Perang Suci di Akhir Zaman, dan Tewasnya Panglima Garda Revolusi Iran Jenderal Hamdani di Aleppo
ALEPPO (voa-isla.com) - Panglima Garda Revolusi Iran telah
tewas di dekat Aleppo, di mana ia berperan sebagai penasihati pasukan
tentara Suriah, saat berkecamuknya pertempuran yang sangat dahsyat
melawan pejuang Daulah Islamiyah (IS), kata seorang pejabat Iran,
Jum'at, 9/10/2015.
Jenderal Hussein Hamedani tewas pada hari Rabu, kata pernyataan itu.
Di mana Jenderal Hamedani adalah sekutu utama kawasan Presiden Suriah
Bashar al-Assad. Hamedani telah berulangkali terjun dalam kancah
perang di Suriah menghadapi para pejuangn Islam yang menginginkan
penggulingan Bashar al-Assad. Iran adalah sekutu utama Bashar al-Assad,
dan telah memberikan dukungan militer dan ekonomi selama perang empat
tahun Suriah.
Sementara itu, milisi Hesbullah selama perang yang berlangsung hampir
empat tahun, sudah kehilangan 15.000 anggotanya yang tewas di Suriah.
Di Lebanon kelompok Syiah, terutama para pendukung Syiah Hesbulah
menolak dan menentang pengiriman milisi Hesbullah ke Suriah ikut
bertempur melawan IS. Mereka sudah merasakan pahitnya berperang di
Suriah.
Di tengah kabar tewasnya Jenderal Hussien Hamedani itu, Rusia terus
melancarkan serangan udara, darat, dan serangan dari kapal induk yang
berada di pantai Latakia. Kapal induk Rusia sudah menembakkan puluhan
rudal jelajah yang diarahkan ke posisi-posisi para pejuang Islam,
terutama di Aleppo dan Raqa.
Perang di Suriah menjadi tanda-tanda 'perang akhir zaman'. Perang
antara kaum kafir musyrik Yahudi dan Nasrani melawan kaum Mukminin yang
berjuang ingin menegakkan panji tauhid. Tak kurang pemimpin Kristen
Ortodok Rusia, mengatakan bahwa perang yang dijalankan oleh Presiden
Rusia Vladimir Putin itu, sebagai 'Perang Suci' (Holy War).
Suriah yang dikenal sebagai 'Biladus Syam', yang mencakup wilayah
Jordania, Suriah, dan Palestina, sekarang terjadi pergolakan yang sangat
dahsyat. Bukan hanya di Suriah terjadi peperangan antara kafir musyrik
(Yahudi, Kristen, dan Majusi/Syiah), tapi sekarang terjadi
berkecamuknya perang antara Yahudi dan para Mujahidin Palestina di
Yerusalem, dan sangat luar biasa.
Sekarang sudah lengkap bukan hanya di tanah Suriah darah Mujahidin
tertumpah, tapi juga di Palestina, khususnya di Yerusalem. Di mana para
Mujahidin dengan 'batu' melawan pasukan Zionis yang berusaha
menghancurkan tempat suci umat Islam, yaitu al-Aqsha. Perang yang sangat
luar biasa antara pasukan Zionis dengan Mujahidin, dan terus akan
berlangsung sampai akhir zaman, dan dapat mengalahkan Zionis.
Sekarang seluruh kekuatan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) sudah
'tumplek blek' (secara total) berada di medan perang di bumi 'Bilandus
Syam", dan berhadap-hadapan dengan para Mujahidin yang menghararpkan
kematian yang penuh kemuliaan, yaitu sebagai 'martyr' (syuhada). Para
Mujahidin berlomba-lomba menyongsong para kafir musyrik (Yahudi dan
Nasrani), yang ingin menghancurkan negeri Muslim, 'Bilandus Syam',
termasuk al-Aqsha.
Jadi hakekat perang yang terjadi di Suriah, Irak, dan Palestina,
sejatinya hanyalah skenario atauh kehendak Allah, dipertemukan antara
kekuatan kafir musyrik dengan para pejuang Islam, para Mujahidin. Ini
bagian dari perjuangan menjelang datangnya akhir zaman. Dengan
tanda-tanda kekalahan kafir musyrik oleh orang-orang Mukmin. Mari kita
songsong kafir musyrik, dan kita kalahkan mereka. Wallahlu'alam.
-
See more at:
http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/10/09/39698/perang-suci-di-akhir-zaman-dan-tewasnya-panglima-garda-revolusi-iran-jenderal-hamdani-aleppo/#sthash.VV0tcfJb.KSzAFe0G.dpuf
Perang Suci di Akhir Zaman, dan Tewasnya Panglima Garda Revolusi Iran Jenderal Hamdani di Aleppo
ALEPPO (voa-isla.com) - Panglima Garda Revolusi Iran telah
tewas di dekat Aleppo, di mana ia berperan sebagai penasihati pasukan
tentara Suriah, saat berkecamuknya pertempuran yang sangat dahsyat
melawan pejuang Daulah Islamiyah (IS), kata seorang pejabat Iran,
Jum'at, 9/10/2015.
Jenderal Hussein Hamedani tewas pada hari Rabu, kata pernyataan itu.
Di mana Jenderal Hamedani adalah sekutu utama kawasan Presiden Suriah
Bashar al-Assad. Hamedani telah berulangkali terjun dalam kancah
perang di Suriah menghadapi para pejuangn Islam yang menginginkan
penggulingan Bashar al-Assad. Iran adalah sekutu utama Bashar al-Assad,
dan telah memberikan dukungan militer dan ekonomi selama perang empat
tahun Suriah.
Sementara itu, milisi Hesbullah selama perang yang berlangsung hampir
empat tahun, sudah kehilangan 15.000 anggotanya yang tewas di Suriah.
Di Lebanon kelompok Syiah, terutama para pendukung Syiah Hesbulah
menolak dan menentang pengiriman milisi Hesbullah ke Suriah ikut
bertempur melawan IS. Mereka sudah merasakan pahitnya berperang di
Suriah.
Di tengah kabar tewasnya Jenderal Hussien Hamedani itu, Rusia terus
melancarkan serangan udara, darat, dan serangan dari kapal induk yang
berada di pantai Latakia. Kapal induk Rusia sudah menembakkan puluhan
rudal jelajah yang diarahkan ke posisi-posisi para pejuang Islam,
terutama di Aleppo dan Raqa.
Perang di Suriah menjadi tanda-tanda 'perang akhir zaman'. Perang
antara kaum kafir musyrik Yahudi dan Nasrani melawan kaum Mukminin yang
berjuang ingin menegakkan panji tauhid. Tak kurang pemimpin Kristen
Ortodok Rusia, mengatakan bahwa perang yang dijalankan oleh Presiden
Rusia Vladimir Putin itu, sebagai 'Perang Suci' (Holy War).
Suriah yang dikenal sebagai 'Biladus Syam', yang mencakup wilayah
Jordania, Suriah, dan Palestina, sekarang terjadi pergolakan yang sangat
dahsyat. Bukan hanya di Suriah terjadi peperangan antara kafir musyrik
(Yahudi, Kristen, dan Majusi/Syiah), tapi sekarang terjadi
berkecamuknya perang antara Yahudi dan para Mujahidin Palestina di
Yerusalem, dan sangat luar biasa.
Sekarang sudah lengkap bukan hanya di tanah Suriah darah Mujahidin
tertumpah, tapi juga di Palestina, khususnya di Yerusalem. Di mana para
Mujahidin dengan 'batu' melawan pasukan Zionis yang berusaha
menghancurkan tempat suci umat Islam, yaitu al-Aqsha. Perang yang sangat
luar biasa antara pasukan Zionis dengan Mujahidin, dan terus akan
berlangsung sampai akhir zaman, dan dapat mengalahkan Zionis.
Sekarang seluruh kekuatan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani) sudah
'tumplek blek' (secara total) berada di medan perang di bumi 'Bilandus
Syam", dan berhadap-hadapan dengan para Mujahidin yang menghararpkan
kematian yang penuh kemuliaan, yaitu sebagai 'martyr' (syuhada). Para
Mujahidin berlomba-lomba menyongsong para kafir musyrik (Yahudi dan
Nasrani), yang ingin menghancurkan negeri Muslim, 'Bilandus Syam',
termasuk al-Aqsha.
Jadi hakekat perang yang terjadi di Suriah, Irak, dan Palestina,
sejatinya hanyalah skenario atauh kehendak Allah, dipertemukan antara
kekuatan kafir musyrik dengan para pejuang Islam, para Mujahidin. Ini
bagian dari perjuangan menjelang datangnya akhir zaman. Dengan
tanda-tanda kekalahan kafir musyrik oleh orang-orang Mukmin. Mari kita
songsong kafir musyrik, dan kita kalahkan mereka. Wallahlu'alam.
-
See more at:
http://www.voa-islam.com/read/opini/2015/10/09/39698/perang-suci-di-akhir-zaman-dan-tewasnya-panglima-garda-revolusi-iran-jenderal-hamdani-aleppo/#sthash.VV0tcfJb.KSzAFe0G.dpuf
ALEPPO Panglima Garda Revolusi Iran telah tewas di dekat Aleppo, di mana ia berperan sebagai penasihati pasukan tentara Suriah, saat berkecamuknya pertempuran yang sangat dahsyat melawan pejuang Daulah Islamiyah (IS), kata seorang pejabat Iran, Jum'at, 9/10/2015.
Jenderal Hussein Hamedani tewas pada hari Rabu, kata pernyataan itu. Di mana Jenderal Hamedani adalah sekutu utama kawasan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hamedani telah berulangkali terjun dalam kancah perang di Suriah menghadapi para pejuangn Islam yang menginginkan penggulingan Bashar al-Assad. Iran adalah sekutu utama Bashar al-Assad, dan telah memberikan dukungan militer dan ekonomi selama perang empat tahun Suriah.