Sebuah tembok dengan panjang beratus kilometer dibangun oleh Zionis Israel. Tembok itu, bukan saja untuk mengamankan Zionis Israel, tapi juga untuk membunuh rakyat Palestina secara perlahan.
16 Juni 2002, sejak saat itu keadaan tak akan pernah sama bagi rakyat Palestina, baik yg Muslim ataupun Kristiani, sejak hari itulah pembangunan tembok apartheid yg memisahkan Palestina mulai dibangun oleh Zionis. Kita nyaris tak pernah tahu bahwa Zionis Israel telah melaksanakan pembangunan tembok yg memisahkan tanah Palestina yg satu dengan yg lainnya.
Israel berencana membangun tembok sepanjang 721 km, dengan tinggi 25 kaki atau hampir 8 meter. Dalam jarak tertentu dibangun sebuah menara pengintai, tempat tentara-tentara Zionis yg biadab berjaga. Sepanjang tembok dipasangi alat pendeteksi suhu tubuh manusia, kamera pengintai infra merah, dialiri listrik dan sniper yg siap memuntahkan peluru-peluru tajamnya.
Hari ini, proyek pembangunan tembok biadab yg memisahkan ayah dengan anaknya, istri dengan suaminya, serta keluarga Palestina, sudah terbangun lebih dari 50%. Sepanjang 80% tembok akan dibangun dan mencaplok tanah Palestina di Tepi Barat. Hanya 20% tembok saja yg dibangun sesuai batas tanah yg ditentukan oleh PBB sejak tahun 1967 silam.
Zionis Israel telah mengeluarkan dana lebih kurang 3,7 miliar US Dollar untuk membangun tembok yg membelenggu rakyat Palestina. Padahal sebesar 230 km persegi yg dicaplok untuk membangun tembok raksasa ini adalah lahan-lahan subur milik Muslim Palestina di tepi Barat. Arti lain dari pencaplokan tanah subur ini adalah semakin tersedotnya sumber air bersih bagi rakyat Palestina.
Sebanyak 60.500 kaum Muslim Palestina yg terpisah-pisah karena pembangunan tembok biadab Israel ini. Tembok ini membentang dan membelah 42 kota dan perkampungan yg dilaluinya. Sebanyak 12 kampung dengan 31.400 orang penduduknya terkepung tanpa bisa kemana-mana, atau diakses oleh siapapun. Makanan tak ada. Obat-obatan pun langka. Selimut untuk menghalau dingin yg menggigit, benar-benar seadanya. Listrik apalagi, jangan pernah ditanya.
Tapi, tak ada satupun dari negara-negara Islam yg membela rakyat Palestina dengan cara menolak pembangunan tembok apartheid yg masih terus berlangsung ini. Tak ada pernyataan dari Organisasi Konferensi Negara-Negara Islam seperti OKI. Mahkamah Internasional di Hague, pada 9 Juli 2004 malah mengakui dan mengakomodasi pembangunan tembok biadab ini dalam hukum internasional. Bahkan PBB mengizinkan proyek pembangunan tersebut dengan alasan menjaga dan melindungi warga Israel dari ancaman. Padahal dalam fakta sebenarnya, rakyat Palestina lah yg membutuhkan penjagaan dan perlindungan dari perlakuan keji Zionis biadab itu. Apakah ini yg disebut keadilan?
Di dalam tembok-tembok yg didirikan itu, berpuluh ribu rakyat Palestina hidup dengan sengsara. Sementara di sisi lain tembok, akan dibangun pemukiman-pemukiman baru warga Yahudi. Berdasarkan perencanaan tata kota Israel, 76% wilayah pemukiman Israel akan dibangun di wilayah tembok tersebut.
Dulu sekali, ketika tembok Berlin masih berdiri, hampir seluruh penduduk dunia seolah-olah memiliki kepedulian yg sama. Mereka ingin tembok yg memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur itu diruntuhkan, karena tidak sesuai dengan rasa perdamaian dan keadilan.
Dulu sekali, ketika Tembok Berlin masih berdiri, negara-negara --termasuk negara-negara Islam di dalamnya-- bersatu padu melakukan berbagai cara, dari yg legal sampai yg ilegal, bahkan konspirasi untuk meruntuhkan tembok tebal tersebut.
Hari ini, reruntuhan Tembok Berlin dijual dan disimpan sebagai souvenir dan prasasti runtuhnya kezhaliman, tumbangnya diktatorian dan menangnya keadilan. Tapi hari ini, semua dunia berdiam diri dengan pendirian Tembok Apartheid Israel yg semakin tinggi dan bertambah panjang saja. Tembok-tembok itu telah memisahkan rakyat Palestina dari keluarganya. Tembok itu telah menghancurkan rakyat Palestina. Anak-anak menjadi bodoh karena terhalang untuk bersekolah. Bahkan setiap hari, bayi-bayi terus mati karena sang ibu yg akan melahirkan harus melewati sekian puluh pos check point yg tidak gampang. Akhirnya, mereka melahirkan di tengah jalan, dan berujung dengan kematian.
Setiap hari, tembok ini semakin panjang dan tinggi. Seharusnya kita bisa melakukan banyak hal untuk menentangnya. Membuat dan mengirim petisi, menandatangani dan mendukung Amnesty International melawan pembangunan tembok biadab tersebut. Atau menggelar pertemuan-pertemuan besar sampai lobby-lobby kecil dengan handai taulan kita untuk memberitahu, bahwa ada tembok setinggi 8 meter dengan panjang 721 kilometer yg membelenggu saudara kita di Palestina.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteini adalah skenario ALLAH swt,saya yakin dan percaya,umat muslim palestina adalah umat muslim yang terpilih,dan kaum khusnul khotimah,amin ya rabb
ReplyDelete