Selama ini, ketika Arab Saudi dibawah Raja Abdullah hanya sibuk dengan ancaman ‘teroris’
yang terus menerus di cekokan ke kepala Raja Abdullah oleh Barat.
Sehingga, Raja Abdullah menghabiskan seluruh kekayaan
yang dimiliki oleh Kerajaan Arab Saudi,
digunakan untuk mendukung Amerika Serikat, Eropa dan Zionis, memerangi “teroris”.
Dampaknya, bukan hanya kehancuran Muslim di berbagai negara
Arab, tapi Kerajaan Arab Saudi, sekarang menghadapi ancaman yang benar-benar di
depan mata.
Betapa Arab Saudi di bawah Raja Abdullah, seluruh
kekuatannya digunakan membantu Amerika, memerangi Muslim yang sejatinya ingin
membebaskan negeri-negeri Muslim yang sekarang ini terjajah oleh kekuatan
konspirasi Zionis dan Salibis, menggunakan tangan ‘proxy’ Amerika Serikat dan
Eropa.
Pernahkah di sadari para pemimpin Arab Saudi, sesudah
Lebanon jatuh ke tangan Syi’ah, dan sekarang membentuk kelompok ‘Hezbullah’? Sekarang Hezbullah
menjadi kekuatan penentu politik di Lebanon. Menggilas kelompok Sunni.
Tidak bisa dipandang remeh dengan
jatuhnya Yaman ke tangan Syiah Houthie, dan sekarang telah berhasil menguasai
Sanaa, dan bahkan mendepak Presiden dan Perdana Menteri Yaman. Syiah
Houthi didukung senjata dan dana oleh Iran, tanpa batas. Ini
sewaktu-waktu bisa berubah menjadi sebuah ‘monster’ bagi Arab Saudi.
Jika Syiah Houthi sudah mapan
kekuasaannya, dan menguasai kekuassaan dan perangkat negara, seperti angkatan
bersenjata, kepolisian, intelijen, dan kementerian dalam negeri, dan
sarana-sarana penting, seperti bandara, pelabuahan, dan sarana-sarana lainnya,
maka secara de facto hanya tinggal waktu atau momentum menyerang Arab Saudi.
Selama ini Arab Saudi hanya sibuk
memberikan dukungan kepada Amerika Serikat memerangi al-Qaidah di Semenanjung
Arabia (Yaman), yang sejatinya bukanlah menjadi ancaman faktual bagi pemerintah
Arab Saudi. Karena mereka memiliki prinsip yang sama, yaitu tegaknya sistem dan
nilai Islam, yang bersumber pada aqidah para salaf.
Jika Yaman jatuh ke tangan Syiah,
ini berarti secara geopolitik, Semenanjung Arabia, perlahan-lahan akan menuju
kehidupan baru, dibawah kejayaan rezim Syi’ah yang sekarang membentang dari
Lebanon, terus ke Suriah, Irak, Iran, Bahrain, dan bahkan sekarang Yaman.
Ibaratnya, negeri-negeri Arab seperti kartu ‘domino’ yang satu-satu ke tangan Syi’ah.
Raja Salman bin Abdul Aziz yang baru
menggantikan Raja Abdullah yang meninggal, ketika usai melantik kabinet nya
yang baru, menegaskan kepada seluruh rakyatnya dan para menterinya agar menjaga
‘agama’ (al-Islam).
Ini sebuah penegasan kepada seluruh
rakyat Arab dan Jazirah Arab. Jika berbicara ‘agama’ tidak dapat dipisahkan
dengan Islam.
Raja Salman bin Abdul Aziz harus
menyadari bahwa Amerika, Eropa, dan Zionis telah melakukan kolaborasi dengan
Syi’ah Iran, dan bertujuan ingin menghancurkan golongan Sunni yang dinilai
menjadi ancaman yang bersifat laten.
Arab Saudi bukan hanya menjadi pusat
peradaban Islam, tapi Arab Saudi menjadi ancaman bagi peradaban Barat.
Ajaran yang dilahirkan ulama
terkemuka Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Wahab, yang kemudian dikenal dengan
sebutan ‘Wahabi’, yang hakekatnya pemurnian nilai-nilai tauhid itu, dipandang
sebagai ancaman bagi perabadan Barat.
Tak aneh sekarang ini, kafir musyrik
(Yahudi, Nasrani, dan Syiah) berkolaborasi ingin menghancurkan Sunni.
Inilah hakekat perang yang sesungguhnya.
Hanya semasa Raja Abdullah,
faktanya Amerika, Eropa, Zionis, dan Iran berhasil melakukan
manipulasi, dan berhasil membujuk penguasa Arab Saudi masuk dalam koalisi
global, yang sesungguhnya bertujuan menghancurkan Arab Saudi, karena negara
'petro dollar' itu menjadi ‘bastion’ (benteng terakhir) peradaban Islam dan
ahlus sunnah. Wallahu’alam.
Bagaimana
sikap Raja Salman bin Abdul Aziz melihat ancaman yang sudah berada di
depan Ka’bah? Adakah ancaman Ini di sadari atau menunggu sampai ancaman
itu benar-benar terjadi?
Selama ini, ketika Arab Saudi dibawah Raja Abdullah hanya sibuk dengan ancaman ‘teroris’ yang terus menerus di cekokan ke kepala Raja Abdullah oleh Barat.
Sehingga, Raja Abdullah menghabiskan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh Kerajaan Arab Saudi, digunakan untuk mendukung Amerika Serikat, Eropa dan Zionis, memerangi “teroris”.
Dampaknya, bukan hanya kehancuran Muslim di berbagai negara Arab, tapi Kerajaan Arab Saudi, sekarang menghadapi ancaman yang benar-benar di depan mata.
Betapa Arab Saudi di bawah Raja Abdullah, seluruh kekuatannya digunakan membantu Amerika, memerangi Muslim yang sejatinya ingin membebaskan negeri-negeri Muslim yang sekarang ini terjajah oleh kekuatan konspirasi Zionis dan Salibis, menggunakan tangan ‘proxy’ Amerika Serikat dan Eropa.
Pernahkah di sadari para pemimpin Arab Saudi, sesudah Lebanon jatuh ke tangan Syi’ah, dan sekarang membentuk kelompok ‘Hezbullah’? Sekarang Hezbullah menjadi kekuatan penentu politik di Lebanon. Menggilas kelompok Sunni.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/02/02/35423/ancaman-perang-sudah-berada-di-depan-kabah/#sthash.LRNvRrHe.ePkYofpg.dpuf
Selama ini, ketika Arab Saudi dibawah Raja Abdullah hanya sibuk dengan ancaman ‘teroris’ yang terus menerus di cekokan ke kepala Raja Abdullah oleh Barat.
Sehingga, Raja Abdullah menghabiskan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh Kerajaan Arab Saudi, digunakan untuk mendukung Amerika Serikat, Eropa dan Zionis, memerangi “teroris”.
Dampaknya, bukan hanya kehancuran Muslim di berbagai negara Arab, tapi Kerajaan Arab Saudi, sekarang menghadapi ancaman yang benar-benar di depan mata.
Betapa Arab Saudi di bawah Raja Abdullah, seluruh kekuatannya digunakan membantu Amerika, memerangi Muslim yang sejatinya ingin membebaskan negeri-negeri Muslim yang sekarang ini terjajah oleh kekuatan konspirasi Zionis dan Salibis, menggunakan tangan ‘proxy’ Amerika Serikat dan Eropa.
Pernahkah di sadari para pemimpin Arab Saudi, sesudah Lebanon jatuh ke tangan Syi’ah, dan sekarang membentuk kelompok ‘Hezbullah’? Sekarang Hezbullah menjadi kekuatan penentu politik di Lebanon. Menggilas kelompok Sunni.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/02/02/35423/ancaman-perang-sudah-berada-di-depan-kabah/#sthash.LRNvRrHe.ePkYofpg.dpuf
No comments:
Post a Comment