Bagaimana kiranya jika kita bisa
mendapatkan Syafa’at dari berbagai macam Amalan yang pernah seseorang kerja’an,
baik syafa’at dari amalan membaca Al-Qur’an, syafa’at dari Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam, atau Syafa’at dari para malaikat pada hari kiyamat
nanti. Pada hari kiyamat tidak semua orang bisa mendapat syafa’at kecuali
orang-orang yang di kehendaki Allah saja,
.
dan tidak ada yang menolong seorang
hamba, kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga kita termasuk
hamba-hamba yang akan mendapatkan syafa’at.
.
Kira-kira apa saja yang bisa kita
upayakan untuk sa’at ini agar kita bisa mendapatkan syafa’at di hari kiyamat:
.
1. Tauhid dan mengikhlaskan ibadah kepada Allah serta ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
1. Tauhid dan mengikhlaskan ibadah kepada Allah serta ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
.
Tidak diragukan lagi bahwa tauhid
sebagai penyebab yang paling besar untuk mendapatkan syafa’at pada hari Kiamat.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya: "Siapakah
orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?" Nabi
menjawab :
.
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
.
"Yang paling bahagia dengan
syafa’atku pada hari Kiamat adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa
illallaah dengan ikhlas dari hatinya atau dirinya". [HR Bukhari, no. 99]
.
Ahlu Tauhid akan mendapatkan syafa'at, hal itu di sebabkan karena mereka meng-Esakan Allah dalam ibadahnya, dan
mengikhlaskan ibadah dengan segala macamnya hanya kepada Allah semata. Semakin
kuat keikhlasan seseorang, maka dia berhak mendapatkan syafa’at dari Rasulullah.
.
2. Shalatnya sekelompok orang muslim
terhadap mayit muslim.
.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
مَا مِنْ مَيِّتٍ تُصَلِّي عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلَّا شُفِّعُوا فِيهِ
Artinya:
"Tidaklah seorang mayit
dishalatkan oleh sekelompok orang Islam yang jumlah mereka mencapai seratus,
semuanya memintakan syafa’at untuknya, melainkan syafa’at itu akan diberikan
pada dirinya". [HR Muslim, no. 947, 58].
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَهُمْ اللَّهُ فِيهِ
Artinya:
"Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan Allah akan memberikan syafa’at kepadanya". [HR Muslim, no.948, 59].
"Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan Allah akan memberikan syafa’at kepadanya". [HR Muslim, no.948, 59].
.
seseorang yang ketika wafat, lalu di
shalatkan oleh 100 orang mukmin atau 40 orang mukmin. Maka Allah akan
memberikan syafa’at baginya, tentunya melalui syafa’at dari hamba-hamba
yang di izinkan-Nya, yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
.
3. Shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam.
.
Dari Ibnu Mas’ud, bahwasannya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
.
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ
عَلَيَّ صَلَاةً
.
Artinya:
"Orang yang paling berhak
mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak shalawat
kepadaku" [HR Tirmidzi, no.484, hasan, Syeikh Al-Albani
dalam “Ta’liqur Raghib" berkata: Hadits hasan lighairihi]
.
Dalam riwayat lain, yaitu Hadits Abu
Ad-Darda Radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
.
مَنْ صَلَّى
عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
.
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku di pagi hari 10 kali
dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.”
(HR. ath-Thabrani dan dihasankan oleh imam Al-Mundziri, Al-Haitsami, al-Albani rahimahumullahu.
(Shahihul Jami’ : 6357)
.
Orang-orang yang gemar bershalawat
kepada Rasulullah, maka ia akan mendapat Syafa’at dari Rasulullah. Tentunya
bershalawat yang sesuai tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
.
.
4. Puasa, baik puasa Wajib maupun
puasa Sunnah.
.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُول الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
.
Artinya:
"Puasa dan al Qur`an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa akan berkata : "Wahai, Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya". Sedangkan al Qur`an berkata : "Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya". Maka keduanya pun memberi syafa’at". [HR Ahmad, II/174; al Hakim, I/554; dishahihkan oleh al Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Haitsami, dll. Lihat Majma’uz Zawaid III/181. Dan Tamamul Minnah, hlm. 394]
"Puasa dan al Qur`an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa akan berkata : "Wahai, Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya". Sedangkan al Qur`an berkata : "Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya". Maka keduanya pun memberi syafa’at". [HR Ahmad, II/174; al Hakim, I/554; dishahihkan oleh al Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Haitsami, dll. Lihat Majma’uz Zawaid III/181. Dan Tamamul Minnah, hlm. 394]
.
Amalan Puasa ini pada hari kiamat juga dapat berdo’a dan ia meminta izin
untuk memberikan syafa’at bagi orang yang mengamalkan puasa ketika didunia.
.
5. Senantiasa Berdo’a Berikut ini setelah
adzan
.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
.
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
.
Artinya:
"Barangsiapa yang membaca
ketika mendengar adzan 'Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna ini dan
shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga), dan
keutamaan kepada Muhammad n , dan bangkitkan beliau, sehingga bisa menempati
maqam terpuji yang engkau janjikan'. Maka dia berhak mendapatkan syafa’atku
pada hari Kiamat". [HR
Bukhari no.614, dari Jabir bin Abdillah]
.
Ini juga termasuk amalan yang bisa
mendapatkan syafa’at dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
.
6. Memperbanyak sujud.
.
Disini yang dimaksud memperbanyak
sujud adalah senantiasa mengerjakan shalat wajib dan juga istiqamah dalam
mengerjakan shalat sunnah, karena didalamnya disertai dengan sujud, rukuk,
I’tidal, dll. begitu pula sujud yang dihukumi sunnah seperti sujud Tilawah
ketika membaca ayat – ayat sajdah, dan sujud Syukur ketika mendapatkan
kenikmatan besar dari Allah atau di selamatkan dari marabahaya.
.
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: "Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku,'Mintalah'. Aku berkata,'Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,' kemudian beliau berkata, 'Atau selain itu?' Aku berkata,'Itu saja'. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: "Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku,'Mintalah'. Aku berkata,'Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,' kemudian beliau berkata, 'Atau selain itu?' Aku berkata,'Itu saja'. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
"Tolonglah aku atas dirimu dengan banyak bersujud". [HR Muslim, no.489, 226].
.
Orang yang senantiasa memperbanyak
sujud, maka ia akan mendapatkan Syafa’at dari Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam.
.
Bahkan ada pula yang mendapatkan Syafa’at Dari Para Malaikat Bagi
Orang Yang Memperbanyak Sujud.
.
Dalam hadits Shahihain, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersaba:
…إِذَا فَرَغَ
اللَّهُ مِنَ الْقَضَاءِ بَيْنَ عِبَادِهِ وَأَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ مِنَ النَّارِ
مَنْ أَرَادَ أَنْ يُخْرِجَهُ مِمَّنْ كَانَ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ أَمر الْمَلَائِكَة أَن يخرجُوا من يَعْبُدُ اللَّهَ فَيُخْرِجُونَهُمْ
وَيَعْرِفُونَهُمْ بِآثَارِ السُّجُودِ وَحَرَّمَ
اللَّهُ تَعَالَى عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُودِ…
Artinya:
“Apabila Allah telah selesai memutuskan diantara hamba-hambanya,
dan Allah ingin mengeluarkan hamba-hambanya yang terjatuh ke Neraka bagi hamba
yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya kepada Allah
(maksudnya Ahli Tauhid), Allahpun memerintahkan para malaikat-Nya untuk
mengeluarkan hamba-hamba yang menyembah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, maka
para malaikat mengeluarkan mereka dari Neraka. Malaikat mengetahui
tanda-tandanya dari bekas-bekas sujud dari anggota badannya. Dan Allah juga
telah mengharamkan api neraka untuk tidak memakan bekas-bekas sujud dari
anggota badan para hambanya. (Shahih,
HR. Bukhari (7437), Muslim (182)).
.
7. Membaca al Qur`an,
mentadabburinya, dan mengamalkan isinya.
.
Dari Abi Umamah bahwasannya dia
mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
.
"Bacalah al Qur`an.
Sesungguhnya al Qur`an akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at
bagi sahabatnya…" [HR
Muslim, no.804].
.
Amalan Al-Qur’an ini pada hari kiyamat dapat berdo’a dan akan memberikan
syafa’at pada pelakunya.
.
Yang dimaksud para sahabat al
Qur`an, mereka adalah orang-orang yang membacanya, mentadabburinya, dan
mengamalkan isinya.
.
8. Tinggal di Madinah, sabar tehadap
cobaannya, dan mati disana.
.
Abu Sa’id pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
.
لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا
لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا
.
Artinya:
"Tidaklah seseorang sabar
terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan
syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang
muslim" [HR Muslim, no.1374, 477; dari Abu
Sa’id al Khudri].
.
لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا
لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا
.
Artinya:
"Tidaklah seseorang dari umatku
sabar terhadap cobaan Madinah dan kesusahannya, kecuali aku akan memberikan
syafa’at padanya atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat". [HR Muslim, no.1378, 484; dari Abu Hurairah].
.
مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا
مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا
.
"Barangsiapa yang ingin mati di
Madinah, maka matilah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafa’at bagi orang
yang mati disana". [HR
Ahmad, II/74,104; Tirmidzi, no.3917; Ibnu Majah, no.3112; Ibnu Hibban, no.
3741, dari Ibnu Umar. Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan shahih"].
.
Jadi, Orang Mukmin yang tinggal di
Kota Madinah, mereka akan mendapat Syafa’at dari Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam. Tentunya semuanya atas izin Allah.
.
Sebagian orang berpendapat, bahwa di
antara sebab-sebab untuk bisa mendapatkan syafa’at adalah dengan ziarah ke
kubur Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berdalil
dengan hadits-hadits yang palsu, dan sama sekali tidak ada asalnya dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam. Seperti hadits palsu: barangsiapa yang ziarah ke
kuburku, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku, dan masih banyak lagi yang
lain.
.
Mudah-mudahan kita termasuk orang
yang mendapatkan syafa’at, baik dari Syafa’at yang berkaitan amalan amalan kita
(seperti amalan puasa, bacaan Al-Qur’an), syafa’at dari malaikat maupun
syafa’at dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. pada hari
Kiamat nanti.
No comments:
Post a Comment