KUDETA DI "TAHTA SUCI"
Didirikan oleh Santo Petrus dan Paulus pada masa awal kekristenan, Gereja Romawi (Vatican) berkembang menjadi sebuah instusi terkuat di dunia selama beratus-ratus tahun. Sebagian pakar sejarah setuju bahwa Yesus sendiri telah turut memberkati gereja ini dan pernah berkunjung ke Roma berdasarkan surat yang ditulis Paulus: "Sang Firman Tuhan tidak di/ter-tahan".
Kekuatan pengaruh institusi ini bisa dilihat dari seruan Paus Urbanus II untuk "membebaskan" Jerussalem dari tangan orang-orang muslim di abad XI. Raja-raja dan bangsawan dari seluruh Eropa berbondong-bondong memenuhi seruan itu hingga terkumpullan sejumlah besar pasukan yang kemudian menyerang Jerussalem hingga terjadi Perang Salib yang berlangsung selama dua abad. Satu demi satu raja-raja dan bangsawan berangkat ke medan perang memenuhi panggilan tersebut. Sebagian dari mereka, termasuk raja-raja besar seperti Richard Lionheart dari Inggris, Frederick Barbarossa dari Jerman dan Philips II dari Perancis harus menebus nyawa mereka demi menepati kesetiaan pada pemimpin Gereja Romawi, gugur di medan perang atau di perjalanan yang meletihkan. Philips II meninggal terseret arus sungai.
Tidak ada sesuatu yang paling ditakuti seluruh manusia di Eropa pada masa lalu kecuali hukuman "excomunication" atau "pengasingan" oleh Sri Paus pemimpin Gereja Vatican. Jika seseorang mendapat hukuman itu, tidak peduli betapa kuatnya orang itu, ia akan mati dalam kesengsaraan. Dengan hukuman itu, bahkan orang-orang terdekat akan meninggalkannya sendirian.
Pada tahun 1955 Presiden Peron dari Argentina berupaya meng-goal-kan undang-undang berbau liberal, yaitu dengan membolehkan perceraian. Menentang nilai-nilai moral Katholik yang menjadi sandaran hidup mayoritas masyarakat Amerika Latin, Paus Pius XII pun menjatuhkan hukuman "pengasingan" kepada Peron. Akibatnya rakyat Argentina marah pada Peron dan menyingkirkannya dari kursi kekuasaan. Nilai-nilai moral Katholik pun dipulihkan kembali.
Namun kini nilai-nilai moral Katholik telah tersingkir di negara-negara yang secara tradisi adalah pemeluknya yang taat, khususnya Amerika Latin dan Eropa Timur, digantikan dengan berbagai penyakit sosial: aborsi, pornografi, perceraian, homoseksual dan penyimpangan seksual, dll. Argentina sendiri kini termasuk negara yang melegalkan perkawinan sesama jenis.
Sementara gereja Katholik kini hanya menjadi bahan cemohan, terutama karena banyaknya publikasi mengenai kasus penyimpangan seksual para pemuka agamanya. Di samping itu Gereja Vatikan sendiri meninggalkan tradisi-tradisi ritual dan simbol-simbol lamanya. Sejak tahun 1969 misalnya upacara tirual "Mass" telah ditinggalkan dan digantikan ritual model baru. Dan alih-alih mengenakan simbo salib, Paus kini lebih menyukai simbol salib terbalik atau salib bengkok serta --- jangan kaget --- : simbol negara Israel bintang Daud.
Semuanya terjadi sejak tahun 1958, tahun terjadinya sebuah kudeta kekuasaan atas tahta Gereja Vatikan.
Pada tgl 26 Oktober 1956 asap putih keluar dari Sistine Chapel menandakan telah terpilihnya paus baru pengganti Paus Pius XII yang meninggal 3 minggu sebelumnya. Ribuan orang yang menyaksikan peristiwa itu berharap dengan keyakinan penuh bahwa Kardinal Giuseppe Siri dari Genoa telah terpilih sebagai paus baru dan akan muncul dari balkon. Sebagian media massa pun sempat menyebutkan terpilihnya Siri sebagai paus baru ke seluruh dunia. Namun tiba-tiba Vatikan mengumumkan bahwa telah terjadi kesalahan dalam peristiwa keluar asap putih tersebut, dan baru 2 hari kemudian keluarlah paus baru dari balkon. Namun bukannya Kardinal Siri, melainkan Kardinal Angelo Roncalli yang selanjutnya menjadi Paus John XXIII.
Peristiwa antara keluarnya asap putih di Sistene Chapel tgl 26 Oktober hingga keluarnya Angelo Roncalli dari balkon merupakan drama yang sangat kritis.
Menurut seorang konsultan kepolisian federal Amerika FBI, Paul Williams dalam bukunya "The Vatican Exposed" file-file FBI menyebutkan bahwa pada tgl 26 Oktober telah terpilih paus baru, yaitu Kardinal Siri yang kemudian bergelar Paus Gregory XVII. Sementara mantan penasihat kepausan, pendeta Malachi Martin memberikan kesaksian bahwa Kardinal Siri terpilih dengan suara mayoritas. Namun keputusan tersebut ditolak oleh Kardinal Perancis dan kemudian, setelah melalui intrik-intrik yang keras, Angelo Roncalli berhasil menyingkirkan Siri.
Malachi Martin dalam sebuah wawancara yang diadakan pada akhir dekade 1990-an mengatakan bahwa Siri akhirnya merelakan jabatan Paus yang semestinya disandangnya direbut Roncalli karena takut nyawanya terancam.
Sementara itu pendeta Charles-Roux menyatakan bahwa segera setelah Siri terpilih, sebuah ancaman serius dilancarkan oleh Dekan College of Cardinals. Siri pun menyingkir. Ia menyadari, jika pun ia mengklaim dan menerobos keluar balkon, ia tetap akan tersingkir. Dengan memilih diam, ia "dibiarkan" hidup hingga meninggal secara wajar pada tahun 1989 meski secara tersirat ia pernah mengakui sebagai paus.
PRESEDEN SEJARAH
Sepanjang sejarah Gereja Roma telah berulangkali mengalami kudeta. Setidaknya telah 40 kali Gereja Roma mengalami peristiwa seperti itu.
Pada satu masa Innocent II yang terpilih sebagai paus diusir pergi oleh musuhnya, Anacletus II. Anacletus II memerintah sebagai paus selama 8 tahun hingga meninggalnya. Selanjutnya Innocent II berhasil merebut kembali kursi kepausan dan mengeluarkan kutukan kepada Anacletus regim kepausan yang dipimpinnya.
Pada masa yang lainnya, dunia Katholik terpecah 2 dan dipimpin oleh 2 orang paus yang bermusuhan. Tentu saja di antara para paus yang bersaing tersebut terdapat satu paus yang "benar" dan satu lainnya yang "jahat". Demikian pula dengan kasus Kardinal Siri dan paus yang mengkudetanya.
PARA PENGKUDETA SIRI
Dua orang yang paling berperan dalam kudeta kepausan terhadap Siri adalah Angelo Roncilli (Paus John XXIII) dan Giovani Montini (Paus Paul VI). Keduanyalah paus-paus yang jahat.
Paus John XXIII adalah anggota organisasi rahasia mason yang dikutuk para paus pendahulu karena praktik penyembahan berhala. Kiprahnya dalam organisasi mason ditulis secara detil oleh Pier Carpi dalam bukunya “The Prophecies of John XXIII”.
Organisasi mason adalah turunan dari panganut kepercayaan pagan (penyembah berhala) yahudi yang jejaknya bisa ditelusuri hingga jaman Musa. Didasari pada semangat chauvinisme yang tinggi dari bangsa yahudi, kepercayaan tersebut terpelihara rapi meski tertutupi oleh kerahasiaan sangat tinggi. Selama beratus-ratus tahun, organisasi ini mengincar Gereja Roma sebagai sasaran utama untuk diinfiltrasi. Sebaliknya Gereja Roma yang menganggap gerakan mason adalah musuh kekristenan sebenarnya, melakukan perlawanan sengit. Saking ketatnya persaingan antara keduanya menjadikan sejarah Eropa pada hakikatnya adalah panggung pertempuran kedua institusi. Kemenangan pertama mason adalah keberhasilan memecah dunia kekristenan menjadi dua ajaran utama: Katholik dan Protestan. Meski Martin Luther akhirnya menyadari telah tertipu oleh orang-orang yahudi yang mendanai gerakan Protestan-nya, gelombang perpecahan telah digulirkan dan tidak bisa dicegah lagi. Sejak itu Eropa terjerumus dalam permusuhan dan peperangan antar kerajaan dan menjadi sasaran empuk gerakan mason.
Saya ingin memberi gambaran singkat tentang bagaimana gerakan mason menanamkan perpecahan dan merebut kekuasaan, di Inggris. Setelah diusir oleh Raja Inggris pada abad 12, orang-orang yahudi melalui organisasi-organisasi mason melakukan infiltrasi di kalangan bangsawan dan agamawan Inggris. Awalnya mereka membentuk kelompok agama (ordo) Jesuit dengan menekankan ajaran baru untuk kembali pada nilai-nilai yahudi yang disamarkan pada semangat kekristenan awal (Kristen Yahudi). Isu awal yang diangkat adalah hari sabat. Ordo Jesuit menuntut agar hari suci Kristen diganti dari Minggu menjadi hari Sabtu dengan anggapan hari Minggu adalah hari sucinya kaum penyembah berhala Roma. Isu ini kemudian menjadi isu panas hingga memecah Inggris menjadi dua kelompok: pendukung hari Sabtu dan pendukung hari Minggu. (Mirip seperti jaman Romawi dimana seluruh negeri terpecah menjadi 2 kelompok: pendukung partai biru dan partai hijau yang keduanya berawal dari fanatisme sempit pada kelompok gladiator gerbang warna biru dan kelompok gladiator gerbang warna hijau). Demikian hebatnya perpecahan ini hingga ujung-ujungnya Inggris terjerembab dalam Perang Sipil antara pendukung raja melawan pendukung parlemen, mengantarkan raja ke altar hukuman mati dan menghancurkan institusi kerajaan dan sekaligus Inggris sebagai satu bangsa besar.
Kembali ke Vatican, segera setelah pengangkatannya, Roncilli langsung mengangkat Montini (nantinya menjadi Paus Paul VI menggantikan Roncilli) sebagai Kardinal dan mengadakan Sidang Kedua Dewan Vatican yang menghasilkan dua keputusan paling menghancurkan institusi Gereja Roma. Tidak lama kemudian ia pun menerima kunjungan putri dan menantu pemimpin Uni Sovyet, Nikita Khrushchev. Padahal regim komunis yahudi Uni Sovyet adalah pihak yang bertanggungjawab atas pembantaian puluhan juta warga Katholik Rusia sejak Revolusi Bolshevik tahun 1917.
Pertemuan tersebut mendapatkan publikasi besar dan berhasil menarik dukungan masyarakat bagi Partai Komunis Italia. Rocilli juga mulai merubah ritual "Mass" dan dilanjutkan oleh penerusnya Paul VI yang menghancurkan sama sekali ritual suci yang telah bertahan ratusan tahun itu.
PARA PAUS YANG ANTI-KRISTUS
Dalam sebuah upacara keagamaan di Jerussalem tahun 2000, Paus Paulus II membuat para pakar kakristenan terkejut. Secara demonstratif ia menggunakan simbol salib terbalik dalam upacara tersebut. Padahal salib terbalik adalah simbol dari anti-Kristus, gerakan mason yang terus-menerus berupaya menghancurkan kekristenan. Paulus II juga menggunakan salib bengkok sebagai tongkatnya. Salib bengkok juga simbol anti-Kristus.
Hal yang tidak jauh berbeda dilakukan Paus Benedict XVI yang saat ini tengah berkuasa. Secara terbuka ia mengenakan simbol pagan Bintang Daud yang kini menjadi simbol negara Israel. Simbol ini sebenarnya kurang populer di kalangan rokhaniwan yahudi yang lebih menyukai simbol "menorah". Simbol bintang Daud hanya digunakan oleh keluarga Rothschild, penganut paganisme yahudi (mason). Dan karena Rothschild adalah arsitek utama negara Israel, simbol ini kemudian digunakan sebagai simbol negara tersebut.
Kudeta Gereja Roma oleh panganut pagan yahudi telah dikupas banyak oleh Bella Dodd, kader komunis wanita yahudi terkenal pada tahun 1950-an yang didepak dari gerakan komunisme karena membongkar kejahatan komunisme dan kaitannya dengan Gereja Roma dalam buku "School of Darkness".
Menurut pengakuan Dodd, komunisme adalah "kebohongan" yang diciptakan oleh para kapitalis internasional yahudi untuk digunakan sebagai alat menguasai dunia. Dodd juga menyebutkan bahwa gerakan komunis telah menginfiltrasi Gereja Roma dengan memasukkan calon-calon pendeta gay sejak tahun 1930-an untuk menghancurkan Gereja Roma. Kini kita tahu, kasus-kasus pendeta pelaku pelecehan seksual dan pedhopilia adalah hasil infiltrasi komunis yahudi.
sumber.....
Ref:
"How the Catholic Church Was Hijacked"; Thomas Carter for Henry Makow.com, dalam incogman.net; 21 April 2011
Historical Precedents: http://www.youtube.com/watch?v=rQBP9HmZDGk
October 1958: http://www.youtube.com/watch?v=qikkoocqgUE
The Chosen Candidate: http://www.youtube.com/watch?v=giVuud52ijY
The 1958 Conclave: http://www.youtube.com/watch?v=ZQp00j4H3Kg
Who was John XXIII?: http://www.youtube.com/watch?v=WOgD0Yyoqts
The 1963 Conclave: http://www.youtube.com/watch?v=HCBNwhnHius
Who was Paul VI?: http://www.youtube.com/watch?v=FeEkSJukLaw
The Destruction of the Mass: http://www.youtube.com/watch?v=vdIDIOwjGN4
Year of Two Conclaves: http://www.youtube.com/watch?v=cvUWfaXG9lk
Cardinal Siri Confronted: http://www.youtube.com/watch?v=iGk14Fau41U
Conclusion: http://www.youtube.com/watch?v=R8wdrmFxSBQ
The Underground Church: http://www.youtube.com/watch?v=nTPZZLvFANo
No comments:
Post a Comment