Tuesday, November 8, 2011
Dux Bellorum
Ada semacam rasa kebanggaan yg aneh yg memuncak sampai ke ubun2 saat D’RISE menulis cerita ini. Sebuah pride yg sangat besar karena panglima perang yg hebat itu adalah seorang muslim, sama seperti D’RISE. Kaum muslimin menggelari Khalid sebagai Sayfullah al-Maslul (Pedang Allah yg terhunus). Dia dicatat sejarah sebagai ahli militer yg memimpin pasukan kaum muslimin di lebih dari 100 pertempuran dan tak pernah terkalahkan. Lawan2nya adalah pasukan2 dari negara2 adidaya saat itu seperti kekaisaran Persia Sassanid dan kekaisaran Romawi Bizantium, serta aliansi2 mereka. Kerap kali pasukan2 negara adidaya itu memiliki jumlah yg lebih banyak berkali-kali lipat lebih banyak dari pada pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid. Tapi toh kemenangan bukan ditentukan oleh banyaknya jumlah pasukan. Tapi ditentukan oleh pertolongan Allah. “Berapa banyak pasukan yg berjumlah lebih sedikit bisa mengalahkan pasukan yg berjumlah lebih banyak dengan pertolongan Allah.”, gitu kata Allah. Kemenangan juga ditentukan oleh kejeniusan Khalid sebagai komandan pasukan. Strategi2nya jitu dan mumpuni. Seorang pakar militer terkenal sekaligus panglima divisi 3 pasukan Jerman, Jenderal Aaron Rommel suatu kali pernah ditanya tentang rahasia kemenangan2nya, dia mengatakan bahwa dia meniru taktik perang seorang Jenderal Islam yaitu Khalid ibn al-Walid (Zahid Ivan Salam: 2001). Nabi pernah berkata, “sahabat2ku adalah seperti bintang2 yg mengiringi bulan purnama. Siapa pun yg mengikuti mereka, maka akan menemukan jalannya”.
Khalid ibn al-Walid dilahirkan di Mekah sekitar tahun 590 M (lebih muda beberapa tahun dari Nabi Muhammad). Anak dari Walid ibn al-Mughira, kepala klan Banu Makhzum dari Quraish. Sejak kecil Khalid digelari al-Wahid. Dia mendapatkan pendidikan militer yg sangat baik sejak kanak2. Dia belajar menggunakan berbagai jenis senjata dan menunggang kuda. Hal ini membentuknya menjadi pemuda yg gagah dan tegap dengan tubuh jangkung besar (sekitar 6 kaki). Khalid pun dikenal sebagai pegulat terhebat di Mekah. Khalid dan Khalifah Umar ibn al-Khatab ternyata sepupuan. Mereka memiliki banyak kemiripan (termasuk wajahnya).
Pada tahun 625 M, Khalid memimpin pasukan berkuda Quraish melawan pasukan Islam di bukit Uhud, saat itu Khalid masih kafir. Pasukan Islam yg tadinya hampir menang langsung berbalik 180 derajat menjadi kalah karena keteledoran pasukan panah dan kejeniusan taktik perang Khalid. Dendam pada perang Badar pun terbalaskan.
Setelah disepakatinya Perjanjian Hudaybiyah pada tahun 628 M antara konfederasi Quraish dan Daulah Islam (negara Islam) yg dipimpin oleh Nabi Muhammad, secara mengejutkan Khalid datang ke Madinah dan menemui Nabi. Di hadapan Nabi, Khalid mangucapkan syahadat dan masuk Islam. Nabi menyatakan kepadanya bahwa apabila seseorang masuk Islam, maka dosa2nya yg telah lalu akan dihapuskan dan dia akan bersih dari dosa seperti bayi yg baru dilahirkan. Namun Khalid tetap menyatakan penyesalannya yg amat dalam akan dosa2nya dahulu yg telah menyakiti diri Nabi dan kaum muslimin. Nabi berkata kepadanya, sekarang gunakan saja pedangnya itu di jalan Allah utk membela agamaNya, bukan untuk menghancurkannya. Nabi sendirilah yg kemudian menggelarinya Sayfullah al-Maslul.
Sore hari tahun 629 M di Mu’tah, tiga komandan pasukan Islam (Zaid ibn Haritsah, Jafar ibn Abi Talib, Abdullah ibn Rawahah) telah gugur. Pasukan Islam kemudian mengangkat Khalid utk memimpin pasukan Islam. Khalid melewatkan malam itu tanpa penyerangan. Keesokan paginya Khalid menyerang dengan pengaturan formasi yg rumit yg tidak pernah dikenali sebelumnya oleh Pasukan Romawi. Akhirnya pasukan Romawi lari tunggang-langgang.
Setelah wafatnya Nabi, kepemimpinan Daulah Islam dipegang oleh Abu Bakr sebagai Khalifah. Setelah meredam gejolak dalam negeri dan orang2 murtad dalam Pertempuran Ridda, Abu Bakr menugaskan Khalid untuk menaklukkan kekaisaran Persia. Dengan jumlah personel hanya 18000 orang Khalid memenangkan 4 pertempuran berturut-turut: Pertempuran Chains (April 633M), Pertempuran Sungai (minggu ketiga bulan April 633M), Pertempuran Walaja (Mei 633 M), dan Pertempuran Ullais (pertengahan Mei 633M). Dan pada akhir minggu bulan Mei 633 M, ibu kota Iraq jatuh ke tangan pasukan muslim setelah Pertempuran Hira. Setelah mengistirahatkan pasukannya, pada bulan Juni 633 M Khalid bergerak menuju ke al-Anbar dan mengepungnya selama beberapa minggu. Pada bulan Juli tahun 633 M al-Anbar menyerah. Khalid kemudian bergerak ke selatan dan menaklukkan kota Ein ul Tamar setelah Pertempuran Ein ul Tamar di akhir minggu bulan Juli tahun 633 M. Sejak saat itu hampir seluruh Iraq berada di bawah kendali umat Islam.
Tak lama kemudian Khalid mendengar bahwa Persia sedang menyusun pasukan dalam jumlah besar. Dalam beberapa minggu dia memutuskan untuk menghancurkan pasukan Persia secara terpisah untuk menghindari konfrontasi langsung dengan pasukan gabungan Persia yg berjumlah besar itu. Empat divisi pasukan Persia dan pasukan Arab Kristen terkonsentrasi di kota Hanafiz, Zumiel, Sanni, dan Muzieh. Khalid membagi pasukannya menjadi tiga unit dan memutuskan untuk menyerang satu persatu secara mendadak pada malam hari. Dimulai dengan Pertempuran Muzieh, kemudian Pertempuran Sanni, dan terakhir Pertempuran Zumiel. Bulan November tahun 633 M, Khalid mengalahkan tiga pasukan kota2 itu dalam rangkaian serangan tiga sisinya pada malam hari. Kekalahan ini mengakhiri kekuasaan Persia atas Iraq. Bulan Desember tahun 633 M, Khalid sampai di perbatasan kota Firaz. Tempat di mana dia mengalahkan pasukan gabungan Persia Sassanid, Romawi Bizantium, dan Kristen Arab di Pertempuran Firaz. Pertempuran ini menjadi medan perang terakhir atas penaklukan Iraq.
Tugas selanjutnya bagi Khalid adalah menaklukan Syria yg merupakan salah satu provinsi dari kekaisaran Romawi Bizantium. Provinsi Syria saat itu terdiri dari wilayah Syria modern, Yordania, Palestina, Libanon dan selatan Turki. Melintasi gurun Syria, Khalid bersama pasukannya yg sekarang hanya berjumlah 9000 orang memasuki Syria pada bulan Juni tahun 634 M dan memerintahkan 23000 tentara muslim untuk datang ke sana di bawah komando 4 orang komandan yaitu Abu Ubaida ibn al-Jarrah, Yazid ibn Abu Sufyan, Sharjeel ibn Hasana, dan Amr ibn al-‘As.
Setelah seharian Khalid berhasil menaklukkan Syria. Dia sampai di kota Sawa, menghadapi perlawanan dan sore harinya kota itu pun takluk dan bersedia membayar jizyah (semacam pajak untuk tanah taklukan. Tapi pajaknya nggak memberatkan seperti sekarang. Tentang jizyah bisa dilihat di kitab al-Amwal fi Daulah al-Khilafah karangan Syaikh Abdul Qadim Zalloum). Di hari yg sama dia bergerak ke kota Aarak dan kota itu bersedia membayar jizyah. Besoknya Khalid bergerak ke kota Tarmad yg kemudian menyerah juga. Kota Sakhna dan Qadma bersedia membayar Jizyah. Esok harinya kota Qarteen dan Hawwareen ditaklukkan, setelah Pertempuran Qarteen dan Pertempuran Hawwareen. Setelah menaklukkan kota2 itu Khalid bergerak ke Damaskus. Setelah 3 hari perjalanan dia sampai di sebuah celah gunung berjarak 20 mil dari Damaskus yg dikenal sebagai Sanita al-Uqab (celah Uqab). Dari sana Khalid bergerak menjauhi Damaskus menuju sisa pasukan Islam yg berada di perbatasan Syria-Arabia. Di Maraj al-Rahab, Khalid mengalahkan pasukan Ghassanid Arab Kristen dalam sebuah pertempuran pendek di Maraj al-Rahit. Dia menjauhi benteng Romawi di Damaskus menuju kota Basra. Khalid sampai di Basra setelah tiga hari dan ketika sampai di sana dia menemukan 4000 pasukan muslim sedang bertempur melawan pasukan Romawi di bawah komando Sharjeel ibn Hasana. Segera setelah Khalid dan 9000 pasukannya sampai di sana, pasukan Romawi mundur dan membatu di benteng mereka. Setelah beberapa hari mereka keluar juga dari benteng dan dikalahkan di Pertempuran Bassorah, mundur lagi ke benteng dan kemudian menyerah. Sebanyak 130 orang prajurit muslim syahid pada saat itu (pertengahan Juli tahun 634 M).
Pasukan muslim kemudian mendengar sedang disusunnya pasukan Romawi di Ajnadayn sebanyak 90.000 personel. Sementara seluruh pasukan muslim hanya berjumlah 32.000 personel. Khalid mengalahkan Romawi di pertempuran Ajnadayn pada tanggal 30 Juli 634 M. Setelah satu minggu Khalid bergerak ke Damaskus, dan di perjalanan dia mengalahkan pasukan Romawi yg lain di Pertempuran Yakosa (Agustus 634 M). Tomur, menantu Kaisar Heraklius, mengirimkan pasukan untuk menghentikan Khalid, tapi mereka juga dikalahkan di pertempuran Maraj al-Safar pada tanggal 19 Agustus 634 M. Dia mengalahkan pasukan Romawi di Sanita al-Uqab. Esoknya Khalid sampai di Damaskus dan mengepung kota itu selama sebulan. Pasukan Khalid mencegah pasukan Romawi mengahancurkan pengepungan dan pada tanggal 18 September 634 M Damaskus ditaklukkan.
Bizantium diberi waktu 3 hari untuk pergi sejauh-jauhnya dengan membawa serta keluarga dan segala harta benda atau tetap tinggal di Damaskus dengan membayar jizyah. Setelah 3 hari, pasukan Khalid menyerang Romawi di pertempuran Maraj al-Debaj. Saat pengepungan Damaskus itu Abu Bakr wafat dan Umar ibn al-Khatab naik jadi Khalifah. Umar menurunkan jabatan Khalid dan mengangkat Abu Ubaida ibn al-Jarrah sebagai panglima angkatan bersenjata. Sementara umat Islam bertanya-tanya kenapa panglima angkatan bersenjata berprestasi seperti Khalid malah diturunkan pangkatnya. Umar sendiri kemudian menyampaikan alasannya secara pribadi kepada Khalid di kemudian hari. Bahwa ternyata Umar takut kaum muslimin menganggap bahwa kemenangan itu disebabkan oleh Khalid, dan bukan oleh pertolongan Allah atas mereka.
Tak lama setelah diangkatnya Abu Ubaida sebagai Panglima Angkatan Bersenjata, dia mengirim Khalid untuk menyelamatkan pasukan Islam yg terjebak oleh pasukan Romawi di Abu al-Quds. Khalid tiba di sana dan mengalahkan Romawi di pertempuran Abu al-Quds pada tanggal 15 Oktober 634 M. Abu Ubaida mengangkat Khalid sebagai komandan pasukan kavaleri (pasukan berkuda).
Heraklius membangun kembali pasukan untuk menghancurkan pasukan Islam di padang rumput Fahal. Pasukan Islam berangkat ke Fahal dengan Khalid sebagai komandan pasukan berkuda. Sampai di sana lebih dahulu dan mengalahkan pasukan Bizantium di Pertempuran Fahal pada tanggal 13 Januari 635 M.
Abu Ubaida mengirim Khalid untuk menaklukkan utara Syria. Khalid mengalahkan Romawi di sana dan mendapatkan banyak tawanan. Tawanan2 itu menginformasikan kepadanya bahwa Heraklius sedang menyiapkan upaya terakhir untuk mengambil kembali Syria. Sekitar 200 ribu tentara akan datang untuk mengambil kembali wilayah mereka. Segera setelah mendengar info itu, Abu Ubaida memanggil bawahan2nya termasuk Khalid. Khalid mengusulkan untuk memanggil seluruh kekuatan pasukan Islam dan mengarahkan semuanya ke padang rumput Yarmouk untuk bertempur. Abu Ubaida memerintahkan seluruh komandan pasukan di area2 taklukan untuk keluar dari sana, mengembalikan jizyah kepada penduduk dan segera ke Yarmouk. Pasukan Heraklius pun bergerak ke Yarmouk. Pasukan Islam tiba di sana pada bulan Juli 636 M. Seminggu atau dua minggu kemudian pasukan Heraklius tiba di sana. Belum terjadi apa2 sampai minggu ketiga bulan Agustus hingga Pertempuran Yarmouk dimulai. Abu Ubaida menyerahkan seluruh komando kepada Khalid dan pada bukan Oktober tahun 636 M pasukan Romawi dikalahkan.
Selanjutnya pasukan Islam dibawah pimpinan Khalid mengepung Jerusalem selama 4 bulan, dan dengan kawalan Khalid, Khalfah Umar membuka gerbang kota Jerusalem dengan tangannya sendiri, hal itu menandai penaklukan Jerusalem pada bulan April tahun 637 M.
Khalid kemudian menuju Qinasrin dan menaklukannya, kemudian Abu Uabida pun sampai di Qinasrin bulan Juni tahun 637 M. Abu Ubaida dan Khalid kemudian bergerak ke Aleppo. Setelah Pertempuran Aleppo, kota itu akhirnya menyerah pada bulan Oktober 637 M. Abu Ubaida dan Khalid kemudian bergerak ke Antioch. Pasukan Romawi menghadang mereka di dekat sebuah sungai yang di sana terdapat sebuah jembatan besi. Karena itulah pertempuran itu disebut Pertempuran Jembatan Besi.
Pasukan Islam mengalahkan Romawi dan Antioch menyerah pada tanggal 30 Oktober 637 M. Abu Ubaida mengutus Khalid untuk menaklukan kota2 di sekitarnya. Dalam rangkaian pertempuran kecil, Khalid menaklukan Lazkia, Jabla (bukan Jablay), dan Tartus. Seluruh wilayah Munbij ditaklukkan hingga ke sungai Eufrat. Setelah menyelesaikan tugas, Khalid kembali ke Aleppo menemui Abu Ubaida pada bulan Januari 638 M. Beberapa penaklukan ke depan menandai akhir karir militernya.
Karena suatu kesalahpahaman, Khalifah Umar memberhentikannya secara total dari aktivitas militer dan memanggilnya pulang ke Madinah. Di sana Khalifah Umar menjelaskan kenapa dia memberhentikan Khalid, “Aku tidak memberhentikan Khalid karena kemarahanku atau mungkin karena ada ketidakjujuran pada dirinya. Tetapi karena orang terlalu mengagung-agungkannya. Aku takut orang2 akan tergantung kepadanya. Aku ingin semua orang mengetahui bahwa semuanya terjadi karena kehendak Allah, agar tak ada kekacauan di muka bumi ini”.
Khalid ibn al-Walid meninggal dunia di Emesa (Homs) pada tahun 642 M. Dia sebenarnya sangat menginginkan mati di medan perang sebagai syahid, dan kekecewaan yg dalam menghantuinya ketika dia tahu dia akan mati di tempat tidur. Khalid mengungkapkan kekecewaannya: “Aku bertempur di banyak pertempuran mencari kesyahidan. Sampai2 tidak ada tempat di tubuhku ini kecuali di sana ada bekas luka karena tombak, pedang atau belati. Dan sekarang di sinilah aku, sekarat di atas tempat tidur seperti matinya seekor unta tua. Semoga mata orang2 pengecut tak pernah tidur”.
Kita, orang2 Islam, memiliki pendahulu2 yg luar biasa. Dan kita bangga karena pendahulu2 kita itu. Tapi satu hal yg harus kita sadari adalah, mereka semua jadi seluar biasa itu karena mereka semua melaksanakan Islam. Bukan hidup bebas nggak karuan kaya’ orang2 Islam jaman sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Pegunungan sekitar Tembok Yajuj dan Majuj Danau dekat Tembok Yajuj & Majuj Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis ba...
-
PEMUDA BANI TAMIM SUDAH MUNCUL ? MARI KENALI BANI TAMIM Ucapan Rasulullah SAW tentang Bani Tamim Hadith Nabi SAW : ...
-
Published by Sang karut Amaran - Jika ia di luar akal dan ilmu ..maka anggaplah ia sebagai suatu dongengan ..carilah moral dan pengaj...
-
AMARAN : Artikel ini hanyalah semata-mata hiburan dongeng masa kini ,bersumberkan teropongan khayalan dan angan-angan semata-mata . Jika a...
-
“Akan ada segolongan kaum dari umatku yang menetap di sebuah daerah yang mereka namakan Bashrah, di sisi sebuah sungai yang disebut Dijl...
-
Published by Sang karut Amaran : Ini adalah artikal bersifat dongeng lagi karut ..adalah lebih baik para pembaca mengambil iktibarnya sa...
-
Beberapa tanda-tanda yang menunjukkan awal dari Hari Akhir akan segera Mulai meliputi: 1. Arab Revolutions (Musim Semi Arab) yang dimulai ...
-
Anak Indigo, menjelang akhir jaman kelak mereka akan direkrut untuk bergabung dengan pasukan pendukung Imam Mahdi. Benarkah itu? Sebuah...
-
“Akan ada segolongan umatku yang tetap atas Kebenaran sampai Hari Kiamat dan mereka tetap atas Kebenaran itu.” HR. Bukhari dan Musli...
-
Amaran : Berhati-hatilah ketika membaca kisah dongeng lagi karut ini ....hamba tidak memaksa para pembaca mempercayainya ..jika ada penga...
No comments:
Post a Comment