing-masing negara mengobarkan semangat kebenaran menurut kacamata negaranya masing-masing, di situlah Islam akan hancur. Karena itu, Rasulullah SAW ketika kali pertama berdakwah di Jazirah Arabia bukan menyerukan bendera bangsa, bukan pula menyeru untuk bersuku, bangsa, dan ras, tapi akidah. Akidah itulah yang menyatukan kita.
Dan kita ketahui, ketika di akhirat nanti pun Allah tidak mengkelompokkan manusia menurut negaranya. Tidak ada lapak nasionalisme ketika kita di yaumil akhir nanti. Yang ada hanyalah apakah kita bagian dari seorang mukmin atau kafir.
Tari Pendet dan Reog: Dari Budaya Porno ke Budaya Pagan
Saya hanya ingin sedikit memberi contoh betapa kita umat muslim telah keliru memahami konteks klaim kebudayaan baik itu dari Malaysia maupun Indonesia. Sebagai contoh, tari pendet misalnya, kenapa kita mesti marah? Apa untung dan ruginya bagi kita umat muslim Indonesia ketika Tari Pendet dijadikan basis budaya kita lalu “dicuri” Malaysia?
Harusnya kita marah, iya marah karena melihat saudaranya begitu bangga akan budaya tari jahiliyah dengan leher terbuka dan pamer setengah dada itu. Dimana izzah kita sebagai umat muslim yang harusnya tegas terhadap kemaksiatan ketika didepan kita ada tampilan yang tidak mengenakkan? Masih ingatkah kita ketika Rasulullah SAW menasihati Ali tentang bahayanya zina mata
“Jangan kamu ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik kamu adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan”.
Dalam musnad Ahmad, disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.
Bahkan jika kita mau sejenak meneliti, menelusuri, sampai tingkat menyadari akan kita temukan bahwa Tari Pendet sendiri adalah kebudayaan yang kental akan ajaran Paganis. Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia.
Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sacral sekaligus religius. Pencipta atau koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi yang wafat pada tahun 1967.
Sama pula dengan Tari Reog, mungkin dari kita tidak mengetahui atau mengenal sejarah reog itu sendiri. Padahal Reog ponorogo amat kental akan ajaran Majapahit, dan kita ketahui Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di Nusantara sekitar tahun 1293 hingga 1500 M.
Dalam sejarah Reog, salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir.
Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Sedangkan versi lain, juga menjelaskan tentang pengaruh ajaran pagan dalam sejarah Reog. Adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri.
Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.
Jadi yang harusnya membuat kita marah kenapa Malaysia mengklaim ajaran Pagan yang jelas-jelas musyrik, dan seharusnya kita sadarkan diri kita sendiri dan mereka untuk kembali ke syariat Islam, bukan kemudian justru kita rebutan mengklaim ajaran pagan sebagai warisan budaya kita. Kan aneh?
Kiprah Zionis untuk Mengadu Domba Malaysia dan Indonesia.
Nah, pada dimensi yang lebih luas. Tak dapat kita pungkiri ada peran asing dalam memanaskan polemik sesama umat muslim Melayu, khususnya antara Malaysia dengan Indonesia.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) setuju pada thesis ini. Beliau berujar ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India). Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu. Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura. Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.
Maka diwujudkan isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka memanas-manasi dan terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing. Dan kita masih ingat kasus tukar guling bos salah satu televisi nasional di Indonesia dengan Vallar Plc yang dimiliki Dinasti Rothschild, itu juga terjadi di Singapura.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang pada nasionaisme buta, benih permusuhan itu akan selalu muncul. Walau kedua Negara itu makmur dan memiliki budaya masing-masing. Wallahua’lam

10 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. saya pembaca setia pasukan panji hitam dan saya berasal dari Malayssia.Saya lebih selesa memanggil tanah air saya sebagai Tanah Melayu.saya setuju bahawa isu antara Malaysia-Indonesia berpunca drpda orang ke-3 (negara luar).di Indonesia masyarakatnya mengatakan salahnya pada Malaysia manakala di Malaysia pula masyarakatnya mengatakan salahnya pada Indonesia.sama2 mencari kelemahan.bukannya mencari penyelesaian.So kepada pengadu/comentar tersebut,kita jadi alat penyembah syaitan.jangan cepat bersikap berpuak / abbasyiah.Aman Malaysia dan Indonesia.Ameen.

    ReplyDelete
  3. salam kenal...saya berasal dari kepulauan riau, yang berdasarkan sejarah adalah jelas mempunyai hubungan erat dengan semenanjung malaya,sama-sama mayoriti orang melayu,sama bahasa dan adat melayunya...melihat pertengkaran antara indonesia-malaysia sangat disesalkan...jikapun ada suatu masalah, tetaplah diselesaikan dengan kepala dingin, sehingga tak akan merugikan ke dua belah pihak dan pihak-pihak yang berkepentingan di kedua negara ini tidak diuntungkan...sebagai negara yang bertetangga, sekiranya sama-sama menjalin hubungan yang baik,apalagi kita mayoriti beragama islam dan sama-sama menghargai pemeluk agama lain di negara masing-masing...sudah sepatutnya kedua negara ini merintis sebuah hubungan yang bisa mempererat hubungan sehingga memwa faedah unutk kemajuan kedua negara ini...

    jikalah pertengkaran terus terjadi...tidakkah masing-masing negara sadar bahwa kita adalah saudara, bahkan seagama !
    patutkah sesama saudara berlarut-larut betikat, bukankah sesama muslim adalah saudara..!
    semoga kita selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, musyawarah mufakat bersama sehingga tiada yang dirugikan...
    semoga Tuhan Yang Maha Esa menjadikan kedua negara ini selalu damai...amiin.

    ReplyDelete
  4. sy setuju dgn artikel ini, jangan sampai kita terjebak dgn asobiyah. seharusnya kita bersatu. namun sy melihat artikel ini terlalu berat sebelah, nasihat terlalu banyak menggurui bagi rakyat indonesia. terlepas budaya reog trmsk ajaran pagan ataupun tidak hal itu blm dikaji lbh dlm lagi, namun jelas secara histori budaya tersebut telah ada dan dipraktikan di indonesia. seandainya misi utama dari artikel ini adalah persatuan, maka hal2 yg dapat memicu perselisihan seharusnya dihindarkan. meskipun sepasang saudara kembar ketika salah satu mengklaim barang mainanya milik saudaranya yg lain, maka hal ini dapat memicu pertengkaran..mhn dtekankan sekalipun dua saudara kembar!!!. sepatutnya malaysia dapat mengendalikan sikap "KLAIM" yg sudah jelas itu milik saudaranya. hal inilah yg menurut hemat saya cikal bakal dari perselisihan, sebelum adanya rentetan "KLAIM" kita nyaman hidup bertetangga.trims

    ReplyDelete
  5. malaysia harus keluar dari persemakmuran terlebih dahulu dan indonesia harus mengadopsi keislaman malaysia...lalu buat persekutuan abadi macam israel dan amerika....yakin kawasan ini punya kita berdua!!....

    ReplyDelete
  6. Jazakallah. Semoga ini mencerahkan ummat yg ingin mencari kebenaran sejati

    ReplyDelete
  7. kita tidak memusuhi indonesia.. orang melayu juga berasal dari tanah seberang

    ReplyDelete
  8. Saya dari Malaysia, dan orang biasa2 sahaja. Saya jumpa blog ini semasa mencari peta Central Asia. dan artikel dalam blog ini sangat menarik.
    Hakikatnya Malaysia dan Indonesia serumpun. Agama Islam yang dianuti di Malaysia sama seperti yang dianuti di Indonesia. Yg berbezanya apabila ada yang memanipulasikannya utk kepentingan diri. Moga tiada sengketa..PEACE..

    ReplyDelete
  9. tolong artikel ini lebih dipublikasi agar semua tau kesemua media fb twit dsb

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Popular Posts