APAKAH peta dunia 50 tahun yang akan datang akan sama dengan yang ada sekarang? Jawabannya, tidak akan sama, insya Allah. Ambrukanya gedung WTC dan “perang terhadap terorisme” yang dilancarkan pemerintah AS telah menjadi mail stone (titik tolak) perubahan peta dunia. Sekarang kita sedang berada dalam proses perubahan tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan dan pergeseran perimbangan kekuatan di dunia.
Sebagai Mukmin yang meyakini alam ini di dalam gemgaman Allah dan tidak satupun peristiwa luput dari ilmu-Nya atau terjadi begitu saja tanpa hikmah, maka kita dituntut untuk memahaminya agar kita tidak blank dan akhirnya kebingungan di hadapan setiap peristiwa alam mauapun sosial yang terjadi di hadapan mata. Sebab itu, Allah menganjurkan kita untuk mempelajari serta merenungi sesuatu melalui fenomena-fenomena yang ada agar kita bisa membaca apa sebenarnya yang sedang terjadi dan kemana arah dan tujuannya di masa datang.
Sebagai contoh, sekitar tahun 1992, Samuel Huntington, seorang pakar ilmu politik AS meluncurkan tesis yang sangat menghebohkan berjudul “Clash Civilization” (benturan peradaban). Kemudian tahun 1998 ia meluncurkan sebuah buku dengan judul : The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia). Isinya memperkirakan terjadinya perbenturan antarbudaya (baca : Yahudi-Nasrani yang diwakili Barat dengan Islam yang mewakili Timur).
Prediksi Samuel persis seperti yang kemudian terjadi setelah peristiwa 11 September 2001. Berbekal kerangka buku ini banyak orang melihat perang menumpas terorisme sebagai perbenturan kebudayaan Barat dan Timur (baca : Kristen-Yagudi VS Islam), sesuai kerangka pikir yang dituliskan Huntington. (Wikipedia bahasa Indonesia).
Tahun 1994 penulis meluncurkan sebuah buku dengan judul :Dunia Islam Versus Tata Dunia Baru yang isinya merespon tesis Samuel Huntington tersebut dengan menjelaskan akar persoalan terjadinya benturan budaya yang dimaksud Samuel. Berbagai fakta yang terjadi saat itu khususnya Jihad Afganistan dan Intifadhah Palestina yang muncul pertama kali Desmber 1988 dan bagaimana sikap politik AS terhadap kedua peristiwa tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa politik luar negeri AS sangat sinis dan benci kepada Islam dan gerakan Jihad yang lahir dari rahim Jihad Afghanistan yang sudah berhasil menarik simpati jutaan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia. Pada waktu yang sama AS sangat berpihak kepada agresi dan penjajahan bangsa Yahudi atas negeri Palestina yang jelas-jelas milik Umat Islam sejak pertama kali bergabung menjadi bumi Islam di zaman Khalifah kedua Rasulullah, yakni Umar Ibnul Khattab.
Di samping itu, tanpa dinyana, peristiwa revolusi di berbagai wilayah Arab dan Afrika Utara yang dinamakan dengan Arab Spring yang telah menunmbangkan hampir semua penguasa boneka AS dan Yahudi di kawasan Arab dan Afrika Utara sejak empat tahun belakangan menambah pekerjaan rumah AS sehingga harus bekerja keras mencari ganti para penguasa boneka baru. Kalau tidak, pemimpin-pemimpin Islam anti pendudukan Yahudi atas Palestina yang sudah berjalan sejak 1948 dan anti imperialismne Barat atas sejengkal bumi Islam manapun akan bermunculan seperti yang terjadi di Mesir saat Muhammad Mursi memenangkan kursi kepresidenan melalui Pemilu dua tahun lalu.
Sebab itu, Mursi hanya diberi waktu sekitar satu tahun saja dan harus dikudeta dan dimasukkan ke dalam penjara dengan tuduhan-tuduhan yang keji dan memutarbalikkan fakta dan digantikan oleh As-Sisi.Terakhir terkuak rahasia bahwa junta militer As-Sisi yang mengkudeta ternyata adalah sahabat karib pemerintahan Israel yang secara otomatis juga menjadi sahabat AS dan beberapa pemimpin boneka Arab lainnya. Wajar saja, kalau As-Sisi sekarang terlibat secara langsung pembantaian kaum Muslimin di Gaza bersama sahabatnya Benjamin Netanyahu.
Kekuatan Islam 50 Tahun Yang Akan Datang
Sesungguhnya peristiwa yang kita saksikan hari ini, khususnya di Irak, Yaman dan Negeri Syam yang mencakup Palestina, Suriah, Libanon dan Jordania merupakan kelanjutan peristiwa sebelumnya, khususnya gerakan Jihadi di Afghanistan yang dimulai akhir 1979. Dua puluh tahun Jihad Afghanistan bukan hanya berhasil merontokkan satu dari dua Negara adidaya di dunia saat itu, yakni Uni Soviet, akan tetapi berhasil mengembalikan rahasia kekuatan dan kemuliaan umat Islam yang sudah lama hilang, yakni JIHAD. JIHAD inilah yang paling ditakuti musuh Islam dan umat Islam yang belum faham Islam, sejak dari zaman Nabi Muhammad sampai hari kiamat nanti.
Fakta menunjukkan bahwa JIHAD Afghanistan telah berhasil melahirkan ratusan ribu personil Mujahid. Para Mujahidin juga berhasil menyebar ke berbagai wilayah penjuru dunia Muslim yang sedang tertindas seperti Bosnia Herzegovina, Chechnya, Kashmir, Phlipina Selatan dan bahkan negeri Syam, khususnya Palestina dan Suriyah, termasuk Irak dan Yaman serta sebagian Afrika. Akademi Jihad Afghanistan pulalah yang membuat pasukan Amerika dan sekutu porak poranda ketika memerangi Taliban dan Al-Qaedah di Afgnanstan, Irak dan Yaman.Bahkan berdasarkan pengamatan intelijen Barat pula, bahwa spirit JIHAD dan Mujahidin itu sesungguhnya telah menelusup pula masuk ke negeri AS dan berbagai kawasan Eropa lainnya.
Kekuatan Jihad Afghanistan telah memalukan dan memporak-porandakan Uni Soviet dalam kurun waktu relatif singkat, yakni sekitar 20 tahun saja.Sebagai salah satu dari dua negara adidaya yang terkenal perkasa, porak poranda di tangan Mujahidin Afghan. Negara adidaya berikutnya dan yakni Amerika Serikat akan porakporanda selama 20 tahun pula, insya Allah, di tangan Mujahidin Taliban dan Al-Qaedah di Afganistan, Irak, Yaman dan negeri Syam lainnya.
Jika kita hitung 20 tahun itu dari sejak agresi AS ke Afghjanistan Oktober tahun 2001 dan kemudian ke Irak bulan Maret tahun 2003, maka umur adidaya AS akan berakhir sekitar akhir tahun 2021 atau 2023, sekitar 7 sampai 10 ahun lagi insya Allah. Apabila prediksi ini terjadi, maka saat itulah peta dunia akan berubah dari apa yang kita saksikan sekarang ini.
Peta Perjalanan Gerakan Dakwah dan Jihad VS Kekutan Kafir Dunia (AS dan Uni Soviet)
Agar memudahkan kita memahami pergesaran dan perubahan peta dunia dalam 50 tahun yang akan datang, perlu tigal hal utama yang perlu diketahui. Pertama, para pelaku sejarah atau pihak-pihak yang terlibat konflik. Kedua, letak kawasan konflik. Ketiga, komparasi situasi dan kondisi sekarang dengan yang akan datang.
Terkait dengan para pelaku sejarah atau pihak-pihak yang terlibat konflik ialah kelompok Barat anti Islam yang direpresentasikan Amerika, Yahudi dan sekutu versus umat Islam yang direpresentasikan kaum Mujahidin yang berjuang di seluruh penjuru bumi Islam yang tertindas saat ini. Sedangkan letak kawasan utama konflik sesuai hadits-hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallah adalah di Irak, Yaman dan negeri Syam (Palestina, Suriyah, Libanon dan Jordania).
Sedangkan komparasi situasi dan kondisi sekarang dengan 50 tahun yang akan datang dapat dilihat seperti yang tercantum sebagai berikut :
Penutup
Ini hanyalah sebuah prediksi yang didasari tiga landasan seperti yang dijelaskan di atas. Yang pasti kita lihat saat ini ialah, dunia ini sedang mengalami perubahan yang mendasar. Perimbangan kekuatan sudah bergeser dari Barat yang direpresentasikan Amerika dan sekutunya versus Timur yang direpresentasikan eks Uni Soviet menjadi Barat versus Islam dan umat Islam.
Saat ini kita juga menyaksikan pertarungan antara Barat yang direpresentasikan AS versus Islam dan umat Islam yang direpresentasikan berbagai kekuatan Jihad, khususnya di Irak, Yaman dan negeri Syam sudah mulai berimbang, termasuk kekuatan Mujahidin Palestina versus Yahudi.
Sebab itu, dalam 50 tahun ke depan dunia akan dikejutkan oleh kekuatan umat Islam yang dimainkan para Mujahidin di hadapan kekuatan dunia yang disebut Rasulullah sebagai kekuatan Romawi dengan 80 benderanya yang akan bertempur dalam sebuah perang besar akhir zaman dengan nama “ Al-malhamatul Kubro”. Sedangkan lokasi kejadiannya adalah di negeri Syam (Palestina, Suriyah, Libanon dan Jordania).
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
رواه أبو داود وأحمد وابن حبان والحاكم
والبيهقي من حديث عبد الله بن حوالة رضي الله عنه.: سيصير الأمر إلى أن
تكون جنود مجندة: جند بالشام، وجند باليمن، وجند بالعراق. فقال ابن حوالة:
خر لي يا رسول الله إن أدركت ذلك، فقال: عليك بالشام، فإنها خيرة الله من
أرضه، يجتبي إليها خيرته من عباده، فأما إن أبيتم فعليكم بيمنكم واسقوا من
غُدرِكم فإن الله توكل لي بالشام وأهله. وصححه الحاكم والذهبي وقال
الألباني في تحقيقه لكتاب” فضائل الشام” : صحيح جدا
Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi meriwayatkan
sebuah hadits dari Adullah Bin Hawalah radhiyallahu ‘anhu :(Rasul
berkata) : Perkara (umat) ini akan sampai kepada terbentuknya beberapa
pasukan yang terlatih. Satu pasukan di Syam, satu lagi di Yaman dan satu
lagi di Irak. Maka Ibnu Hawalah berkata : Pilihkan untukku wahai
Rasulullah jika aku menemukan kondisi seperti itu? Maka Rasul menjawab :
Hendaklah engkau di Syam, karena Syam itu bumi pilihan Allah, digiring
kepadanya hamba-hamba-Nya yang terbaik (di akhir zaman). Jika kalian
tidak mau, maka hendklah di Yaman dan minumlah dari air
telaganya.Sesungguhnya Allah menjamin bagiku negeri Syam dan
penduduknya. (Hadits ini shaheh menurut Al-Hakim, Adz-Zahabi dan
Al-Albani dalam kitab Fadhoilu Asy-Syam).Oleh: Fathuddin Ja’far MA
http://www.infoberkah.com/2016/02/akhirnya-terungkap-pemimpin-isis.html
ReplyDelete