PASUKAN PANJI HITAM THE BLACK BANNER

Thursday, March 12, 2015

Antara ISIS, dan Nubuat Sayyidina Ali ra

Menyeret agama ke ranah politik dengan menggunakan simbol-simbol agama berikut ajarannya demi kepentingan kelompoknya, dan dipihak yang lain melakukan kekerasan atas nama agama atau radikalisme agama adalah dua fenomena yang semakin hari semakin nampak di hadapan kita.
Tapi dari dua fenomena tersebut yang paling menarik perhatian saya adalah masalah radikalisme agama, khususnya apa yang telah (dan sedang) terjadi di Timur Tengah saat ini, hingga negeri tercinta kita, Indonesia.
Belum lama ini, tidak sedikit media massa baik cetak maupun elektronik yang menampilkan berita-berita dalam bentuk tulisan maupun video tentang kelompok militan bersenjata yang telah melakukan banyak kekejian dan kekejaman di Suriah dan Irak. Mereka meneriakkan “takbir” dengan belati digenggamannya sambil menggorok leher kaum Muslimin yang tak berdosa, bahkan kita mendapatkan berita tentang 13 ulama Islam Ahlussunah yang tidak luput dari kekejaman mereka di sana.

Tidak perlu saya sebut lagi siapa mereka, bagaimana ciri mereka, apa nama kelompok mereka dan “who is the creator“. Kita ketahui mereka “bertauhid dan bersyahadat”, dan katanya mereka ingin menegakkan negara “Khilafah Islam” berdasarkan “Alquran dan Assunnah”.
Negara Khilafah Islam seperti apa dan Alquran dan Assunnah yang mana sampai mereka harus menghancurkan tempat-tempat ibadah seperti masjid-masjid dan gereja-gereja dan membantai orang-orang yang juga bersyahadat di sana dengan kesadisan tingkat tinggi?! Dan kabar yang terakhir adalah dihancurkannya makam para Nabi dan para Wali. Oh ya, ada juga berita yang mengabarkan bahwa salah satu pemimpin mereka mengancam akan menghancurkan Ka’bah.
Di Indonesia, ternyata tidak sedikit juga orang-orang di beberapa daerah yang belum lama ini juga terjangkit “wabah” radikalisme ini dan mendukung secara terang-terangan dengan mengadakan acara deklarasi bai’at kepada pemimpin kelompok tersebut sebagai “Khalifah Islam” yang harus “ditaati”.
Ada sebuah riwayat yang sepertinya sangat dekat dengan gejala atau tanda-tanda tentang kemunculan kelompok tersebut di penghujung zaman ini. Berikut saya petik uraian lengkapnya yang berisi riwayat tersebut yang ditulis oleh penulis Muhammad Muhammadi di dalam bukunya yang berjudul “Kisah-Kisah Bertabur Hikmah – Nahjul Balaghah”. Riwayat tersebut mengambil referensi dari sebuah kitab besar dan terkenal bernama Nahjul Balaghah, yang tidak ada satu mazhab pun yang menolak keistimewaan kitab ini. Riwayat ini menceritakan nubuat tentang kemunculan Sufyani.
“Di antara peristiwa besar pada permulaan kebangkitan Imam Mahdi adalah munculnya Sufyani di Suriah. Ia akhirnya akan mengalami kekalahan di tangan pengikut Imam Mahdi.
Kesimpulan seperti ini banyak disebutkan dalam berbagai riwayat. Salah satunya, tentang sifat-sifat Sufyani. Ia berasal dari keturunan Muawiyah. Warna kulitnya merah kekuning-kuningan, tampan, berwibawa, dan selalu mengulang-ulang kalimat, “Ya Rabbi, Ya Rabbi, Ya Rabbi, Ya Rabbi.”
Sufyani adalah manusia kejam. Sampai-sampai, ia tega mengubur hidup-hidup budak wanita yang telah melahirkan anaknya. Akibat dari semua perbuatannya, ia akan mendapatkan siksa yang pedih di akhirat.
Imam Muhammad Baqir mengatakan, “Kelak, di akhir zaman, akan muncul tiga kelompok pasukan kebatilan di Suriah dipimpin Ashhab, Abqa’, dan Sufyani. Imam Mahdi bersama pasukannya akan bergerak dari Mekkah menuju Suriah untuk memerangi Sufyani dan tentaranya. Namun, di tengah jalan yang dilewati pasukan Sufyani, bumi menjadi terbelah dan menelan mereka semua. Sufyani sendiri akan terbunuh di bawah pohon di Damaskus.”
Sebagian riwayat lain menyebutkan bahwa pohon tersebut sangat tinggi dan mempunyai banyak akar. Ia terletak di daerah Hirah, Yordania. Berdasar riwayat di atas, Sufyani adalah sosok manusia keji yang memiliki kekuatan pasukan yang besar. Ia akan berhadapan dengan pasukan Imam Mahdi di Suriah dan Palestina. Akhirnya, pasukan Sufyani kalah dari pasukan Imam Mahdi.
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib memberitakan tentang kemunculan manusia kejam yang akan menguasai Suriah ini. Mengingat pada bagian awal khutbahnya Imam Ali menceritakan kebangkitan Imam Mahdi, maka sebagian besar ulama, seperti Allamah Majlisi dan Allamah Khui (pensyarah Nahjul Balaghah), berpendapat bahwa pemberitaan Imam Ali adalah mengenai kemunculan Sufyani ini. Pendapat ini tentunya lebih sesuai dengan alur khutbah Imam Ali.
Imam Ali mengatakan, “Seakan-akan saya melihatnya (si penyebar kejahatan) sedang berteriak di Suriah dan sedang mengulurkan panji-panjinya ke sekitar Kufah (Irak). Ia membungkuk kepadanya seperti menggigitnya unta betina. Ia menutupi tanah dengan kepala-kepala (sembelihan). Mulutnya terbuka lebar dan pijakan jejak kakinya di bumi telah menjadi berat. Majunya luas dan serangannya.
Demi Allah, ia akan menyerakkan kalian di sepanjang bumi hingga hanya sedikit dari kalian yang tertinggal, seperti celak di mata. Kalian akan terus seperti ini hingga orang-orang Arab kembali pada kesadarannya. Oleh karena itu, kalian harus bersiteguh pada jalan yang mapan, tanda-tanda yang terang, dan waktu-waktu dini yang mengandung kebajikan, yang langgeng dari kenabian. Hendaklah kalian ketahui bahwa Iblis telah membuat jalan-jalannya menjadi mudah, agar kalian ikut di belakangnya.” (Khutbah ke-137).”
Berbagai gejala alam pertanda akhir zaman semakin tampak dan jelas kasat mata. Lindungilah sanak keluarga kita dari doktrin Islam radikal, Islam teror yang identik dengan paham “jihad” yang salah kaprah, takfirisme (pengkafiran sesama Muslim), dan segala macam bentuk teologi horor yang menganjurkan kekerasan atas nama agama dan atas nama Tuhan. Waspadalah terhadap para ulama dan para ustadz yang hobi melakukan “hate-speech” di atas mimbar-mimbar pengkafiran yang memecah belah persatuan dan persaudaraan sesama umat Islam! Laa hawla wa laa quwwata illa billah

 sumber
 Oleh: Yan Wibisono

No comments:

Post a Comment

Popular Posts